1 |
2025-06-10 |
Yesus Kristus adalah kepastian janji Allah |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 10 Juni 2025. Yesus Kristus adalah kepastian janji Allah. (2Korintus 1:18-22). 1:18 Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak ya dan tidak. 1:19 Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah ya dan tidak, tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada ya. 1:20 Sebab Kristus adalah ya bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan Amin untuk memuliakan Allah. 1:21 Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, 1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 1:18–22: Pertama, Yesus Kristus adalah kepastian janji Allah. Dalam ayat 19 ditegaskan bahwa di dalam Kristus tidak ada ya dan tidak, melainkan hanya ya. Di dalam ayat ini, Paulus pertama-tama menunjukkan sifat manusia sering tidak setia, yang sering menjawab serentak “ya” dan “tidak”. Sebuah sikap pling plang. Sifat ini tidak ada pada Allah. Di dalam Kristus hanya ada “ya”. Hal ini berarti bahwa semua janji Allah tentang keselamatan, kasih, penyertaan, dan kehidupan kekal, semuanya pasti digenapi dalam Yesus Kristus. Dia adalah kepastian dan kegenapan dari semua janji Allah kepada umat-Nya. Seperti yang dikatakan dalam ayat 20: “Sebab Kristus adalah ya bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan Amin untuk memuliakan Allah.” Kedua, Roh Kudus: meterai dan jaminan hidup baru dalam Kristus. Dalam ayat 21–22, Paulus menyatakan bahwa Allah telah meneguhkan, mengurapi, memeteraikan, dan memberikan Roh Kudus di dalam hati kita. Roh Kudus menjadi jaminan atau “uang muka” (jaminan awal/deposito) dari apa yang Allah sediakan bagi kita — yaitu kepenuhan hidup kekal dan kemuliaan bersama-Nya. Roh Kudus menjadi kekuatan yang meneguhkan iman orang percaya dan menjadi tanda bahwa setiap orang percaya adalah milik Allah. Dengan hidup dalam Roh, setiap orang percaya dimampukan untuk tetap setia, bersaksi, dan bertumbuh dalam kekudusan sebagai anak-anak Allah dan anggota tubuh Kristus. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
2 |
2025-06-11 |
Barnabas bersuka cita |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 11 Juni 2025. Pesta wajib Santo Barnabas, Rasul. Barnabas bersuka cita (Kisah Para Rasul 11:21-26. 13:1-3). 11:21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 11:24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 11:25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. 13:1 Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. 13:2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka. 13:3 Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 11:21–26 13:1–3: Pertama, Barnabas bersuka cita. Dalam ayat 23 dikisahkan bahwa Barnabas yang diutus ke Antiokhia bersuka cita: “Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia.” Barnabas melihat sendiri apa yang didengarnya tentang penyertaan Tuhan terhadap jemaat di Antiokhia. “Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan” (ayat 21). Hal ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan jemaat di Antiokhia bukan hasil kekuatan manusia, tetapi karena penyertaan Tuhan. Tuhan bekerja melalui pemberitaan Injil dan kesaksian hidup orang-orang percaya. Kesetiaan dan kerja keras dalam pelayanan tidak akan menghasilkan buah berlimpah tanpa penyertaan dan campur tangan Tuhan. Tuhanlah yang memberi pertumbuhan. Barnabas bersuka cita karena ia boleh menyaksikan karya Tuhan yang nyata. Kedua, taat pada bimbingan Roh Kudus. Dalam 13:2 dikatakan: “Berkatalah Roh Kudus: Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Komunitas orang percaya di Antiokhia hidup dalam penyembahan, doa, puasa dan keterbukaan terhadap bimbingan Roh Kudus. Mereka mendengarkan Roh Kudus dan membiarkan diri dibimbing oleh Roh Kudus. Mereka saling meneguhkan dan saling mendoakan. Mereka berpuasa dan berdoa. Mereka menjalankan misi penginjilan dalam semangat doa dan puasa. Dalam doa mereka mendengarkan bimbingan Roh Kudus dan dengan berpuasa mereka membenah diri, mengendalikan keinginan daging agar tetap fokus pada tugas perutusan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
3 |
2025-06-12 |
Selubung yang menutupi hati |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 12 Juni 2025. Selubung yang menutupi hati (2Korintus 3:15-4:1,3-6). 3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. 3:16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. 3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. 4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. 4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. 4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. 4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: Dari dalam gelap akan terbit terang!, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 3:15–4:6: Pertama, selubung yang menutup hati. Pada ayat 15 dikatakan: “Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka”. Kata-kata ini merupakan penjelasan yang menunjukkan bahwa tulisan-tulisan Musa yang sering dibaca, dan diberitakan di sinagoga-sinagoga Yahudi terdapat selubung yang menutup hati mereka. Selubung yang dimaksudkan Paulus di sini adala selubung kebutaan, ketidaktahuan tentang Kristus, yang telah dinubuatkan oleh Kitab Suci Perjanjian Lama. Selubung yang menutupi hati manusia untuk memahami dan menghalangi perjumpaan sejati dengan Allah. Ketika seseorang membuka hatinya kepada Tuhan, selubung itu diangkat, dan Roh Allah mulai bekerja dalam hidupnya. Roh Tuhan hadir dan memberikan kemerdekaan. Teks ini merupakan undangan kepada setiap orang percaya untuk mengalami transformasi diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya (ayat 18). Proses ini terjadi karena kemuliaan Tuhan yang memancar melalui Roh-Nya ke dalam hati setiap orang percaya. Kedua, dari dalam kegelapan akan terbit terang. Dalam pasal 4:5, Paulus dengan tegas mengatakan bahwa Injil bukanlah tentang diri para pemberita, tetapi tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan. Sebab Allah yang dahulu menciptakan terang dari kegelapan: “dari dalam kegelapan akan terbit terang” (4:6), saat ini menyalakan terang dalam hati setiap orang percaya agar dapat memahami dan memancarkan kemuliaan Allah yang terlihat di dalam Kristus. Pertanyaan bagi setiap kita: Apakah terang Injil bersinar melalui hidup saya? Apakah saya menyadari bahwa terang ini harus dibagi sehingga menerangi orang lain yang masih hidup dalam kegelapan? Renungkanlah! Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
4 |
2025-06-13 |
Harta dalam bejana tanah liat |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 13 Juni 2025. Peringatan wajib Santo Antonius dari Padua. Harta dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7-15). 4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit kami habis akal, namun tidak putus asa 4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. 4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. 4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 4:7–15: Pertama, kekuatan Allah menjadi nyata dalam kelemahan manusia. Dalam ayat 7 Paulus menegaskan: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Paulus sesungguhnya mengungkapkan sebuah paradoks rohani. Harta yang dimaksudkan di sini adalah Injil dan hidup Kristus yang diwartakan kepada segala bangsa. Bejana tanah liat adalah diri Paulus (baca: orang percaya) yang lemah. Paulus dan setiap orang percaya membawa Injil dan hidup Kristus dalam dirinya yang lemah supaya jelas bahwa kuasa yang nyata, yang dilakukan Paulus dalam seluruh kegiatan pewartaaannya berasal dari Allah, bukan dari kekuatannya sendiri. Dengan demikian, Paulus menekankan bahwa meskipun mengalami berbagai penderitaan (ditindas, dihempaskan, dianiaya), Paulus dan juga orang percaya tidak binasa sebab kekuatan Allah sendiri yang melindungi dan menopangnya. Kedua, membawa kematian Yesus dalam tubuh. Dalam ayat 10-11 dikatakan: “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.” Dalam penderitaan yang dialaminya, Paulus menunjukkan bahwa itulah yang dimaksudkan dengan kematian Yesus yang dibawa dalam tubuhnya, agar kehidupan Yesus juga nyata. Penderitaan bukan akhir, melainkan jalan untuk mewartakan kehidupan Kristus yang mengalahkan maut. Melalui penderitaan itu, orang percaya membawa hidup bagi orang lain (ayat 12). Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
5 |
2025-06-14 |
Hidup baru dalam Kristus |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 14 Juni 2025. Hidup baru dalam Kristus (2 Korintus 5:14-21). 5:14 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. 5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. 5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. 5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. 5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 5:14–21: Pertama, hidup baru dalam Kristus. Dalam ayat 14-15, Paulus mengatakan: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” Dalam kedua ayat ini, Paulus menegaskan bahwa kasih Kristus menguasai hidup orang percaya dan membuat orang percaya hidup untuk Kristus, sebab Kristus telah mati untuk semua orang. Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi dasar perubahan hidup orang percaya. Orang percaya mati terhadap dosa dan hidup bagi Kristus. Dalam hidup yang tertebus oleh Kristus ini, orang percaya tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk Kristus. Inilah panggilan untuk hidup sebagai ciptaan baru, di mana yang lama sudah berlalu (ayat 17). Kedua, pelayanan perdamaian. Dalam ayat 18-19 dikatakan: “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.” Di sini, Paulus menegaskan bahwa Allah, melalui Kristus, telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan kini mempercayakan kepada kita pelayanan pendamaian. Di sini, orang percaya disadarkan bahwa dia bukan hanya penerima kasih karunia, tetapi utusan Kristus (ayat 20), membawa pesan: “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.” Allah menjadikan Kristus sebagai korban bagi dosa umat manusia, supaya manusia dibenarkan (ayat 21). Dalam kedua ayat ini, Paulus menegaskan dasar dan inti misionaritas orang percaya yaitu memberitakan rekonsiliasi antara Allah dan manusia. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
6 |
2025-06-15 |
Kasih yang kekal dan relasional |
Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 15 Juni 2025. Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Kasih yang kekal dan relasional (Amsal 8:22-31). 8:22 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. 8:23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. 8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. 8:25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir 8:26 sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama. 8:27 Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, 8:28 ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, 8:29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, 8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya 8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan I hari ini, Amsal 8:22–31 dan kaitannya dengan Hari Raya Tritunggal Mahakudus: Pertama, Hikmat yang kekal. Dalam ayat 22 dijelaskan bahwa Allah menciptakan hikmat atau kebijaksanaan sebagai pekerjaan pertama-Nya. Dalam Amsal 8, terutama perikope yang dibacakan hari ini, hikmat/kebijaksanaan digambarkan sebagai pribadi yang sudah ada sebelum penciptaan yang lain, hadir saat Allah membentuk langit, bumi, dan laut (ayat 22–30). Ia bukan hanya konsep, tapi ada bersama Allah sejak awal, menjadi kesenangan-Nya setiap hari. Kebijaksanaan itu jelas memiliki ciri-ciri ilahi, yang mengatasi segala ciptaan. Kebijaksanaan turut serta mengatur segalanya sehingga tidak kacau balau. Kebijaksanaan lebih tahu dari segala ciptaan, maka pantas dihargai dan dihormati. Kebijaksanaan merupakan kuat kuasa yang tampil dalam segala yang ada, semesta alam. Bagi kita, gambaran ini mengarah secara profetik pada Yesus Kristus, Sang Firman (Logos), yang menurut Yohanes 1:1–3, “Pada mulanya adalah Firman Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Firman ini adalah pribadi kedua dari Tritunggal, yang turut bekerja dalam penciptaan. Kedua, Kasih yang kekal dan relasional. Dalam ayat 30-31 digambarkan hubungan yang penuh kasih, sukacita dan kebersamaan antara kebijaksanaan dengan Allah: “aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan… setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya.” Kebijaksanaan adalah anak kesayangan Allah Sang Pencipta. Ucapan ini mencerminkan relasi kasih dan kesatuan dalam Allah Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh Kudus hidup dalam persekutuan yang kekal, penuh kasih dan sukacita. Hari Raya Tritunggal Mahakudus yang dirayakan hari ini merupakan ajakan untuk merenungkan relasi kasih di dalam diri Allah, yang menjadi teladan dan dasar bagi hidup orang beriman: Allah adalah Kasih, dan setiap orang beriman dipanggil untuk hidup dalam relasi kasih yang sama kasih terhadap Allah dan terhadap sesama. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
7 |
2025-06-16 |
Pelayan Allah yang tangguh dan murni |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 16 Juni 2025. Pelayan Allah yang tangguh dan murni (2 Korintus 6:1-10). 6:1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima. 6:2 Sebab Allah berfirman: Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. 6:3 Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. 6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, 6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa 6:6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik 6:7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela 6:8 ketika dihormati dan ketika dihina ketika diumpat atau ketika dipuji ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, 6:9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati 6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 6:1–10: Pertama, jangan menyia-nyiakan kasih karunia Allah. Dalam ayat 2, Paulus menasehati teman-teman sekerjanya untuk tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah. Kasih karunia Allah merupakan anugerah yang amat besar dan amat berharga, karena itu orang tidak boleh menganggap remeh atau menyia-nyiakannya. Menurut Paulus, hidup sesuai dengan kasih karunia yang telah diterima adalah hidupi dalam ketaatan, dan kesetiaan. Orang percaya yang hidup dalam ketaatan dan kesetiaan akan menghadapi “waktu perkenanan” dan “hari penyelamatan” dengan penuh sukacita. Itulah saat untuk melayani Tuhan dalam ketaatan dan kesetiaan. Kedua, pelayan Allah yang tangguh dan murni. Dalam ayat 3-10, Paulus menggambarkan secara cukup rinci tentang hidup sebagai pelayan Allah. Pelayan sejati tidak mencari kenyamanan, melainkan melayani dengan kesetiaan di tengah penderitaan. Paulus menunjukkan sikap setia seorang pelayan Allah yang tetap berdiri teguh meskipun mengalami penderitaan, hinaan, dan ketidakadilan, sambil terus menjaga hati tetap murni, mengasihi dengan tulus, serta hidup dalam kuasa Roh Kudus. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
8 |
2025-06-17 |
Keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 17 Juni 2025. Keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih (2 Korintus 8:1-9). 8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. 8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. 8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. 8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. 8:6 Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. 8:7 Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. 8:8 Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. 8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 8:1–9: Pertama, kemurahan hati lahir dari kasih karunia. Dalam ayat 3, Paulus memberikan kesaksian tentang kerelaan jemaat di Makedonia untuk memberi: “Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.” Dengkan demikian, jemaat di Makedonia memberi teladan tentang bagaimana kasih karunia Allah mendorong kemurahan hati yang sejati. Walaupun mereka sedang dalam penderitaan dan kemiskinan, mereka tetap memberi dengan sukacita, bahkan melebihi kemampuan mereka, karena mereka lebih dahulu menyerahkan diri kepada Allah. Bagi Paulus, memberi bukan soal jumlah, tapi tentang hati yang telah disentuh oleh kasih karunia. Kemurahan hati sejati merupakan buah dari relasi yang mendalam dengan Tuhan. Kedua, keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih. Dalam ayat 7 Paulus memuji jemaat di Korintus: “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini,” lalu mengajak jemaat Korintus untuk menunjukkan keikhlasan kasih mereka lewat tindakan nyata yaitu pelayanan kasih. Kasih sejati selalu terbukti lewat tindakan. Jika orang percaya mengakui bahwa ia mengenal kasih Kristus, maka pelayanan kasih—baik dalam bentuk waktu, perhatian, atau materi—haruslah menjadi bagian dari hidup setiap orang percaya. Memberi merupakan jawaban kasih terhadap kasih Allah yang terlebih dahulu memberi segalanya bagi kita. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
9 |
2025-06-18 |
Memberi dengan sukacita |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 18 Juni 2025. Memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:6-11). 9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. 9:9 Seperti ada tertulis: Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya. 9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu 9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 9:6–11: Pertama, memberi dengan sukacita. Dalam ayat 6 diktakan: “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” Dalam ayat ini Paulus mengambil prinsip hukum tabur-tuai: siapa yang menabur sedikit, akan menuai sedikit dan siapa yang menabur banyak, akan menuai banyak, untuk menegaskan bahwa pemberian itu harus dilakukan dengan kerelaan hati dan dengan penuh sukacita—bukan karena paksaan. Bukan soal jumlah pemberian, tetapi tentang hati si pemberi. Allah tidak hanya memperhatikan apa yang kita beri, tetapi juga bagaimana kita memberi. Memberi dengan sukacita mencerminkan hati yang mengenal dan percaya akan kebaikan Allah. “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (ayat 7). Kedua, buah kemurahan hati. Orang yang memberi dengan sukacita adalah orang yang murah hati. Dalam ayat 8 dikatakan: “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Allah tidak hanya menuntut kita memberi, tetapi juga menyediakan apa yang kita perlukan untuk memberi. Ia sanggup melimpahkan kasih karunia, mencukupkan kebutuhan kita, dan melipatgandakan hasil dari kemurahan kita, sehingga hidup kita menghasilkan buah-buah kebenaran dan mendatangkan rasa syukur berlimpah kepada Allah. Ketika kita bermurah hati, kita menjadi saluran berkat yang menumbuhkan rasa syukur, bukan hanya bagi penerima, tetapi juga bagi dunia yang menyaksikan kasih Allah yang bekerja melalui kita. Dengan demikian, orang percaya sesungguhnya tidak perlu takut kekurangan—karena Allah sendiri adalah sumber segala sesuatu, baik benih maupun buahnya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
10 |
2025-06-19 |
Waspadai penyesatan rohani |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 19 Juni 2025. Waspadai penyesatan rohani (2 Korintus 11:1-11). 11:1 Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! 11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. 11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. 11:4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. 11:5 Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu. 11:6 Jikalau aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan sebab kami telah menyatakannya kepada kamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. 11:7 Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kamu, karena aku memberitakan Injil Allah kepada kamu dengan cuma-cuma? 11:8 Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu! 11:9 Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengah kamu, aku tidak menyusahkan seorangpun, sebab apa yang kurang padaku, dicukupkan oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagi kamu, dan aku akan tetap berbuat demikian. 11:10 Demi kebenaran Kristus di dalam diriku, aku tegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. 11:11 Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kamu? Allah mengetahuinya. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 11:1–11: Pertama, waspadai penyesatan rohani. Dalam ayat 1-4 Paulus mengingatkan jemaat di Korintus untuk tetap waspada terhadap penyesatan rohani. Paulus menunjukkan kasih dan kecemburuan ilahi terhadap jemaat, karena mereka adalah “perawan suci” yang telah dipertunangkan dengan Kristus. Di sini, Paulus mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan jemaat disesatkan—seperti Hawa diperdaya oleh ular—oleh ajaran palsu, roh yang lain, atau Injil yang berbeda. Untuk itu, Paulus mengajak jemaat di Korintus agar terus menjaga kesetiaan mereka kepada Kristus dengan serius. Kedua, pelayan sejati tidak mengambil keuntungan bagi diri sendiri. Dalam ayat 7-11, Paulus menjelaskan sikapnya yang menolak mengambil keuntungan dari jemaat Korintus, bahkan ia rela merendahkan diri dan ditopang oleh jemaat lain agar ia tidak menjadi beban bagi jemaat Korintus. Ia menekankan bahwa motivasi pelayanannya bukan uang atau kemuliaan pribadi, melainkan kasih yang tulus kepada jemaat. Pelayanan sejati lahir dari kasih, bukan ambisi atau keuntungan pribadi. Dalam dunia yang sering mengukur nilai seseorang dari kekayaan atau pengaruh, sikap Paulus ini merupakan peringatan dan juga ajakan untuk melayani dengan rendah hati, penuh kasih, dan tanpa pamrih. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |