1 |
2025-05-21 |
Keselamatan adalah anugerah |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 21 Mei 2025. Keselamtan adalah anugerah (Kisah Para Rasul 15:1-6). 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan. 15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. 15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ. 15:4 Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. 15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa. 15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 15:1–6: Pertama, keselamatan adalah anugerah Tuhan. Dalam ayat 1 dan ayat 15 dikatakan bahwa orang Yudea dan mereka yang berasal dari golongan Farisi yang telah percaya meminta supaya orang-orang bukan Yahudi harus disunat menurut adat istiadat yang diwariskan Musa agar memperoleh keselamatan. Paulus dan Barnabas dengan tegas menolak pandangan ini. Paulus dan Barnabas mengajak orang percaya untuk menyadari bahwa keselamatan dalam Kristus yang bangkit merupakan pemberian Allah, berkat kasih karunia Allah, bukan karena kepatuhan terhadap hukum atau hasil kerja manusia. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus menegaskan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri” (Efesus 2:8-9). Iman Yesus Kristus yang bangkit menjadi dasar utama. Kedua, pentingnya dialog dan kesatuan dalam menghadapi perbedaan. Ketika terdapat perbedaan pandangan atau pendapat, seperti yang dikisahkan dalam ayat 1 dan ayat 5, para rasul dan para penatua melakukan pertemuan bersama untuk membahas perbedaan pandangan tersebut. Dalam ayat 2 dan ayat 6 dikatakan para rasul dan para penatua bersidang. Pertemuan atau sidang merupakan kesempatan untuk belajar bersama dan untuk memperdalaman iman dalam keterbukaan terhadap Roh Kudus dan karya Allah yang dinyatakan dalam pengalaman pewartaan dan perjumpaan dengan bangsa-bangsa lain. Mereka diresapi oleh semangat kasih akan kesatuan Tubuh Mistik Kristus akhirnya menyelesaikan perbedaan dengan kerendahan hati, keterbukaan dan seturut kehendak Tuhan sendiri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
2 |
2025-05-22 |
Allah mengenal hati manusia |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 22 Mei 2025. Allah mengenal hati manusia (Kisah Para Rasul 15:7-21). 15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. 15:8 Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita, 15:9 dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. 15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? 15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga. 15:12 Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. 15:13 Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: 15:14 Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. 15:15 Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: 15:16 Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh , dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, 15:17 supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, 15:18 yang telah diketahui dari sejak semula. 15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, 15:20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. 15:21 Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 15:7–21: Pertama, Allah mengenal hati manusia. Dalam ayat 8-9, Petrus menegaskan bahwa Allah mengenal hati manusia dan menyucikan hati mereka (orang-orang bukan Yahudi) melalui iman. Setelah Allah menyucikan hati mereka, Allah mencurahkan Roh Kudus kepada mereka sebagaimana Allah mencurahkan Roh Kudus kepada para rasul (ayat 8). Dengan cara itu menjadi jelas bahwa Allah berinisiatip menyelamatkan manusia, siapa pun dia tanpa membeda-bedakan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi. Allah menerima semua orang. Kasih karunia Allah melampaui batas budaya, adat istiada, ras, golongan dan bangsa. Kepada mereka yang beriman, Allah mencurahkan Roh Kudus. Kedua, kebijaksanaan dan kepedulian. Yakobus mengakhiri perdebatan dengan sebuah kesimpulan yang sangat bijak. Dalam ayat 19, Yakobus menekankan sebuah prinsip untuk tidak memberi kesulitan kepada orang-orang bukan Yahudi yang berbalik kepada Tuhan. Dalam ayat 20, Yakobus memberikan pedoman praktis demi kedamaian dan kekudusan hidup bersama mereka yang telah memeluk Allah dengan iman yang benar. Dengan cara itu kesatuan dalam keragaman dapat dipelihara. Iman akan Tuhan Juru Selamat dirawat dan dipupuk untuk terus bertumbuh dengan subur. Pernyataan Yakobus merupakan pernyataan bijak dan penuh kasih yang menjadi inspirasi untuk menjaga kesatuan jemaat yang penuh dengan perbedaan. Kesatuan dalam perbedaan tercipta ketika orang-orang percaya mengutamakan kasih, kesucian, dan saling menghormati. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
3 |
2025-05-23 |
Kualitas seorang utusan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 23 Mei 2025. Kualitas seorang utusan (Kisah Para Rasul 15:22-31). 15:22 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. 15:23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 15:24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 15:25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 15:26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. 15:27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat. 15:30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. 15:31 Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 15:22–31: Pertama, kualitas seorang utusan. Dalam ayat 25-26 dikatakan: “Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus”. Sebuah keputusan yang tidak dapat diragukan karena diputuskan dengan “bulat hati”. Keputusan yang diambil dengan ‘bulat hati’ artinya keputusan tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh, dengan segenap hati, dengan jujur atau dengan lurus hati. Keputusan yang diambil dengan penuh tanggung jawab. Keputusan untuk memilih dan mengutus dua orang yang memiliki kualitas sebagai saksi yang tidak main-main mereka yang telah mempertaruhkan nyawa mereka karena nama Tuhan Yesus Kristus. Di sini ditegaskan keberanian, kesetiaan, ketekunan dalam mewartakan Injil dan dalam memberikan kesaksian. Kedua, peran Roh Kudus dalam pembangunan jemaat. Dalam ayat 28 ditegaskan bahwa keputusan yang dilakukan untuk tidak membebani jemaat dengan tuntutan yang tidak diperlukan merupakan keputusan Roh Kudus dan Jemaat di Yerusalem. Di sini dilukiskan dengan amat jelas peran Roh Kudus dalam pembangunan jemaat perdana. Keputusan yang dipimpin oleh Roh Kudus menghasilkan sukacita “jemaat merasa terhibur dan bersukacita” (ayat 31). Sebuah keputusan yang bijak dan membawa kedamaian serta pertumbuhan jemaat lahir dari doa, kebersamaan, dan tuntunan Roh. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
4 |
2025-05-24 |
Kesediaan berkorban demi efektivitas pelayanan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 24 Mei 2025. Kesediaan berkorban demi efektivitas pelayanan (Kisah Para Rasul 16:1-10). 16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. 16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. 16:4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. 16:5 Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. 16:6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 16:7 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 16:8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. 16:9 Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami! 16:10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 16:1–10: Pertama, kesediaan berkorban demi efektivitas kesaksian. Dalam ayat 3 dikatakan bahwa Paulus menyuruh menyunatkan Timotius, bukan karena sunat merupakan syarat keselamatan, tetapi demi menghindari Timotius supaya dia tidak dijadikan batu sandungan bagi orang-orang Yahudi di daerah pelayanan mereka. Timotius rela untuk disunat. Kerelaan Timotius menitipkan pesan bagi orang-orang beriman bahwa di dalam karya pelayanan, kesaksian sering menuntut pengorbanan pribadi demi menjangkau orang lain dan demi efektivitas kesaksian atau pelayanan. Kedua, peka terhadap tuntunan Roh Kudus. Dalam ayat 6 dikisahkan bahwa Roh Kudus mencegah Paulus dan Silas untuk mewartakan Injil di Asia. Selanjutnya dalam ayat 7 Roh Kudus juga tidak mengizinkan mereka mewartakan Injil di Bitinia. Namun, Allah kemudian memberi arahan melalui penglihatan untuk pergi ke Makedonia (ayat 9–10). Kisah ini memberi pesan bahwa pelayanan yang berhasil bukan hanya soal strategi dan semangat, tetapi kepekaan pada bisikan Roh Kudus dan ketaatan pada pimpinan Tuhan sendiri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
5 |
2025-05-25 |
Tegas dan bertanggung jawab |
Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 25 Mei 2025. Tegas dan bertanggung jawab (Kisah Para Rasul 15:1-2 22-29). 15:1 Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan. 15:2 Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. 15:22 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. 15:23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. 15:24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. 15:25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, 15:26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. 15:27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. 15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 15:1–2 22–29: Pertama, tegas dan bertanggung jawab dalam menjaga kemurnian ajaran. Dalam ayat 1 dikisahkan bahwa orang-orang Yudea datang ke Antiokhia dan mengajar para murid yang baru mengiman Tuhan bahwa mereka harus disunat agar memperoleh keselamatan. Paulus dan Barnabas membantah mereka. Setelah mereka bersidang para rasul dan penatua di Yerusalem mengirim utusan resmi untuk menyampaikan keputusan yang jelas dan menguatkan jemaat. Dengan demikian para rasul dan para penatua sebagai pemimpin rohani bertindak dengan penuh tanggung jawab untuk melindungi umat dari kebingungan dan penyesatan. Pengalaman ini sesungguhnya menjadi inspirasi bagi setiap orang percaya bahwa dalam kehidupan hariannya Tuhan memanggilnya untuk menjadi penjaga iman yang aktif dan bertanggung jawab. Kedua, komunikasi terbuka dan jelas menghasilkan damai dan sukacita. Setelah bersidang para rasul dan para penatua di Yerusalem tidak hanya mengirim surat kepada jemaat di daerah misi, yang berasal dari bangsa-bangsa lain, tetapi mereka juga mengutus orang-orang terpercaya untuk menyampaikan dan menjelaskannya secara lisan (ayat 27). Para utusan berbicara bersama dengan para murid di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Terjadi komunikasi yang terbuka, jelas, jujur dan dapat dipercaya dalam menghadapi konflik dan kesalahpahaman di tengah jemaat. Komuniksi yang baik menghasilkan damai dan sukacita di tengah jemaat (ayat 31). Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
6 |
2025-05-26 |
Keterbukaan hati membuahkan berkat |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 26 Mei 2025. Keterbukaan hati membuahkan berkat (Kisah Para Rasul 16:11-15). 16:11 Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis 16:12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. 16:13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. 16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 16:15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku. Ia mendesak sampai kami menerimanya. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 16:11–15: Pertama, siap melayani dan peka pada kehendak Tuhan. Perjalanan Paulus dan rekan-rekannya dari Troas hingga Filipi merupakan perjalanan misi yang dipimpin oleh Roh Kudus. Mereka mewartakan Injil di sinagoge atau tempat sembayang dengan berkotbah. Mereka juga mewartakan Injil melalui pendekatan personal penuh keterbukaan hati dan kepekaan jiwa terhadap sekelompok perempuan di tepi sungai—tempat yang mungkin dianggap sederhana. Mereka mengajar dan melayani Tuhan pada kesempatan penuh berkat itu, meski kelihatannya kecil atau tidak terduga. Tuhan sering bekerja melalui perjumpaan yang sederhana untuk menghasilkan buah besar. Kedua, keterbukaan hati membuahkan berkat. Lidia salah seorang wanita yang dijumpai para rasul di tepi sungai mendengarkan apa yang diwartakan para rasul. Lidia, seorang wanita yang mencari Allah dan pada saat itu ia mendengarkan para rasul dengan hati terbuka. Firman yang diwartakan para rasul mengubah hatinya. Tuhan bekerja dalam hati Lidia dan mengubah hatinya. Kini, Lidia tidak hanya menerima Injil, tetapi juga membaktikan rumah tangganya kepada Tuhan dan menunjukkan keramahtamahan kepada para rasul. Ketika hati seseorang disentuh oleh Tuhan, dampaknya meluas ke seluruh lingkungannya. Iman sejati akan memanifestasikan diri dalam tindakan nyata: menerima, melayani, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
7 |
2025-05-27 |
Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 27 Mei 2025. Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 16:22-34). 16:22 Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. 16:23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 16:27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 16:28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini! 16:29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat? 16:31 Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu. 16:32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 16:33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. 16:34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 16:22–34: Pertama, iman dimurnikan dalam penderitaan. Dalam ayat 22-24 dikisahkan bahwa Paulus dan Silas didera lalu dilemparkan ke dalam penjara. Deraan itu meneguhkan dan memurnikan iman mereka. Mereka tahu kepada siapa mereka percaya. Dengan iman yang mendalam pada tengah malam mereka berdoa dan menyanyikan puji-pujian, seperti dilukiskan dalam ayat 25 “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah…” Iman mereka tidak hancur karena penyiksaan dan penderitaan serta penjara yang mengkurung mereka. Tetapi sebaliknya mereka semakin yakin akan kuasa Tuhan yang melampaui segalanya. Kedua, percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus. Gempa yang menghancurkan penjara, membuka pintu dan belenggu para tahanan membuat kepala penjara panik. Ia ingin mati saja. Namun ketika ditenangkan oleh suara nyaring Paulus, ia kembali bertanya: Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat? (ayat 30). Dengan kasih kebapakan Paulus dan Silas menjawab: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (ayat 31). Undangan yang mengubah arah hidup kepala penjara dan keluarganya. Sebuah momen keselamatan rohani bagi kepala penjara dan seluruh keluarganya. Percaya kepada Yesus Kristus membawa transformasi total bagi kepala penjara dan keluarganya: dari putus asa menjadi sukacita, dari musuh menjadi saudara. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
8 |
2025-05-28 |
Allah yang hidup |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 28 Mei 2025. Allah yang hidup (Kisah Para Rasul 17:22-18:1). 17:22 Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. 17:23 Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. 17:24 Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, 17:25 dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. 17:26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, 17:27 supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. 17:28 Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. 17:29 Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia. 17:30 Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. 17:31 Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati. 17:32 Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu. 17:33 Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. 17:34 Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. 18:1 Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 17:22–34, saat Paulus berbicara di Areopagus: Pertama, Allah yang hidup. Paulus berkeliling di Areopagus dan melihat bahwa orang-orang Atena sangat religius. Mereka menyembah dewa-dewa dan juga menyembah Allah yang tidak dikenal, seperti yang tertulis pada sebuah mezbah. Tulisan pada mezbah itu menjadi pintu masuk bagi Paulus untuk mewartakan Yesus Kristus Tuhan yang bangkit, Tuhan yang diimaninya. Tuhan yang hidup itu tidak diam dalam kuil-huil, seperti yang dikatakan Paulus dalam ayat 24-25: “Allah... tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa…” Paulus menegaskan bahwa Allah yang sejati tidak bisa dibatasi oleh tempat atau benda, karena Dia adalah Pencipta alam semesta. Allah tidak membutuhkan pelayanan manusia, justru manusialah yang hidup oleh-Nya. Kedua, Allah mengundang semua orang untuk bertobat dan mengenal-Nya. Setelah menjelaskan tentang Allah yang hidup, Paulus mengundang orang Atena kepada pertobatan. Dalam ayat 30, Paulus berkata: “Sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”. Paulus menegaskan bahwa semua orang dipanggil untuk bertobat dan mengenal Allah yang benar, yang telah menyatakan diri-Nya melalui Yesus Kristus — yang bangkit dari kematian. Injil bukan hanya untuk orang Yahudi, tapi untuk segala bangsa. Ini adalah undangan universal yang menuntut tanggapan pribadi. Iman akan Yesus Kristus menuntun setiap orang percaya untuk melakukan pertobatan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
9 |
2025-05-30 |
Penyertaan Tuhan unik dan tak terduga |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 30 Mei 2025. Penyertaan Tuhan unik dan tak terduga (Kisah Para Rasul 18:9-18). 18:9 Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! 18:10 Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini. 18:11 Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. 18:12 Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. 18:13 Kata mereka: Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat. 18:14 Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, 18:15 tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian. 18:16 Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. 18:17 Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. 18:18 Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 18:9–18: Pertama, Aku menyertai engkau. Dalam ayat 9-10 dikisah bahwa Paulus mendapat penglihatan dan dalam penglihatan tersebut Tuhan berfirman: “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Tuhan memberikan kekuatan dan keberanian kepada Paulus ketika Paulus menghadapi ketakutan dan potensi penganiayaan. Firman Tuhan datang kepada Paulus sebagai undangan untuk terus mewartakan Firman-Nya dan sebagai jaminan penyertaan. Dalam tugas pelayanan, terutama ketika harus menyampaikan kebenaran, ketakutan merupakan hal yang wajar, dan penyertaan Tuhan merupakan jaminan yang memberi ketenangan. Tuhan terus mengundang setiap orang percaya untuk setia dalam memberikan kesaksian, sebab Tuhan senantiasa menjaga dan memelihara. Kedua, penyertaan Tuhan unik dan tak terduga. Dalam ayat 12 dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi bersama-sama bangkit melawan Paulus dan membawa Paulus ke pengadilan. Orang-orang Yahudi menyangka bahwa gubernur Galio akan mendengarkan tuntutan mereka dan menghukum Paulus. Ternyata tidak! Galio berkata: “Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian” (ayat 14-15). Tuhan menggunakan Galio untuk melindungi Paulus dari orang-orang Yahudi. Penyertaan Tuhan unik dan tak terduga. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
10 |
2025-05-31 |
Tuhan mengasihi dan memulihkan yang rendah |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 31 Mei 2025. Pesta Maria mengunjungi Elisabet. Tuhan mengasihi dan memulihkan yang rendah (Zefanya 3:14-18). 3:14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! 3:15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi. 3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. 3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, 3:18 seperti pada hari pertemuan raya. Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Zefanya 3:14–18 dan Luk 1:39–56. Kedua bacaan ini memiliki hubungan yang dapat memperdalam pemahaman kita tentang karya Allah yang penuh kasih, serta sukacita dan pemulihan yang dihadirkan-Nya dalam sejarah keselamatan. Pertama, sukacita karena Tuhan hadir di tengah umat-Nya. Dalam Zefanya 3:14–15, umat diajak untuk bersorak-sorai dan bersukacita karena Tuhan hadir di tengah-tengah mereka dan Tuhan menghapus hukuman atas mereka. Demikian pula, dalam kunjungan Maria kepada Elisabet, kehadiran Yesus dalam rahim Maria membawa sukacita yang meluap bagi Elisabet, dan sukacita tersebut dialami oleh Yohanes yang berada dalam kandungan Elisabet: “Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus” (Luk 1:41). Perjumpaan Maria dan Elisabet bukanlah sekadar momentum kekeluargaan, tetapi momentum penggenapan nubuat Zefanya. Tuhan benar-benar hadir di tengah umat-Nya dalam pribadi Yesus Kristus. Sukacita Elisabet dan Maria mencerminkan sukacita Sion karena kehadiran Raja yang membawa damai. Kedua, Tuhan mengasihi dan memulihkan yang rendah. Dalam Zefanya 3:17 dikatakan bahwa Tuhan: “membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau...” Sementara Maria, dalam Magnificat-nya (Luk 1:46–55), mengungkapkan pengalaman pribadi yang serupa: “Jiwaku memuliakan Tuhan... sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya... Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku...” Dalam kedua bacaan hari ini, terlihat bahwa Tuhan memulihkan martabat yang rendah, mengangkat yang hina, dan menyatakan kasih-Nya secara pribadi dan menyeluruh kepada hamba-hamba-Nya. Kasih Allah kepada umat-Nya yang dikisahkan dalam bacaan Zefanya di atas menjadi nyata dalam pengalaman Maria, yang bukan hanya dipilih, tetapi juga dipenuhi kasih dan dimuliakan oleh Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |