1 |
2025-06-30 |
Keberadaan orang benar |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 30 Juni 2025. Keberadaan orang benar (Kejadian 18:16-33). 18:16 Lalu berangkatlah orang-orang itu dari situ dan memandang ke arah Sodom dan Abraham berjalan bersama-sama dengan mereka untuk mengantarkan mereka. 18:17 Berpikirlah TUHAN: Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? 18:18 Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? 18:19 Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya. 18:20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 18:21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak Aku hendak mengetahuinya. 18:22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN. 18:23 Abraham datang mendekat dan berkata: Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? 18:25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil? 18:26 TUHAN berfirman: Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka. 18:27 Abraham menyahut: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. 18:28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu? Firman-Nya: Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana. 18:29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya: Sekiranya empat puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu. 18:30 Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana. 18:31 Katanya: Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu. 18:32 Katanya: Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana? Firman-Nya: Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu. 18:33 Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya. |
Dua pokok permenungan yang diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 18:16–33: Pertama, manusia diundang untuk terlibat dalam rencana Allah. Dalam ayat 17, Tuhan bersabda: “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?” Tuhan pun menyatakan rencana-Nya kepada Abraham, sebab Abraham adalah sahabat dan hamba yang dipilihan-Nya, yang dipilih-Nya untuk melahirkan bangsa yang besar dan memimpinnya untuk hidup dalam kebenaran dan keadilan. Sejak awal sejarah keselamatan, Allah selalu melibatkan umat-Nya sebagai rekan dalam mewujudkan misi-Nya, yaitu keselamatan dunia. Kedua, hati yang berbelas kasih. Dalam ayat 20, Allah menyatakan rencana-Nya: “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya.” Allah akan menghukum Sodom dan Gomora. Dalam bagian selanjutnya, Abraham menunjukkan keberanian dan belas kasihan yang besar dengan berdoa bagi Sodom, sekalipun kota itu terkenal karena dosanya. Ia tidak mendoakan penghakiman, tetapi memohon belas kasih Allah atas dasar keberadaan orang benar di sana. Di sini digambarkan bagaimana keberadaan orang benar di tengah orang jahat dalam menyelamatkan keadaan. Tuhan ternyata tidak menemukan orang benar di sana, yang dapat menyelamatkan kota itu dari murka-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
2 |
2025-07-01 |
Taat adalah jalan menuju keselamatan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 1 Juli 2025. Taat adalah jalan menuju keselamatan (Kejadian 19:15-29). 19:15 Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini. 19:16 Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. 19:17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: Larilah, selamatkanlah nyawamu janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap. 19:18 Kata Lot kepada mereka: Janganlah kiranya demikian, tuanku. 19:19 Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. 19:20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana kota itu kecil izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara. 19:21 Sahut malaikat itu kepadanya: Baiklah, dalam hal inipun permintaanmu akan kuterima dengan baik yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. 19:22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana. Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. 19:23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar. 19:24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit 19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. 19:26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. 19:27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu, 19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. 19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 19:15–29: Pertama, kasih Allah yang menyelamatkan. Dalam ayat 16 dijelaskan bagaimana malaikat Tuhan mendesak Lot sekeluarga: “Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia.” Lot menunjukkan keraguan dan mulai bersikap lamban dalam menaati perintah Tuhan. Malaikat mendesaknya dan menarik tangan mereka keluar dari kota yang akan dihukum. Allah tetap menunjukkan belas kasih-Nya terhadap Lot sekeluarga. Pengalaman ini menegaskan bahwa penyelamatan tergantung pada kemurahan hati Tuhan yang rela memegang tangan kita dan menarik kita keluar dari bahaya dan kehancuran bukan pada kekuatan manusia sendiri. Kedua, taat adalah jalan menuju keselamatan. Tuhan meminta Lot dan keluarganya untuk tidak menoleh ke belakang “Janganlah menoleh ke belakang... Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam” (ayat 17, 26). Larangan untuk tidak menoleh ke belakang adalah perintah yang tegas, namun isteri Lot melanggarnya. Ini bukan sekadar tindakan fisik, melainkan gambaran hati yang masih terikat pada kehidupan lama. Menoleh ke belakang merupakan tindakan ketidaktaatan pada perintah Tuhan. Perjalanan iman membutuhkan penyerahan dan ketaatan pada Tuhan. Taat adalah jalan menuju keselamatan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
3 |
2025-07-02 |
Rencana Allah kadang menyakitkan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 2 Juli 2025. Rencana Allah kadang menyakitkan (Kejadian 21:5, 8-20). 21:5 Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya. 21:8 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. 21:9 Pada waktu itu Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. 21:10 Berkatalah Sara kepada Abraham: Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak. 21:11 Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. 21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. 21:13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu. 21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. 21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, 21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: Tidak tahan aku melihat anak itu mati. Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. 21:17 Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar. 21:19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum. 21:20 Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 21:5–20: Pertama, rencana Allah kadang menyakitkan. Dalam ayat 11-12 dijelaskan situasi pergulatan batin Abraham “Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham... haruslah engkau mendengarkannya...” Abraham mengalami konflik batin yang berat saat harus melepaskan Ismael, anaknya yang lahir dari Hagar hamba Sara. Allah mengizinkan hal itu terjadi untuk menggenapi perjanjian-Nya dengan Abraham, bahwa anak kandungnyalah yang akan menjadi ahli waris. Rencana itu digenapi dalam diri Ishak sebagai keturunan perjanjian. Di tengah keputusan yang pahit, Allah tetap menunjukkan keadilan dan kasih-Nya dengan berjanji bahwa Ismael pun akan menjadi bangsa besar. Kedua, Allah mendengarkan jeritan Hagar dan tangisan Ismael. “Allah mendengar suara anak itu... Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar...“ (ayat 17). Dalam keputusasaan dan kesendirian di padang gurun, Hagar merasa kehilangan harapan. Dalam situasi ini, Allah hadir. Allah melihat, Allah mendengar jeritan Hagar dan tangisan Ismael, dan Allah bertindak menyelamatkannya. Suatu penghiburan besar bagi mereka yang dibuang dan singkirkan. Allah tetap bertindak adil dan penuh belas kasih. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
4 |
2025-07-03 |
Dibangun menjadi tempat kediaman Allah |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 3 Juli 2025. Pesta St. Tomas Rasul. Dibangun menjadi tempat kediaman Allah (Efesus 2:19-22). 2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, 2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. 2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. 2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Efesus 2:19–22: Pertama, anggota keluarga Allah. Dalam ayat 19 dikatakan: “Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”. Paulus menjelaskan dan menegaskan status jemaat di Efesus dan semua orang yang percaya akan Kristus yang bangkit berkat pewartaan para rasul. Dalam Kristus, setiap orang percaya tidak lagi terpisah atau terasing dari kasih dan janji-janji Allah. Setiap orang percaya diangkat menjadi bagian dari satu keluarga rohani, yaitu keluarga Allah sendiri. Status orang percaya berubah yaitu dari orang luar atau orang asing menjadi anak-anak yang diterima penuh. Paulus menegaskan identitas baru setiap orang percaya sebagai umat milik Tuhan, bukan karena jasa, melainkan karena anugerah atau pemberian cuma-cuma dari Tuhan sendiri. Kedua, dibangun menjadi tempat kediaman Allah. Dalam ayat 22, Paulus berkata: “Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Paulus menegaskan bahwa setiap orang percaya tidak saja diselamatkan oleh Kristus, tetapi juga dipersatukan dengan Kristus dan menjadi tempat diam Allah di bumi. Setiap saat, setiap orang percaya sedang dibentuk dan dibangun menjadi tempat kediaman Allah. Kristus adalah batu penjuru, dan kehidupan setiap orang percaya seharusnya tertata rapi di atas dasar iman, pengajaran para rasul, dan bimbingan Roh Kudus. Allah tinggal dan hidup di hati umat-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
5 |
2025-07-04 |
Kesetiaan dalam setiap tahap kehidupan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 4 Juli 2025. Jumat Pertama. Kesetiaan dalam setiap tahap kehidupan (Kejadian 23:1-4,19 24:1-8,62-67). 23:1 Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya itulah umur Sara. 23:2 Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. 23:3 Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan isterinya yang mati itu, lalu berkata kepada bani Het: 23:4 Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu. 23:19 Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan. 24:1 Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati TUHAN dalam segala hal. 24:2 Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya, katanya: Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, 24:3 supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi, bahwa engkau tidak akan mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam. 24:4 Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku. 24:5 Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar? 24:6 Tetapi Abraham berkata kepadanya: Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana. 24:7 TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah memanggil aku dari rumah ayahku serta dari negeri sanak saudaraku, dan yang telah berfirman kepadaku, serta yang bersumpah kepadaku, demikian: kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri ini--Dialah juga akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. 24:8 Tetapi jika perempuan itu tidak mau mengikuti engkau, maka lepaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini hanya saja, janganlah anakku itu kaubawa kembali ke sana. 24:62 Adapun Ishak telah datang dari arah sumur Lahai-Roi ia tinggal di Tanah Negeb. 24:63 Menjelang senja Ishak sedang keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangnya, maka dilihatnyalah ada unta-unta datang. 24:64 Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya. 24:65 Katanya kepada hamba itu: Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita? Jawab hamba itu: Dialah tuanku itu. Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia. 24:66 Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. 24:67 Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal. |
Bacaan hari ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu kejadian 23:1-4, 19 dan Kejadian 24:1-8, 62-67. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 23:1–4, 19 24:1–8, 62–67: Pertama, kesetiaan Abraham pada janji Allah. Pada Kejadian 232:4 Abraham berkata kepada bani Het: “Aku ini orang asing dan pendatang di antara kamu berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati itu.” Abraham tetap menyebut dirinya orang asing dan pendatang di tanah Kanaan. Walaupun Abraham tahu bahwa Allah telah berjanji akan memberikan tanah itu kepada keturunannya. Pada saat itu Abraham belum memiliki tanah warisan apa pun. Sebagai orang asing Abraham harus membeli tempat penguburan bagi Sara, istrinya. Dalam bagian ini, Abraham menunjukkan imannya. Dalam iman Abraham bersabar dan teguh dalam menantikan akan penggenapan janji Allah. Abraham tetap setia pada janji Allah. Kedua, iman yang dijaga dan diwariskan dalam keluarga. Setelah kematian Sara, Abraham tidak hanya meratapi kepergiannya, tapi juga memikirkan masa depan anaknya, Ishak secara rohani. Abraham sangat berhati-hati agar Ishak tidak menikah dengan perempuan Kanaan, tetapi menikah dengan seorang perempuan dari bangsanya yang seiman. Sebagaiamana dijelaskan dalam Kejadian 24:2-5 Abraham meminta hambanya yang paling tua dalam rumahnya dengan bersumpah supaya “tidak mengambil untuk anakku seorang isteri dari antara perempuan Kanaan yang di antaranya aku diam ….Tetapi engkau harus pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku. Abraham percaya bahwa Tuhan yang memanggilnya akan memimpin hamba itu untuk menemukan istri yang tepat bagi Ishak. Dengan cara ini Abraham menjaga dan mewariskan imannya di dalam keluarganya. Dalam kedua pokok permenungan ini ingin ditekankan bahwa hidup dalam iman bukan hanya tentang awal perjalanan bersama Tuhan, tetapi juga tentang kesetiaan dalam setiap tahap kehidupan — dalam kehilangan, dalam merencanakan masa depan, dan dalam membangun keluarga yang berakar pada panggilan Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
6 |
2025-07-05 |
Berkat seharusnya didapatkan dengan cara yang benar |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 5 Juli 2025. Sabtu Imamat. Berkat seharusnya didapatkan dengan cara yang benar (Kejadian 27:1-5,15-29). 27:1 Ketika Ishak sudah tua, dan matanya telah kabur, sehingga ia tidak dapat melihat lagi, dipanggilnyalah Esau, anak sulungnya, serta berkata kepadanya: Anakku. Sahut Esau: Ya, bapa. 27:2 Berkatalah Ishak: Lihat, aku sudah tua, aku tidak tahu bila hari kematianku. 27:3 Maka sekarang, ambillah senjatamu, tabung panah dan busurmu, pergilah ke padang dan burulah bagiku seekor binatang 27:4 olahlah bagiku makanan yang enak, seperti yang kugemari, sesudah itu bawalah kepadaku, supaya kumakan, agar aku memberkati engkau, sebelum aku mati. 27:5 Tetapi Ribka mendengarkannya, ketika Ishak berkata kepada Esau, anaknya. 27:15 Kemudian Ribka mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau, anak sulungnya, pakaian yang disimpannya di rumah, lalu disuruhnyalah dikenakan oleh Yakub, anak bungsunya. 27:16 Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu. 27:17 Lalu ia memberikan makanan yang enak dan roti yang telah diolahnya itu kepada Yakub, anaknya. 27:18 Demikianlah Yakub masuk ke tempat ayahnya serta berkata: Bapa! Sahut ayahnya: Ya, anakku siapakah engkau? 27:19 Kata Yakub kepada ayahnya: Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku. 27:20 Lalu Ishak berkata kepada anaknya itu: Lekas juga engkau mendapatnya, anakku! Jawabnya: Karena TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku. 27:21 Lalu kata Ishak kepada Yakub: Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan. 27:22 Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: Kalau suara, suara Yakub kalau tangan, tangan Esau. 27:23 Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, 27:24 tetapi ia masih bertanya: Benarkah engkau ini anakku Esau? Jawabnya: Ya! 27:25 Lalu berkatalah Ishak: Dekatkanlah makanan itu kepadaku, supaya kumakan daging buruan masakan anakku, agar aku memberkati engkau. Jadi didekatkannyalah makanan itu kepada ayahnya, lalu ia makan, dibawanya juga anggur kepadanya, lalu ia minum. 27:26 Berkatalah Ishak, ayahnya, kepadanya: Datanglah dekat-dekat dan ciumlah aku, anakku. 27:27 Lalu datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN. 27:28 Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. 27:29 Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 27:1–29: Pertama, janji Tuhan tak dapat dibatalkan oleh rencana manusia. Dalam kisah ini, Ribka dan Yakub memakai cara licik untuk merebut berkat yang hendak diberikan Ishak kepada Esau sebagai anak sulung. Sepintas kita melihat bahwa tindakan Ribka dan Yakub penuh tipu daya dan manipulasi. Akan tetapi, di balik tindakan Ribka dan Yakub yang cacat, rencana Allah tetap berjalan dan janji Allah terwujud. Dalam Kejadian 25:23, Tuhan berfirman kepada Ishak: “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari suku bangsa yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda”. Firman ini digenapi dalam perikop ini, walaupun terjadi melalui cara yang salah, namun tetap menjadi bagian dari penggenapan firman Tuhan. Kedua, berkat tidak boleh didapatkan dengan cara yang curang. Yakub mendapatkan berkat bukan dengan kejujuran, tetapi melalui kebohongan dan penipuan terhadap ayahnya yang sudah tua dan matanya telah kabur. Walaupun akhirnya Yakub menerima berkat, perbuatannya membawa konsekuensi pahit: perpecahan keluarga, pelarian panjang, dan luka relasi yang dalam dengan Esau. Semua kepahitan ini sesungguhnya merupakan cara Tuhan mendidik Yakub untuk kembali kepada keadilan dan kebenaran. Tujuan tidak boleh menghalalkan cara. Cara kita mendapatkan sesuatu sama pentingnya dengan apa yang kita dapatkan. Kisah ini merupakan ajakan untuk merenungkan pentingnya ketaatan, integritas, dan kepercayaan pada rencana Allah, bukan sekadar mengejar hasil, apalagi dengan jalan yang keliru. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
7 |
2025-07-06 |
Tuhan sumber penghiburan dan sukacita sejati |
Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 6 Juli 2025. Minggu biasa ke-14. Tuhan sumber penghiburan dan sukacita sejati (Yesaya 66:10-14c). 66:10 Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-soraklah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! 66:11 supaya kamu mengisap dan menjadi kenyang dari susu yang menyegarkan kamu, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas. 66:12 Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. 66:13 Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu kamu akan dihibur di Yerusalem. 66:14 Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat maka tangan TUHAN akan nyata kepada hamba-hamba-Nya. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan pertama hari Minggu ini, Yesaya 66:10–14: Pertama, penghiburan dan pemulihan sejati. Dalam perikop ini, Yerusalem digambarkan sebagai sosok ibu yang menyusui dan menghibur anak-anaknya. Yerusalem menjadi sumber sukacita, perlindungan dan pemeliharaan. Gambaran ini menekankan kelembutan dan perhatian Tuhan yang memulihkan umat-Nya yang sebelumnya berkabung. Dalam ayat 12-13, Tuhan berjanji akan mengalirkan keselamatan seperti sungai dan menghibur umat-Nya seperti seorang ibu menghibur anaknya, menggendong dan membelai. Tuhan hadir dengan kasih yang sangat pribadi. Kedua, sukacita sejati berkat kehadiran dan penyertaan tangan Tuhan. Dalam ayat 10 dan 14 dilukiskan tentang sukacita yang besar ketika Tuhan bertindak bagi umat-Nya. Mereka yang sebelumnya menangis dan berkabung, sekarang bersukacita segirang-girangnya karena mereka menyaksikan tangan Tuhan bekerja dan merasakan kebaikan-Nya. Hati yang sebelumnya sedih berubah menjadi hati yang penuh sukacita dan menjadi seperti rumput muda yang bertumbuh. Dalam perikop ini, Yesaya menekankan bahwa Tuhan adalah sumber penghiburan dan sukacita sejati, dan Tuhan sanagat rindu agar kita datang kepada-Nya bukan hanya saat bersukacita, tetapi juga saat berduka. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
8 |
2025-07-07 |
Allah hadir dan menyatakan diri-Nya |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 7 Juli 2025. Allah hadir dan menyatakan diri-Nya (Kejadian 28:10-22a). 28:10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 28:11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 28:12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 28:13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 28:14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. 28:16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. 28:17 Ia takut dan berkata: Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga. 28:18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 28:19 Ia menamai tempat itu Betel dahulu nama kota itu Lus. 28:20 Lalu bernazarlah Yakub: Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, 28:21 sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. 28:22 Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 28:10–22: Pertama, Allah hadir dan menyatakan diri-Nya. Yakub sedang dalam pelarian karena perselisihannya dengan Esau. Ia berada dalam situasi yang tidak pasti, tidur di alam terbuka dengan beralaskan batu. Pada saat yang penuh dengan ketidakpastiaan Tuhan hadir dalam mimpi, menyatakan janji-Nya, dan meneguhkan penyertaan-Nya: “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu” (ayat 15). Tuhan hadir untuk memberikan kepastian bahwa janji-Nya (bdk. Kejadian 25:23) akan terlaksana pada waktunya. Tuhan hadir di tengah padang gurun kehidupan manusia. Kedua, tanggapan iman dan komitmen pribadi. Setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Yakub tidak lagi hanya mengenal Allah sebagai Allah Abraham dan Ishak, tetapi mulai mengenal-Nya secara pribadi. Yakub pun membuat komitmen pribadi: jika Tuhan menyertainya dan memeliharanya, maka Tuhan akan menjadi Allahku (ay. 21). Komitmen relasi pribadi Yakub dengan Allah ini dibangun bukan hanya di atas dasar tradisi keluarga, tapi di atas dasar pengalaman dan perjumpaan pribadinya sendiri dengan Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
9 |
2025-07-08 |
Pergulatan dengan Tuhan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 8 Juli 2025. Pergulatan dengan Tuhan (Kejadian 32:22-32). 32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. 32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. 32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. 32:26 Lalu kata orang itu: Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing. Sahut Yakub: Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku. 32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: Siapakah namamu? Sahutnya: Yakub. 32:28 Lalu kata orang itu: Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang. 32:29 Bertanyalah Yakub: Katakanlah juga namamu. Tetapi sahutnya: Mengapa engkau menanyakan namaku? Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. 32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong! 32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel dan Yakub pincang karena pangkal pahanya. 32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 32:22–32: Pertama, pergulatan dengan Tuhan sebagai momen transformasi. Dalam ayat 24b dikatakan bahwa Yakub bergulat dengan “seorang laki-laki” sampai fajar menyingsing. Setelah pergulatan yang melelahkan itu, barulah Yakub tahu bahwa ia bergulat dengan seorang yang menjadi representasi Allah sendiri. Sehingga dalam ayat 30 Yakub berkata: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!” Dalam pergulatan itu, Yakub tidak hanya bertahan, tetapi berubah: dari Yakub (yang berarti: penipu), menjadi Israel (yang berarti: dia yang bergumul dengan Allah dan menang). Perjumpaan sejati dengan Tuhan sering terjadi dalam pergulatan yang menyakitkan, namun menghasilkan transformasi identitas dan iman. Kedua, berkat sejati datang setelah penyerahan total kepada Allah. Dalam ayat 26 Yakub berkata: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Yakub bersikeras meminta berkat, namun sebelum ia diberkati, ia harus mengakui siapa dirinya. Yakub pun dengan jujur menyebut namanya: “Namaku Yakub”. Sebuah pengakuan yang jujur tentang identitas dirinya sebagai penipu dan perampas. Orang itu akhirnya diberkati dan memberinya nama baru yaitu Israel. Israel keluar dari pengalaman itu dengan kaki pincang, sebagai tanda bahwa pertemuannya dengan Tuhan mengubah hidupnya tetapi tetap meninggalkan bekas. Yakub diberkati bukan karena kekuatannya, tapi karena penyerahan dan ketekunannya. Dari pengalaman Yakub di Pniel, kita belajar bahwa perjumpaan dengan Tuhan mengubah segalanya — identitas, arah hidup, dan cara kita berjalan. Perubahan itu terjadi melalui pergumulan yang dalam dan kejujuran radikal. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
10 |
2025-07-09 |
Allah mengubah penderitaan menjadi sarana penyelamatan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 9 Juli 2025. Allah mengubah penderitaan menjadi sarana penyelamatan (Kejadian 41:55-57 42:5-7, 17-24). 41:55 Ketika seluruh negeri Mesir menderita kelaparan, dan rakyat berteriak meminta roti kepada Firaun, berkatalah Firaun kepada semua orang Mesir: Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu. 41:56 Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. 41:57 Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi. 42:5 Jadi di antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada kelaparan di tanah Kanaan. 42:6 Sementara itu Yusuf telah menjadi mangkubumi di negeri itu dialah yang menjual gandum kepada seluruh rakyat negeri itu. Jadi ketika saudara-saudara Yusuf datang, kepadanyalah mereka menghadap dan sujud dengan mukanya sampai ke tanah. 42:7 Ketika Yusuf melihat saudara-saudaranya, segeralah mereka dikenalnya, tetapi ia berlaku seolah-olah ia seorang asing kepada mereka ia menegor mereka dengan membentak, katanya: Dari mana kamu? Jawab mereka: Dari tanah Kanaan untuk membeli bahan makanan. 42:17 Dan dimasukkannyalah mereka bersama-sama ke dalam tahanan tiga hari lamanya. 42:18 Pada hari yang ketiga berkatalah Yusuf kepada mereka: Buatlah begini, maka kamu akan tetap hidup, aku takut akan Allah. 42:19 Jika kamu orang jujur, biarkanlah dari kamu bersaudara tinggal seorang terkurung dalam rumah tahanan, tetapi pergilah kamu, bawalah gandum untuk meredakan lapar seisi rumahmu. 42:20 Tetapi saudaramu yang bungsu itu haruslah kamu bawa kepadaku, supaya perkataanmu itu ternyata benar dan kamu jangan mati. Demikianlah diperbuat mereka. 42:21 Mereka berkata seorang kepada yang lain: Betul-betullah kita menanggung akibat dosa kita terhadap adik kita itu: bukankah kita melihat bagaimana sesak hatinya, ketika ia memohon belas kasihan kepada kita, tetapi kita tidak mendengarkan permohonannya. Itulah sebabnya kesesakan ini menimpa kita. 42:22 Lalu Ruben menjawab mereka: Bukankah dahulu kukatakan kepadamu: Janganlah kamu berbuat dosa terhadap anak itu! Tetapi kamu tidak mendengarkan perkataanku. Sekarang darahnya dituntut dari pada kita. 42:23 Tetapi mereka tidak tahu, bahwa Yusuf mengerti perkataan mereka, sebab mereka memakai seorang juru bahasa. 42:24 Maka Yusuf mengundurkan diri dari mereka, lalu menangis. Kemudian ia kembali kepada mereka dan berkata-kata dengan mereka ia mengambil Simeon dari antara mereka lalu disuruh belenggu di depan mata mereka. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 41:55–57 dan 42:5–24, yang menggambarkan pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranya di tengah masa kelaparan: Pertama, Allah mengubah penderitaan menjadi sarana penyelamatan. Dalam ayat 55-57 dikisahkan bagaimana Yusuf, yang dulunya dijual sebagai budak karena saudara-saudaranya merasa iri hati terhadapnya, kini menjadi orang yang dipercaya Firaun untuk menyelamatkan bangsa Mesir dan bangsa-bangsa lain dari kelaparan. Kini datang juga orang-orang yang pernah menyakitinya yaitu saudara-saudaranya sendiri memohon bantuan (42:5). Mereka menyembah Yusuf seperti yang terjadi dalam mimpin Yusuf yang dulu. Pengalaman Yusuf yang pahit dapat memberikan pelajaran bahwa Allah dapat memakai pengalaman pahit untuk membawa berkat bagi banyak orang. Allah dapat memakai luka masa lalu kita untuk tujuan yang lebih besar dan mulia. Allah tidak memanggil kita untuk bertahan dalam penderitaan, tetapi untuk melihat bagaimana Allah memakainya sebagai jalan pemulihan dan berkat. Kedua, pengakuan dosa: langkah awal menuju pemulihan. Ketika saudara-saudara Yusuf mulai mengalami tekanan dan rasa takut, mereka tersadar akan dosa mereka di masa lalu, yakni menjual Yusuf (42:21). Hati nurani mereka mulai berbicara, dan mereka akhirnya menyesali apa yang mereka perbuat yaitu menjual Yusuf, meskipun saat itu mereka belum tahu bahwa Yusuf masih hidup dan sedang berdiri di depan mereka. Kesadaran ini membuka pintu menuju rekonsiliasi. Pengampunan dan pemulihan selalu dimulai dengan penyesalan dan pengakuan dosa, bukan penyangkalan. Dalam bagian ini kita belajar bahwa pertobatan yang tulus membuka jalan bagi pemulihan relasi dan pemenuhan rencana Allah yang lebih besar. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |