Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 8 Juli 2025. Pergulatan dengan Tuhan (Kejadian 32:22-32). 32:22 Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 32:23 Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. 32:24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. 32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. 32:26 Lalu kata orang itu: Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing. Sahut Yakub: Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku. 32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: Siapakah namamu? Sahutnya: Yakub. 32:28 Lalu kata orang itu: Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang. 32:29 Bertanyalah Yakub: Katakanlah juga namamu. Tetapi sahutnya: Mengapa engkau menanyakan namaku? Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. 32:30 Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong! 32:31 Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel dan Yakub pincang karena pangkal pahanya. 32:32 Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 32:22–32: Pertama, pergulatan dengan Tuhan sebagai momen transformasi. Dalam ayat 24b dikatakan bahwa Yakub bergulat dengan “seorang laki-laki” sampai fajar menyingsing. Setelah pergulatan yang melelahkan itu, barulah Yakub tahu bahwa ia bergulat dengan seorang yang menjadi representasi Allah sendiri. Sehingga dalam ayat 30 Yakub berkata: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!” Dalam pergulatan itu, Yakub tidak hanya bertahan, tetapi berubah: dari Yakub (yang berarti: penipu), menjadi Israel (yang berarti: dia yang bergumul dengan Allah dan menang). Perjumpaan sejati dengan Tuhan sering terjadi dalam pergulatan yang menyakitkan, namun menghasilkan transformasi identitas dan iman. Kedua, berkat sejati datang setelah penyerahan total kepada Allah. Dalam ayat 26 Yakub berkata: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” Yakub bersikeras meminta berkat, namun sebelum ia diberkati, ia harus mengakui siapa dirinya. Yakub pun dengan jujur menyebut namanya: “Namaku Yakub”. Sebuah pengakuan yang jujur tentang identitas dirinya sebagai penipu dan perampas. Orang itu akhirnya diberkati dan memberinya nama baru yaitu Israel. Israel keluar dari pengalaman itu dengan kaki pincang, sebagai tanda bahwa pertemuannya dengan Tuhan mengubah hidupnya tetapi tetap meninggalkan bekas. Yakub diberkati bukan karena kekuatannya, tapi karena penyerahan dan ketekunannya. Dari pengalaman Yakub di Pniel, kita belajar bahwa perjumpaan dengan Tuhan mengubah segalanya — identitas, arah hidup, dan cara kita berjalan. Perubahan itu terjadi melalui pergumulan yang dalam dan kejujuran radikal. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda