Halaman Sarifirman

Bacaan Sarifirman

Kembali ke Beranda

No Tanggal Judul Isi Renungan Aksi
1 2025-04-21 Kotbah Petrus Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 21 April 2025. Kotbah Petrus (Kisah Para Rasul 2:14.22-32). 2:14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. 2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. 2:23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. 2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. 2:25 Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 2:26 Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, 2:27 sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 2:28 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. 2:29 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. 2:30 Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. 2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. 2:32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Bacaan hari ini diambil dari Kisah Para Rasul 2:14.22-32, yang merupakan kutipan tentang kotbah rasul Petrus. Kotbah rasul Petrus dimulai dengan menarik perhatian para pendengarnya. Dalam ayat 14, Petrus beseru kepada orang Yahudi dan mereka yang tinggal di Yerusalem untuk mendengarkan kotbahnya. Mula-mula Petrus memperkenalkan tokoh yang akan dibicarakan dalam kotbahnya: “Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu” (ayat 22). Kemudian, Petrus membuktikan kebenaran ucapannya tentang Yesus yang merupakan pilihan Allah dengan mengutip Perjanjian Lama. Yang istmewa pada Yesus adalah Yesus dibangkitkan Allah dari kematian. Yesus bangkit. Terakhir dari kotbah ini adalah kesaksian Petrus tentang peristiwa kebangkitan itu. Kata Petrus: “tentang hal itu kami semua adalah saksi” (ayat 32). Ungkapan Petrus bahwa mereka semua (para murid Yesus) adalah saksi dimengerti dalam dua hal: Pertama, saksi tentang pembenaran apa yang dikatakan Perjanjian Lama tentang Mesias. Semua yang dikatakan Perjanjian Lama terpenuhi dalam diri Yesus dari Nazaret. Hidup dan karya Yesus menujukkan bahwa Yesuslah Mesias yang dinantikan, orang yang ditentukan Allah sendiri. Kedua, saksi kebangkitan. Petrus dan para murid yang lain melihat dan ada bersama Yesus yang bangkit. Mereka mengalami peristiwa tersebut dan mereka mewartakannya dengan seluruh hidup mereka. Di sini dinyatakan dua unsur yang harus ada dalam diri seorang saksi Kristus, yaitu iman dan pengalaman akan iman yang dinyatakan dalam hidup. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
2 2025-04-22 Bertobat dan beri diri dibaptis Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 22 April 2025. Bertobat dan memberi diri dibaptis (Kisah Para Rasul 2:36-41). 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. 2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara? 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. 2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. 2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Pada hari Selasa dalam oktaf Paskah ini, Gereja mengundang umat beriman untuk merenungkan bacaan yang diambil dari Kisah Para Rasul 2:36-41. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan ini adalah: Pertama, keberhasilan kesaksian Petrus dan para rasul. Bacaan hari ini menunjukkan bahwa Petrus berhasil meyakinkan orang banyak tentang Yesus Kristus yang wafat di kayu salib dan kini telah bangkit adalah “Tuhan dan Kristus” (ayat 36). Dalam ayat 40 dikatakan bahwa dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” Kedua ayat ini menunjukkan dengan jelas akan kemampuan Petrus membangun argumentasi yang diperkuat dengan kesaksian hidup yang nyata. Kata-kata Petrus yang meyakinkan dalam pewartaannya dibenarkan dengan kesaksian nyata dalam pengalaman hidupnya bersama Yesus yang bangkit. Kedua, tanggapan orang banyak akan kesaksian Petrus dan para rasul. Orang banyak merasa tersentuh dan merasa hati nurani mereka mendapat pukulan hebat. Mereka menjadi sadar bahwa merekalah yang harus bertanggung jawab atas darah Yesus Kristus, Orang yang diurapi Tuhan, sehingga mereka bertanya: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (ayat 37). Petrus memberikan jawaban dan kepastian bahwa Allah akan memberikan mereka pengampunan serta Roh Kudus, jika mereka bertobat dan dibaptis dalam nama Yesus sebagai Mesias. Petrus juga menjelaskan bahwa merekalah dan keturunan mereka adalah orang-orang yang dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Betapa bahagianya orang banyak mendengar hal itu. Mereka diundang untuk bertobat, dibaptis dan memperoleh keselamatan. Saat ini sesungguhnya Petrus juga sedang mengatakan bahwa setiap orang percaya dan yang membaca firman ini diundang kepada pertobatan untuk menerima pengampunan dosa dan diselamatkan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
3 2025-04-23 Kisah di Gerbang Indah Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 23 April 2025. Kisah di Gerbang Indah (Kisah Para Rasul 3:1-10). 3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: Lihatlah kepada kami. 3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 3:6 Tetapi Petrus berkata: Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah! 3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. 3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. Pada hari ini, Gereja mengundang umat beriman untuk merenungkan bacaan yang diambil dari Kisah Para Rasul 3:1-10. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini adalah: Pertama, menerima lebih dari yang diharapkan. Petrus dan Yohanes naik ke bait Allah pada saat menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang. Dalam tradisi Yahudi terdapat dua kali waktu resmi untuk sembahyang, yaitu pagi-pagi benar untuk korban pagi dan sore yakni untuk korban malam. Keduanya melewati pintu Gerbang Indah dan bertemu dengan seorang pengemis, seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir. “Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka” (ayat 5). Harapannya dapat menerima sepeser uang buat makan hari ini demi menyambung hidup. Itu sudah sangat lumayan. Namun, si lumpuh mendapat lebih dari yang diharapkannya. Bukan uang, atauperak atau emas yang didapatinya, tetapi kesembuhan yang didapatnya. Ia pulih. Ia sembuh dari kelumpuhan. Statusnya berubah dari pengemis menjadi penyembah Tuhan yang penuh sukacita. Melalui Petrus dan Yohanes, Tuhan telah menjawab kebutuhan si lumpuh. Tuhan memberi lebih banyak dari yang diharapkannya. Kedua, memberi apa yang dimiliki. Ketika berhadapan dengan pengemis yang meminta uang, Petrus dan Yohanes tidak bingung. Keduanya tahu apa yang mereka miliki. Mereka memang tidak memiliki uang, perak ataupun emas. “Tetapi Petrus berkata: ‘Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!’” (ayat 6). Petrus memberi iman akan otoritas kemahakuasaan Yesus dari Nazaret untuk menyembuhkan orang lumpuh itu. Melalui iman dan kata-kata penuh wibawa mujizat penyembuhan itu terjadi. Tuhan telah memakai Petrus untuk menyatakan kebesaran-Nya. Dari kisah ini, dapat dipelajari bahwa pemberian terbesar bukanlah materi, tetapi kasih, perhatian, doa, penghiburan dan iman yang menghantar orang lain kepada Yesus. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
4 2025-04-24 Mujizat adalah jalan masuk untuk mengenal Yesus Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 24 April 2025. Mujizat adalah jalan masuk untuk mengenal Yesus (Kisah Para Rasul 3:11-26). 3:11 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. 3:12 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? 3:13 Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. 3:14 Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. 3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan tentang hal itu kami adalah saksi. 3:16 Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. 3:17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. 3:18 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. 3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, 3:20 agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. 3:21 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. 3:22 Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. 3:23 Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. 3:24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. 3:25 Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati. 3:26 Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu. Hari ini Gereja mengundang umat beriman untuk merenungkan bacaan dari Kisah Para Rasul 3:11-26. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini adalah: Pertama, mukjizat merupakan jalan masuk untuk mengenal Yesus Kristus Tuhan yang bangkit. Melihat si pengemis lumpuh yang kini telah meloncat kegirangan dan terus mengikuti Petrus dan Yohanes membuat orang banyak sangat keheranan dan mengerumuni Petrus dan Yohanes (ayat 11). Keadaan itu digunakan dengan baik oleh Petrus. Petrus langsung mengarahkan orang banyak itu kepada Yesus. “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?” (ayat 12). Petrus tidak mengambil kesempatanitu untuk memuliakan dirinya, tetapi Petrus menjelaskan bahwa mujizat itu terjadi berkat kuasa dan iman akan nama Yesus. Dengan cara ini Petrus sedang mengajarkan kepada umat beriman sekalian bahwa prinsip penting dalam pelayanan rohani bukanlah mujizat melainkan jalan untuk menghantar banyak oleh kepada Tuhan Sang Juruselamat. Memang Tuhan dapat menggunakan mujizat atau karya yang luar biasa untuk membuka hati manusia kepada pertobatan dan pembaharuan diri. Kedua, undangan kepada pertobatan dan pembaharuan diri. Melihat orang banyak yang keheranan akan mujizat yang telah terjadi, Petrus langsung mewartakan kabar suka cita. Petrus langsung menginjili orang banyak. Petrus menjelaskan siapakah Yesus dari Nazaret itu sebenarnya, kematian-Nya di salib dan karya penebusan-Nya melalui salib serta undangan kepada pertobatan. “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan” (ayat 19-20a). Petrus mengundang orang banyak untuk bertobat. Pertobatan mendatangkan waktu kelegaan dan pembaharuan. Sebab kasih dan kerahiman Tuhan selalu lebih besar dari kesalahan manusia. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
5 2025-04-25 Kesetiaan memberitakan Injil Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 25 April 2025. Hari Jumat dalam Oktaf Paskah. Kesetiaan memberitakan Injil (Kisah Para Rasul 4:1-12). 4:1 Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki. 4:2 Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. 4:3 Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. 4:4 Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. 4:5 Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem 4:6 dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. 4:7 Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu? 4:8 Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, 4:9 jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, 4:10 maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. 4:11 Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--, namun ia telah menjadi batu penjuru. 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 4:1-12 adalah: Pertama, kesetiaan memberitakan Injil. Mujizat penyembuhan orang lumpuh telah menggemparkan banyak orang. Para imam, kepala pengawal bait Allah dan orang Saduki mendatangi Petrus dan Yohanes. Mereka sangat marah. Alasan kemarahan adalah Petrus dan Yohanes memberitakan tentang Yesus yang sudah wafat dan bangkit, bahwa di dalam Yesus ada kebangkitan orang mati. Dengan alasan ini, Petrus dan Yohanes ditangkap dan ditahan. Dalam situasi genting ini, Petrus dan Yohanes tidak merasa takut tetapi mereka justru memanfaatkan kesempatan untuk memberitakan Injil dan bersaksi tentang Yesus di hadapan para pemimpin Yahudi. Kedua rasul itu dengen tegas menyatakan kebenaran bahwa Yesus telah bangkit dan di dalam nama Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Kesaksian ini lahir dari pengalaman pribadi mereka dalam ada bersama Yesus dan oleh kuasa Roh Kudus yang memampukan mereka bersaksi. Pengalaman Petrus dan Yohanes ini merupakan pelajaran sangat berarti bagi umat beriman bahwa kesetiaan kepada Injil perlu diuji dalam tekanan dan penolakan. Kedua, keselamatan hanya dalam nama Yesus. Pada ayat 7 para pemimpin Yahudi itu bertanya kepada Petrus dan Yohanes: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?” Dalam ayat 10, Petrus dengan tegas menjawab pertanyaan para pemimpin Yahudi bahwa “dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu”. Yang kemudian ditegaskan lagi dalam ayat 12: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia”. Dalam jawaban ini, Petrus menegaskan bahwa tidak ada alternatif lain untuk memperoleh keselamatan bagi manusia selain dalam Yesus Kristus. Dalam konteks Yahudi zaman itu, klaim Petrus ini merupakan sebuah klaim yang sangat kontroversial. Hanya Yesus, yang disalibkan dan bangkit, yang dapat mmberikan kehidupan kekal. Yesus adalah “batu penjuru” yang dibuang oleh tukang bangunan, yaitu para pemimpin Yahudi, kini justru menjadi dasar keselamatan manusia. Sering dunia membuang yang baik dan terpenting bagi keselamatannya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
6 2025-04-26 Kuasa Tuhan nyata dalam orang-orang sederhana Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 26 April 2025. Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah. Kuasa Tuhan nyata dalam orang-orang sederhana (Kisah Para Rasul 4:13-21). 4:13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. 4:14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. 4:15 Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, 4:16 dan berkata: Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. 4:17 Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu. 4:18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. 4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. 4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar. 4:21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi. Bacaan pertama pada hari Sabtu oktaf Paskah ini memperlihatkan sisi spiritual yang sangat kuat, yaitu menunjukkan bagaimana kuasa Tuhan dinyatakan dalam dan melalui orang-orang sederhana dan bagaimana iman sejati nyata dalam ketaatan total pada Tuhan. Inilah dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 4:13-21. Pertama, kuasa Tuhan nyata dalam orang-orang sederhana. Dalam ayat 13 dilukiskan keheran para anggota Mahkamah Agama ketika mereka menyaksikan keberanian Petrus dan Yohanes saat memberikan kesaksian dalam persidangan tersebut. “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus” (ayat 13). Keduanya adalah orang biasa, yang berarti ‘tidak ahli’ dan ‘tidak terlatih’ atau terpelajar. Mereka adalah nelayan Galilea. Dalam diri kedua orang sederhana inilah kuasa dan hikmat Tuhan dinyatakan dengan sangat nyata dan luar biasa. Keberanian dan kemampuan kedua rasul ini memberi kesaksian karena mereka dipenuhi Roh Kudus (ayat 8). Keberanian dan kemampuan menyampaikan Injil merupakan buah dari hidup dalam pesekutuan dengan Yesus Kristus sendiri. Kuasa Tuhan juga sangat nyata dalam diri orang lumpuh yang telah disembuhkan. “Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya” (ayat 14). Pemulihan nyata dalam kehidupan seseorang merupakan saksi hidup atas kuasa Tuhan yang tak terbantahkan. Pengalaman Petrus dan Yohanes ini menjadi inspirasi bagi setiap orang percaya untuk memberikan kesaksian tentang kasih Tuhan di tengah kehidupan ini. Tuhan tidak memakai gelar atau status tetapi Tuhan memakai hati yang berserah untuk menjadi alat di tangan Tuhan, untuk menjadi saksi-Nya. Kedua, ketaatan kepada Tuhan melampaui ketaatan kepada manusia. Dalam ayat 18, Petrus dan Yohanes diperintahkan “supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus”. Dalam situasi pengadilan ini mereka menghadapi pilihan yang sulit: taat kepada otoritas agama (manusia) atau taat kepada Tuhan yang telah memanggil mereka menjadi rasul dan saksi-Nya. Kedua rasul ini memberi jawaban jenui tegas dan penuh iman: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah” (ayat 19). Kini, para pemuka agama dihadapkan pada pilihan yang juga sulit. Sebagai orang-orang yang taat beragama, seharusnya mereka memilih taat kepada Tuhan. Petrus dan Yohanes menegaskan komitmen iman mereka untuk taat kepada Tuhan: “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar” (ayat 20). Hal ini menunjukkan kedalaman pengalaman pribadi kedua rasul itu akan Yesus Kristus, Tuhan yang bangkit. Mereka tidak mungkin mendiamkan kebenaran iman ini. Inilah karakteristik orang yang hidup dalam kebenaran: ia tidak tunduk pada tekanan dunia ketika hal itu bertentangan dengan Firman Tuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
7 2025-04-27 Dipanggil untuk berbelas kasih kepada sesama Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 27 April 2025. Minggu Kerahiman Ilahi. Dipanggil untuk berbelas kasih kepada sesama (Yohanes 20:19-31). 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu! 20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu. 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: Terimalah Roh Kudus. 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada. 20:24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 20:25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: Kami telah melihat Tuhan! Tetapi Tomas berkata kepada mereka: Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya. 20:26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: Damai sejahtera bagi kamu! 20:27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah. 20:28 Tomas menjawab Dia: Ya Tuhanku dan Allahku! 20:29 Kata Yesus kepadanya: Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. 20:30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Pada hari ini Gereja merayakan hari Minggu Kerahiman Ilahi. Minggu Kerahiman iahi dirayakan berdasarkan devosi kepada Kerahiman Ilahi yang diwariskan oleh Santa Faustina Kowalska. Di dalam perwahyuan pribadi yang diterima oleh Santa Faustina, Yesus bersabda: “Aku mau supaya ada Pesta Kerahiman. Aku mau supaya gambar itu diberkati secara mulia pada hari Minggu pertama sesudah Paska. Hari Minggu ini harus menjadi Pesta Kerahiman.” Permintaan ini disampaikan oleh Yesus kepada St. Faustina dari Polandia pada penampakan-Nya tanggal 22 Februari 1931. Permintaan Yesus ini baru terwujud pada tahun 2000, ketika Paus Yohanes Paulus II menetapkan Hari Minggu setelah Minggu Paskah sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Sejak saat itu Gereja universal secara resmi merayakan Pesta Kerahiman ilahi. Pesta kerahiman Ilahi mau menyadarkan manusia akan belas kasih Allah yang tak ada batasnya. Dalam bacaan Injil hari ini, Yohanes 20:19-31, diceritakan tindakan Tuhan Yesus yang luar biasa, yang dilakukan-Nya pada hari Kebangkitan, saat Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya untuk pertama kali di muka umum: “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersuka cita ketika mereka melihat Tuhan. Lalu kata Yesus sekali lagi, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Sesudah berkata demikian, Ia menghembusi mereka dan berkata, “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (ayat 19-23). Dalam perayaan hari Minggu Kerahiman Ilahi dan / atau devosi kerahiman Ilahi, semua umat beriman diajak untuk menghayati rumusan Kerahiman ilahi, yaitu: 1) Mohon Belas Kasih Allah: Tuhan menghendaki kita datang kepada-Nya dalam doa secara terus-menerus, menyesali dosa-dosa kita dan mohon kepada-Nya untuk mencurahkan belas kasih-Nya atas kita dan atas dunia. 2) Berbelas Kasih kepada Sesama. Tuhan menghendaki setelah kita menerima belas kasih-Nya dan membiarkan belas kasih Ilahi itu mengalir melalui kita kepada sesama. Tuhan menghendaki kita memperluas kasih serta pengampunan kepada sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita. 3) Percaya Penuh kepada-Nya: Tuhan ingin kita tahu bahwa rahmat-rahmat belas kasih-Nya tergantung pada besarnya kepercayaan kita. Semakin kita percaya kepada-Nya, semakin berlimpah rahmat yang kita terima. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
8 2025-04-28 Roh Kudus memberi keberanian dalam memberitakan firman Allah Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 28 April 2025. Roh Kudus memberikan keberanian dalam memberitakan firman Allah (Kisah Para Rasul 4:23-31). 4:23 Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. 4:24 Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 4:25 Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? 4:26 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. 4:27 Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, 4:28 untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu. 4:29 Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. 4:30 Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba-Mu yang kudus. 4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari Kisah Para Rasul 4:23–31 adalah: Pertama, doa sebagai tanggapan atas ancaman dan tekanan. Dalam ayat 23-24a, para murid mendengar pengalaman Petrus dan Yohanes yang baru saja dilepaskan oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka mendapat ancaman dan tekanan dari para pemimpin agama Yahudi atas kesaksian mereka tentang Yesus yang bangkit dan tentang keselamatan dalam nama Yesus. Menanggapi ancaman dan tekanan tersebut, para murid tidak melarikan diri atau membalas, tetapi mereka secara bersama-sama bersatu dalam doa. Dalam ayat 24b-30 dilukiskan bagaimana para murid berdoa. Mereka memohon keberanian untuk terus memberitakan firman Allah, serta meminta kuasa Allah untuk menyatakan tanda-tanda dan mujizat dalam nama Yesus. Hal Ini menunjukkan bahwa kekuatan utama para murid Yesus Kristus dalam menghadapai ancaman dan tekenan dari mereka yang membenci Tuhan Yesus adalah penyerahan diri secara total kepada kehendak Allah, yang mereka ungkapkan dalam kesatuan doa yang ikhlas. Kedua, Roh Kudus memberikan keberanian dalam memberitakan firman Allah. Dalam ayat 31 dijelaskan bahwa setelah berdoa, tempat mereka berkumpul digoncangkan, dan mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Mereka mendapat kekuatan untuk memberitakan firman Allah dengan penuh keberanian. Kenyataan ini menunjukkan kepada setiap orang percaya dan mereka yang membaca firman ini bahwa keberanian dalam bersaksi berasal dari Roh Kudus. Setiap orang yang taat dan berserah dalam doa, Allah pasti memampukannya melampaui ketakutan dan keterbatasan manusiawinya sehingga ia mampu bersaksi tentang Tuhan yang hidup dan mengasihi manusia dan alam ciptaan dengan kasih tanpa batas. Ia mampu memberitakan firman Allah dengan berani. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
9 2025-04-29 Cara hidup jemaat Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 29 April 2025. Cara hidup jemaat (Kisah Para Rasul 4:32-37). 4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 4:32-37 adalah: Pertama, hidup sehati sejiwa. Dalam ayat 32 dinyatakan bahwa “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama”. Hidup sehati sejiwa merupakan cerminan kesatuan yang mendalam dalam komunitas orang percaya. Kesatuaan yang dibentuk atas dasar kasih. Kasih mendorong mereka untuk saling memperkaya dengan harta yang mereka miliki menjadi milik bersama. Kasih merupakan perwujudan iman akan Kristus yang bangkit memampukan orang percaya hidup dalam solidaritas nyata sesama sesama dan berani melepaskan rasa egonya. Iman yang benar merupakan relasi dengan Tuhan dan dengan sesama dalam bentuk berbagi dan kepedulian sosial. Kedua, kasih karunia sebagai dasar pelayanan dan kesaksian. Dalam ayat 33 dikatakan: “Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah” sehingga tidak terlihat adanya kekurangan. Kesaksian yang efektif adalah kesaksian yang diwujudkan dalam pelayanan. Pelayanan dan kesaksian yang dilandaskan pada kasih karunia menghasilkan transformasi sosial dan spiritual dalam kehidupan bersama. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
10 2025-04-30 Tangan Tuhan menyertai para utusan-Nya Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 30 April 2025. Tangan Tuhan menyeretai para utusan-Nya (Kisah Para Rasul 5:17-26). 5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 5:20 Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak. 5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, 5:23 katanya: Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya. 5:24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak. 5:26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 15:17-26 adalah: Pertama, kesetiaan pada panggilan dan perutusan. Dalam ayat 17-18 dijelaskan bahwa atas dasar iri hati para rasul ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara kota. Lalu mereka dibebaskan oleh malaekat Tuhan (ayat 19-20). Pada ayat 21 dijelaskan bahwa para rasul masuk ke Bait Allah dan mengajar di sana. Mereka tidak takut akan ancaman mahkamah agama yang telah menjebloskan mereka ke dalam penjara. Mereka memilih taat pada panggilan dan perutusan Tuhan yang telah mereka terima daripada mencari aman karena takut dianiaya. Ketaatan dan kesetiaan para rasul pad panggilan dan perutusan merupakan contoh bagi setiap orang percaya untuk berani memberikan kesaksian dalam situasi apa pun, termasuk saat kesaksian menuntut kemartiran. Kedua, tangan Tuhan menyertai para utusan-Nya. Ketika para rasul dimasukkan ke dalam penjara, Tuhan tidak membiarkan mereka dikurung di sana. Tuhan turun tangan dengan mengutus malaikat-Nya untuk membebaskan mereka. “Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: ‘Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak’ (ayat 19-20).” Tindakan Tuhan ini menunjukkan bahwa rencana Tuhan tidak dapat dibatasi oleh apa pun, termasuk oleh penjara yang terkunci dan dikawal dengan banyak serdadu. Tuhan mempunyai jalan tersendiri untuk mewujudkan rencana-Nya. Untuk itu, Tuhan memerlukan orang-orang yang setia dan taat pada panggilan dan perutusan-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail