Halaman Sarifirman

Bacaan Sarifirman

Kembali ke Beranda

No Tanggal Judul Isi Renungan Aksi
1 2025-04-11 Syukur atas penyertaan Tuhan Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 11 April 2025. Syukur atas penyertaan Tuhan (Yeremia 20:10-13). 20:10 Aku telah mendengar bisikan banyak orang: Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia! Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia! 20:11 Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! 20:12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. 20:13 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yeremia 20:10-13 adalah: Pertama, Yeremia diintai oleh para lawannya. Dalam ayat 10 digambarkan bagaimana orang-orang yang tidak menyukai Yeremia mengintainya dan menginginkan kejatuhannya. Yeremia merasakan kegentaran, yang dilukiskannya kegentaran itu datang dari segala penjuru. Suatu keadaan yang sangat mencekam Yeremia. Yang paling menyakiti Yeremia adalah sahabt karibnya sendiri mengintainya dan berusaha membujuknya untuk menjatuhkannya. Dalam situasi ini, Yeremia sendirian. Hanya Yeremia sebatang kara yang setia mengabdi Tuhan. Kedua, syukur atas penyertaan Tuhan. Dalam ayat 11-13 dilukiskan penyertaan Tuhan atas seluruh perjalanan hidup Yeremia. Yeremia menggambarkan Tuhan sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Dalam situasi yang sulit, Yeremia menyadari kehadiran Tuhan yang menyertainya. Yeremia bersyukur. Dalam ayat 12, Yeremia melihat keadaannya yang sangat sulit, yang dihimpit oleh para lawannya dengan kaca mata iman dan dengan rasa syukur. Yeremia berujar: “Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati”. Kesulitan dalam pandangan Yeremia adalah ujian untuk mendidikannya menjadi pribadi yang setia, pribadi yang taat kepada Tuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
2 2025-04-12 Aku, Tuhan yang menguduskan Israel Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 12 April 2025. Aku, TUHAN, menguduskan Israel (Yehezkiel 37:21-28). 37:21 Katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku menjemput orang Israel dari tengah bangsa-bangsa, ke mana mereka pergi Aku akan mengumpulkan mereka dari segala penjuru dan akan membawa mereka ke tanah mereka. 37:22 Aku akan menjadikan mereka satu bangsa di tanah mereka, di atas gunung-gunung Israel, dan satu raja memerintah mereka seluruhnya mereka tidak lagi menjadi dua bangsa dan tidak lagi terbagi menjadi dua kerajaan. 37:23 Mereka tidak lagi menajiskan dirinya dengan berhala-berhalanya atau dewa-dewa mereka yang menjijikkan atau dengan semua pelanggaran mereka. Tetapi Aku akan melepaskan mereka dari segala penyelewengani mereka, dengan mana mereka berbuat dosa, dan mentahirkan mereka, sehingga mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahnya. 37:24 Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. 37:25 Mereka akan tinggal di tanah yang Kuberikan kepada hamba-Ku Yakub, di mana nenek moyang mereka tinggal, ya, mereka, anak-anak mereka maupun cucu cicit mereka akan tinggal di sana untuk selama-lamanya dan hamba-Ku Daud menjadi raja mereka untuk selama-lamanya. 37:26 Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka, dan itu akan menjadi perjanjian yang kekal dengan mereka. Aku akan memberkati mereka dan membuat mereka banyak dan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. 37:27 Tempat kediaman-Kupun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 37:28 Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yehezkiel 37:21-28 adalah: Pertama, sebuah lambang untuk masa depan. Bacaan ini merupakan bagian dari keseluruhan perikop 37:15-28 (Kerajaan Israel dan Yehuda dipersatuak kembali). Pada bagian yang tidak dibacakan hari ini, Tuhan menyuruh Yehezkiel menggabungkan dua potong papan simbol kerajaan selatan dan kerajaan utara menjadi satu. Hal ini merupakan lambang persatuan bangsa itu setelah kembali dari pembuangan. Tuhan akan menyatukan bangsa Israel yang terpecah belah. Kedua, kerajaan Mesianis. Yehezkiel sesungguhnya meramalkan tentang kerajaan Mesianis yang akan datang. Kerajaan yang disatukan itu merupakan kerajan Mesianis, bilamana Kemah Suci Allah akan berada kembali di tengah-tengah umat-Nya. Pada waktu itu bangsa-bangsa akan mengakui kekuasaan Yehweh / Tuhan melalui peristiwa keselamatan umat-Nya. Yehezkiel telah melihat jauh ke depan. Bacaan ini ditempatkan pada hari ini sebagai benang merah yang menghubungkan hari-hari yang akan kita lalui pada pekan suci. “Bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya” (ayat 28). Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
3 2025-04-13 Ketaatan Hamba Yakwe Selamat pagi, selamat hari Minggu Palma, selamat memasuki Pekan Suci dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 13 April 2025. Hari Minggu Palma. Ketaatan Hamba Yahweh (Yesaya 50:4-7). 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 50:7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 50:4-7 adalah: Pertama, pewartaan non-verbal adalah tindakan kehidupan. Pada ayat 4 dikatakan bahwa Tuhan memberi kepada Hamba Yahwe lidah seorang murid untuk menyemangti yang letih lesu. Hamba Yahwe mewartakan ketaatannya bukan saja dengan lidah yang fasih berbicara melainkan dengan seluruh hidupnya. Pewartaan verbal, pewartaan dengan kata-kata memang penting. Tetapi pewartaan non-verbal, dengan tindakan kehidupan, dapat lebih menarik. Orang Latin bilang: Verba docent, exempla trahunt (kata-kata mengajar, teladan membimbing). Kedua, telinga untuk mendengar. Tuhan memberi Hamba-Nya lidah seorang murid dan mempertajam pendengaran-Nya agar Hamba Yahwe itu sanggup mendengar seperti seorang murid. Mendengar dengan tajam. Hamba Yahwe mendengarkan dengan penuh perhatian Sabda Allah dalam hidupnya, agar hidup itu dibangun sesuai dengan panggilan ilahi yang dinyalakan di dalam batinnya. Teladan Hamba Yahwe ini merupakan undangan bagi setiap orang percaya bahwa ketaatan pada panggilan hidup kristiani menikah atau menjadi imam atau menjadi biarawan/wati berlandaskan pada kesediaan mendengar panggilan ilahi yang menyala dalam batin. Kristus taat sampai mati bahkan mati di kayu salib, karena Kristus mendengarkan Tuhan dan menghidupi kehendak Tuhan di dalam seluruh hidup-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
4 2025-04-14 Hamba Yahwe Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 14 April 2025. Hamba Yahwe (Yesaya 42:1-7) 42:1 Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. 42:2 Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. 42:3 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. 42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi segala pulau mengharapkan pengajarannya. 42:5 Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: 42:6 Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, 42:7 untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. Selamat memasuki pekan suci. Pada hari Senin dalam pekan suci, Gereja menyajikan bagi kita bacaan yang diambil dari Yesaya 42:1-7. Sebagian dari bacaan ini yaitu ayat 1-4 dikutip dalam Perjanjian Baru: Mateus 12:18-21, yang dimulai dengan kata-kata…supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya. Dengan demikian Gereja memahami bahwa bacaan Yesaya 42:1-7, sesungguhnya berbicara tentang Yesus Kristus, Hamba Yahwe. Dua pokok permenungan penting yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 421-7 adalah: Pertama, hamba itu adalah orang pilihan-Ku. Hamba Yahwe adalah orang pilihan Tuhan. Dia dipilih dan diurapi: “Aku telah menaruh roh-Ku ke atasnya”. Dengan demikian Hamba Yahwe ini memiliki kualitas istimewa untuk melaksanakan tugas penebusan dan pengudusan. Kedua, Kelemahlembutan Hamba Yahwe. Dalam ayat 2-7 digambarkan kelemahlembutan Hamba Yahwe. Ia menunjukkan keramahan kepada yang lemah dan yang tidak memadai: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum” (ayat 3). Berhadapan dengan yang lemah, Ia menjadi tanda kesetiaan dalam menyampaikan hukum tanpa menyakitinya. Berhadapan dengan yang tidak berdaya, Ia tidak mengaburkan kemampuannya, tetapi menunjukkan kesetiaan dalam pendampingannya. Hukum yang setia dihayatinya adalah cinta kasih. Cinta yang dinyatakan dalam tindakan kasih menjadikan Hamba itu terang bagi bangsa-bangsa. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
5 2025-04-16 Nyanyian ketiga Hamba Yahwe Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 16 April 2025. Nyanyian ketiga Hamba Yahwe (Yesaya 50:4-9a). 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 50:7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. 50:8 Dia yang menyatakan aku benar telah dekat. Siapakah yang berani berbantah dengan aku? Marilah kita tampil bersama-sama! Siapakah lawanku berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! 50:9a Sesungguhnya, Tuhan ALLAH menolong aku siapakah yang berani menyatakan aku bersalah? Pada hari ketiga dalam pekan suci ini, umat beriman diajak untuk merenungkan nyanyian ketiga Hamba Yahwe, Yesaya 50:4-9a. Bacaan ini sesungguhnya mengajak umat beriman untuk belajar pada Hamba Yahwe. Dua pokok permenungan dari bacaan hari ini. Pertama, kesetiaan seorang murid. Dalam ayat 4 digambarkan bagaimana Hamba itu belajar sebagai seorang murid. Ia yang telah diberi lidah seorang murid sedang belajar menerima pelajaran biasa dengan unsur pengulangan yang terus-menerus dilakukan setiap pagi. Frase “setiap pagi” mengungkapkan usaha pemusatan perhatian sepanjang hidup terhadap kehendak Tuhan yang berkembang dalam situasi yang konkrit, situasi nyata: “urusan hari ini pada hari ini”. Dengan terus belajar dalam kesetiaan maka wibawa dan ketepatan kata-katanya menempatkan Hamba menjadi nabi yang khas dan unggul, tunggal. Kedua, buah kesetiaan. Dalam ayat 5 dan 6 sesungguhnya telah dinyatakan buah dari kesetiaan Hamba yang belajar itu. Pada ayat 5, berhadapan dengan Tuhan atau terhadap Tuhan, Hamba itu tidak memberontak dan tidak berpaling ke belakang sebagai pengorbanan dari kesetiaannya. Pada ayat 6, terhadap manusia yang memukul dan mencabut janggutnya, yang menodai dan meludahi mukanya dilakukannya dengan sukarela sebagai sebuah pemberian diri yang amat mahal untuk menyelamatkan manusia. Kekuatan pemberian diri sang Hamba terletak pada pertolongan Tuhan, sehingga ia tidak mendapat noda. Dalam rangkulan kasih pertolongan Tuhan Hamba itu meneguhkan hatinya seperti gunung batu, untuk tetap tegar mengorbankan segalanya dalam Tuhan. Yesuslah Hamba itu. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
6 2025-04-15 Hamba Tuhan sebagai terang Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 15 April 2025. Hamba Tuhan sebagai terang (Yesaya 49:1-6). 49:1 Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. 49:2 Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. 49:3 Ia berfirman kepadaku: Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku. 49:4 Tetapi aku berkata: Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku. 49:5 Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya--maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku--,firman-Nya: 49:6 Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi. Pada hari kedua dalam pekan suci ini, Gereja mengajak umat beriman untuk merenungkan bacaan dari Yesaya 49:1-6, yang berisikan nyanyian kedua Hamba Yahwe. Dalam bacaan hari ini dilukiskan panggilan dan perutusan Hamba Yahwe. Pertama, Hamba dipanggil sejak di dalam kandungan ibunya dan Tuhan telah menyebut namanya sejak dari dalam perut ibunya. Hal ini menggambarkan keistimewaan sang Hamba, yang dikhususkan sejak dalam kandungan ibunya untuk memenuhi firman ini: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku”. Kualitas diri sang Hamba terletak pada keberadaannya yang menyatakan keagungan Tuhan. Kedua, tugas perutusan sang Hamba. Hamba ini diutus untuk mengembalikan Yakub dan mengumpulkan Israel serta menjadi terang bangsa-bangsa supaya keselamatan dari Tuhan sampai ke ujung bumi. Yakub dan Israel merujuk pada bangsa yang sama yaitu Israel. Pilihan kata “mengembalikan” untuk menggambarkan sebuah proses pertobatan yang nampaknya sia-sia, seperti yang dikatakan dalam ayat 4 “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna” namun semuanya itu akan terbayar karena Tuhan sendiri yang akan berkarya. Kata lain yang digunakan adalah “mengumpulkan” sebuah proses penyatukan kembali. Proses ini pun tidak mudah. Tetapi Tuhan melakukannya dengan gemilang. Kedua tugas perutusan ini merupakan misi ke dalam “mengembalikan dan mengumpulkan” Israel. Dengan menjalankan tugas ke dalam secar baik, Hamba ini menjadi terang bangsa-bangsa. Pengorbanan Hamba ini justru berdaya jangkau yang amat luas yaitu sampai ke ujung bumi. Kerumitan tentang Israel yang diutus ke Israel seperti yang dikatakan dalam ayat 3: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel” yang diutus untuk mengembalikan Yakub dan mengumpulkan Israel, tidak terpecahkan dalam pengertian-pengertian Perjanjian Lama, karena tidak ada raja, nabi atau imam yang cukup besar dan pantas untuk gelar ini. Ini adalah daya tolak Perjanjian Lama yang mengarah kepada Perjanjian Baru, di mana Yesus Kristus adalah satu-satunya yang layak dan tepat mendapat gelar ini. Itu berarti yang dimaksudkan dengan Hamba Yahwe adalah Yesus Kristus sendiri. Dalam pekan suci ini, umat beriman diundangan untuk menatap dengan mata iman dan merangkul dengan hati penuh kasih pada Yesus yang menderita, wafat dan bangkit untuk menyelamatkan dunia. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
7 2025-04-17 Korban Paskah Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 17 April 2025. Kamis Putih. Korban Paskah (Keluaran 12:1-811-14). 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 12:2 Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 12:3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 12:4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 12:5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun kamu boleh ambil domba atau kambing. 12:6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. 12:7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 12:8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 12:11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu buru-burulah kamu memakannya itulah Paskah bagi TUHAN. 12:12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. 12:13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. 12:14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya. Pada perayaan Kamis Putih, hari ini, umat beriman diundang untuk merenungkan bacaan yang diambil dari Keluaran 12:1-811-14. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan ini adalah: Pertama, sifat-sifat khas korban. Sifat-sifat khas korban dan peraturan-peraturan yang diberikan Tuhan tentang pemakaian darah dan daging korban merupakan hal yang sangat penting, yang harus diperhatikan oleh bangsa Israel. Anak domba harus berumur 1 tahun, jantan (jantan lebih berharga dari yang betina), dan tanpa cacat, sempurna. Hal ini mengungkapkan bahwa anak domba yang dikorbankan merupakan korban yang terbaik. Kematiannya dengan penumpahan darah (dibunuh/disembelih) merupakan tanda penebusan yang menggantikan / sebagai pengganti bagi keluarga-keluarga Ibrani di hadapan Tuhan. Korban itu disembelih antara jam 3 samapai jam 5 sore (pada waktu senja). Darah korban tersebut dioleskan pada kedua tiang pintu dan di atas ambang pintu. Darah itu akan dilihat Tuhan dan darah tersebut menyediakan keamanan, yaitu tidak kena tulah. Mereka yang ada di dalam rumah, yang pada tiang dan ambang pintunya diolesi darah korban akan selamat, mereka benar-benar aman pada malam itu ketika malaekat maut membunuh anak-anak sulung Mesir. Sebab kematian korban Paskah adalah pengganti anak sulung seluruh bangsa Israel. Kedua, tata cara makan paskah. Orang Ibrani atau bangsa Israel harus makan paskah dengan pinggang berikat, kasut pada kaki dan tongkat di tangan buru-buru memakannya itulah Paskah bagi TUHAN. Hal ini menggambarkan bahwa orang-orang tebusan ini haruslah melakukan ziarah. Perayaan hari raya Paskah harus dipelihara untuk selama-lamanya, karena hal ini menyimpan kebenaran penebusan dan ini merupakan tanda peringatan kepada manusia dan bukan kepada Tuhan. Mereka harus memelihara perintah-perintah, janji-janji harus diterima dengan penuh kepercayaan dan darah harus dipercikan sebelum keselamatan dapat diperoleh. Inilah ziarah pengharapan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
8 2025-04-18 Hamba Yahwe yang menderita Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 18 April 2025. Jumat Agung. Hamba Yahwe yang menderita (Yesaya 52:13-53:12). 52:13 Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. 52:14 Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi-- 52:15 demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami. 53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? 53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. 53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. 53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. 53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. 53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. 53:11 Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. 53:12 Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak. Pada hari ini, Gereja mengajak umat beriman untuk memahami makna ibadat Jumat Agung. Pertama, Hari Jumat Agung, merupakan waktu di mana Kristus, domba Paskah dikurbankan. Kepada jemaat di Korintus, Santo Paulus menulis, “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus”. Kedua, Gereja memperingati Penderitaan dan Wafat Kristus, Sang Mempelai. Ketiga, pada waktu ini, secara khusus Gereja menyembah Salib Kristus Sang Mempelai. Dengan cara ini Gereja masuk dalam permenungan untuk memaknai asal-muasalnya dari luka lambung Kristus yang wafat di Salib. Keempat, untuk itu, Gereja dipanggil untuk berdoa bagi keselamatan seluruh dunia. (Bdk. Teks persiapan Trihari Suci, Komlit, KAE). Memandang salib Tuhan terpancang di Kalvari/ Kumandang rintihan terdengar dalam nubari/ Rintihan beribu, berlaskar dan entahlah berapa jumlahnya umat manusia/ Yang menjerit terhimpit derita/ Alam tak ramah lagi/ Memang alam yang tak ramah ataukah ulah manusia yang tak beradab?/ Ada banjir yang melanda kampung warga/ Ada kampung yang terbelah mengusir warga/ Ada surga yang hilang ditelan monster pembangunan bernarasi kesejahteraan/ Rintihan itu “hanyalah rintihan orang kecil”/ Tapi rintihan yang didengar semesta/ Rintihan merabik pilu/ Selaras jeritan derita Penyelamat tersalib/ Pada detik kasih memeluk semesta/ Dalam bilur dan jeritan menyatukan yang duniawi dan surgawi, yang insani dan yang ilahi/ Tangan terentang pada salib/ Terulur memeluk semesta/ Terulur memeluk jiwa yang hancur/ Dari bilur-bilurnya jiwa terselamatkan/ Tubuh membungkuk mengecup salib/ Mengecup Tuhan tersalib/ Lalu membenamkan diri dalam pelukan Tangan Tersalib. (Ola Ngari, 18 April 2025) Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
9 2025-04-19 Tuhan menyelamatkan umat-Nya Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 19 April 2025. Sabtu Suci. Tuhan menyelamatkan umat-Nya (Keluaran 14:15-15:1). 14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 14:17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 14:18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda. 14:19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 14:20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering maka terbelahlah air itu. 14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut. 14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 14:25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir. 14:26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda. 14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. 14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut seorangpun tidak ada yang tinggal i dari mereka. 14:29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering j dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan l orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu. 15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Bacaan Keluaran 14:15-15:1 menggambarkan akhir penyeberangan bangsa Israel di Laut Merah. Kisah ini berciri epos atau kisah kepahlawanan, kisah perjuangan yang berkaitan dengan pembebasan bangsa terpilih dari Mesir. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan ini adalah: Pertama, kuat kuasa penyelenggaraan Tuhan dalam membimbing umat-Nya, bangsa Israel sebagai bangsa terpilih menuju pembebasan. Dalam kisah ini ditunjukkan inisitaip Tuhan, yang membangun Israel sebagai bangsa. Peristiwa-peristiwa yang disampaikan dalam bacaan ini malaiket Yahwe, tongkat Musa, tugu api, tiang awan merupakan relief atau pahatan peristiwa yang mau menjelaskan tentang karya agung Tuhan tersebut. Tuhan berkarya dengan sangat mengagumkan, dengan tidak menghentikan geral alam. Tuhan berkarya dalam gerak alam. Karya Tuhan dalam gerak alam sudah sangat mengagumkan. Kedua, Tuhan menyelamatkan bangsa manusia dengan dan melalui sejarah hidup bangsa tersebut. Peristiwa penyeberangan Laut Merah oleh umat Israel dapat menjadi cerminan untuk memahami Tuhan yang berkarya dalam sejarah kehidupan setiap bangsa dan setiap pribadi. Peristiwa Yesus Kristus menunjukkan arah keselamatan Tuhan bagi setiap bangsa dan setiap pribadi yang percaya. Bahkan dalam peristiwa yang paling mengerikan, yaitu dalam kematian mengerikan di kayu salib, Tuhan masih menyatakan diri berkarya menyelamatkan manusia dengan membangkitkan Yesus Kristus dari alam maut. Keselamatan bangsa manusia dewasa ini memang sangat tergantung dari pengarahan Tuhan. Tuhan masih tetap berkarya untuk mengarahkan manusia kepada keselamatan. Pertanyaannya: Apakah manusia, kita masih mau diarahkan? Inilah persoalan iman, yang menjadi dasar perjuangan umat terpilih dan setiap orang percaya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
10 2025-04-20 Kesaksian tentang Tuhan yang bangkit Selamat pagi, selamat Pesta Paska dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 20 April 2025. Kesaksian tentang Tuhan yang bangkit (Kisah Para Rasul 10:34.37-43). 10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. 10:37 Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, 10:38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. 10:39 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di tanah Yudea maupun di Yerusalem dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. 10:40 Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, 10:41 bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. 10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. 10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya. Bacaan hari ini merupakan kutipan kotbah Petrus di hadapan Kornelius dan keluarganya. Kotbah ini merupakan persiapan baptisan bagi Kornelius dan keluarganya. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan ini adalah: Pertama, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus merupakan satu kesatuan. Peristiwa kebangkitan Tuhan yang kita rayakan hari ini tidak dapat dipisahkan dari peristiwa Jumat Agung peristiwa penderitaan dan wafat Tuhan Yesus Kristus. Wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus merupakan bagian integral dari peristiwa hidup Yesus Kristus. Hidup - perjuangan – wafat/kematian – kebangkitan Yesus Kristus merupakan peristiwa “Injil”, kabar gembira bagi dunia bahwa Tuhan yang mencintai manusia, terlibat dalam seluruh proses kehidupan manusia, membangun hidup manusia yang juga sering ditandai oleh kegagalan-kegagalan. Kesabaran, dan kesetiaan sampai akhir akan mengubah kegagalan menjadi berkat bagi banyak orang dan dunia. Kedua, orang Kristen wajib menjadi saksi. Orang Kristen wajib menjadi saksi kebangkitan Tuhan, saksi kuat kuasa Tuhan yang mengalahkan kematian dengan kebangkitan-Nya. a) Menjadi saksi dilandasi pada pengakuan / iman akan Yesus Kristus Tuhan yang bangkit sebagai peristiwa yang menentukan hidup kita. b) Kesaksian akan iman kita pada Yesus Kristus, Tuhan yang bangkit dinyatakan dalam perjuangan hidup kita sendiri atau dalam pengalaman yang nyata. Di sini kesaksian kita menjadi efektif, sebab orang lain dapat mengamini bahwa perjuangan kita menunjukkan Yesus Kristus adalah pribadi yang penuh arti bagi kita, yang sangat menentukan pada saat kita membuat keputusan di dalam hidup kita. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail