Hamba Tuhan sebagai terang
...

Hamba Tuhan sebagai terang

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 15 April 2025. Hamba Tuhan sebagai terang (Yesaya 49:1-6). 49:1 Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. 49:2 Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. 49:3 Ia berfirman kepadaku: Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku. 49:4 Tetapi aku berkata: Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku. 49:5 Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya--maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku--,firman-Nya: 49:6 Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.

Renungan :

Pada hari kedua dalam pekan suci ini, Gereja mengajak umat beriman untuk merenungkan bacaan dari Yesaya 49:1-6, yang berisikan nyanyian kedua Hamba Yahwe. Dalam bacaan hari ini dilukiskan panggilan dan perutusan Hamba Yahwe. Pertama, Hamba dipanggil sejak di dalam kandungan ibunya dan Tuhan telah menyebut namanya sejak dari dalam perut ibunya. Hal ini menggambarkan keistimewaan sang Hamba, yang dikhususkan sejak dalam kandungan ibunya untuk memenuhi firman ini: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku”. Kualitas diri sang Hamba terletak pada keberadaannya yang menyatakan keagungan Tuhan. Kedua, tugas perutusan sang Hamba. Hamba ini diutus untuk mengembalikan Yakub dan mengumpulkan Israel serta menjadi terang bangsa-bangsa supaya keselamatan dari Tuhan sampai ke ujung bumi. Yakub dan Israel merujuk pada bangsa yang sama yaitu Israel. Pilihan kata “mengembalikan” untuk menggambarkan sebuah proses pertobatan yang nampaknya sia-sia, seperti yang dikatakan dalam ayat 4 “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna” namun semuanya itu akan terbayar karena Tuhan sendiri yang akan berkarya. Kata lain yang digunakan adalah “mengumpulkan” sebuah proses penyatukan kembali. Proses ini pun tidak mudah. Tetapi Tuhan melakukannya dengan gemilang. Kedua tugas perutusan ini merupakan misi ke dalam “mengembalikan dan mengumpulkan” Israel. Dengan menjalankan tugas ke dalam secar baik, Hamba ini menjadi terang bangsa-bangsa. Pengorbanan Hamba ini justru berdaya jangkau yang amat luas yaitu sampai ke ujung bumi. Kerumitan tentang Israel yang diutus ke Israel seperti yang dikatakan dalam ayat 3: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel” yang diutus untuk mengembalikan Yakub dan mengumpulkan Israel, tidak terpecahkan dalam pengertian-pengertian Perjanjian Lama, karena tidak ada raja, nabi atau imam yang cukup besar dan pantas untuk gelar ini. Ini adalah daya tolak Perjanjian Lama yang mengarah kepada Perjanjian Baru, di mana Yesus Kristus adalah satu-satunya yang layak dan tepat mendapat gelar ini. Itu berarti yang dimaksudkan dengan Hamba Yahwe adalah Yesus Kristus sendiri. Dalam pekan suci ini, umat beriman diundangan untuk menatap dengan mata iman dan merangkul dengan hati penuh kasih pada Yesus yang menderita, wafat dan bangkit untuk menyelamatkan dunia. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda