Halaman Sarifirman

Bacaan Sarifirman

Kembali ke Beranda

No Tanggal Judul Isi Renungan Aksi
1 2025-05-11 Hidup dalam kasih karunia Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 11 Mei 2025. Hidup dalam kasih karunia (Kisah Para Rasul 13:14, 43-52). 13:14 Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. 13:43 Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. 13:44 Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah. 13:45 Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus. 13:46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. 13:47 Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi. 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. 13:49 Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. 13:50 Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. 13:51 Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. 13:52 Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 13:14, 43-52 adalah: Pertama, hidup dalam kasih karunia. Paulus dan Barnabas menasihati jemaat di Anthiokia untuk tetap hidup di dalam kasih karunia Allah (ayat 43). Hidup dalam kasih karunia mengandung arti menyadari bahwa hidup adalah pemberian cuma-cuma dari Allah (anugerah), hidup dengan mengandalkan Tuhan, hidup dalam pengampunan dan pembaharuan diri, menjadi saluran kasih Allah bagi sesama, dan bertumbuh dalam karakter rohani (penuh kasih, sabar, rendah hati dan setia). Jemaat yang hidup dalam kasih karunia akan berdiri teguh di tengah hantaman badai iri hati, hujatan dan penganiayaan. Kedua, sukacita Injil menyelimuti mereka yang menerimanya. Ketika sebagian orang Yahudi menolak Injil, Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Paulus dan Barnabas berkata: “Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi (ayat 47). Tanggapan orang-orang bukan Yahudi sangat positif, mereka menunjukkan sukacita besar karena mereka menerima keselamatan dengan hati terbuka. Keselamatan adalah anugerah universal bagi semua bangsa manusia, bukan eksklusif. Setiap orang percaya diajak untuk tidak membatasi pekerjaan Tuhan dan tetap terbuka serta bersukacita bila melihat banyak orang menerima firman-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
2 2025-05-12 Allah berdaulat Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 12 Mei 2025. Allah berdaulat (Kisah Para RAsul 11:1-18). 11:1 Rasul-rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima firman Allah. 11:2 Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia. 11:3 Kata mereka: Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka. 11:4 Tetapi Petrus menjelaskan segala sesuatu berturut-turut, katanya: 11:5 Aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa ilahi dan aku melihat suatu penglihatan: suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. 11:6 Aku menatapnya dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung. 11:7 Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! 11:8 Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. 11:9 Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram! 11:10 Hal itu terjadi sampai tiga kali, lalu semuanya ditarik kembali ke langit. 11:11 Dan seketika itu juga tiga orang berdiri di depan rumah, di mana kami menumpang mereka diutus kepadaku dari Kaisarea. 11:12 Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu, 11:13 dan ia menceriterakan kepada kami, bagaimana ia melihat seorang malaikat berdiri di dalam rumahnya dan berkata kepadanya: Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus. 11:14 Ia akan menyampaikan suatu berita kepada kamu, yang akan mendatangkan keselamatan bagimu dan bagi seluruh isi rumahmu. 11:15 Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. 11:16 Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. 11:17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia? 11:18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 11:1–18, adalah: Pertama, Allah berdaulat untuk memberikan anugerah kepada segala bangsa. Ketika Petrus sedang berdoa, dia mendapat penglihatan suatu benda berbentuk kain lebar yang diturunkan dari langit dan di dalamnya berisikan: segala jenis binatang berkaki empat dan binatang liar dan binatang menjalar dan burung-burung (ayat 6). Petrus berkata: “Aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku. Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!” (ayat 7-9). Sebuah pernyataan simbolik, yang tentu memberikan penjelasan tentang keanekragaman suku bangsa yang memiliki hak yang sama untuk menerima kasih karunia Allah. Allah berdaulat untuk menganugerahkan kasih karunianya kepada segala bangsa dan tak seorang pun yang berhak menyatakan itu haram. Kedaulatan Allah untuk memberikan kasih karunia dan keselamatan kepada segala bangsa dinyatakan dalam ayat 15, di mana Roh Kudus turun ke atas mereka (bangsa bukan Yahudi) seperti kepada para rasul dahulu. Kedua, ketaatan pada bimbingan Roh Kudus setiap persoalan dan perbedaan dapat diatasi. Dalam ayat 12 dilukiskan sikap ketaatan Petrus kepada bimbingan Roh Kudus. Petrus pergi bersama-sama orang-orang utusan dari Kaisarea. Kunjungan Petrus kepada orang Kaisarea mendapat kritikan dan dijadikan sebagai hal yang bertentangan dengan adat serta menimbulkan perselisihan (ayat 2-3). Akan tetapi kesaksian yang jujur dari Petrus yang dilengkapi dengan bukti karya Roh Kudus yang mengagumkan atas orang-orang bukan Yahudi itu membuka kesadaran para saudara di Yerusalem dan meluluhkan hati mereka. Pengalaman Petrus ini mengundang orang percaya untuk menyadari kedaulatan Allah untuk menyelamatkan manusia dan kuasa Roh Kudus yang menaungi dan menyertai setiap orang yang percaya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
3 2025-05-13 Memelihara api sukacita Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 13 Mei 2025. Memelihara api sukacita (Kisah Para Rasul 11:19-26). 11:19 Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. 11:20 Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. 11:21 Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. 11:22 Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. 11:23 Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, 11:24 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. 11:25 Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. 11:26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. Dua pokop permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 11:19-26 adalah: Pertama, Penganiayaan, tantangan adalah peluang untuk mewartakan Injil. Dalam ayat 19 diwartakan bahwa setelah kematian Stefanus, penganiayaan terhadap para pengikut Yesus semakin hebat dan hal itu menyebabkan para murid tersebar. Mereka tersebar ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Di sana mereka memberitakan Injil. Pertama-tama kepada orang Yahudi saja, kemudian Injil diberitakan juga kepada orang Yunani (ayat 20). Penderitaan, penganiayaan telah menjadi sarana untuk memperluas Kerajaan Allah. Darah para marti telah menumbuhkan benih iman dalam hati orang-orang percaya. Tantangan dan kesulitan bukanlah jalan buntu, tetapi batu loncatan atau tumpuan untuk dapat melompat lebih jauh. Kedua, memelihara api sukacita dalam diri orang percaya. Dalam ayat 23-24 dikatakan: “Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.” Barnabas melihat kasih karunia yang telah dilimpah Tuhan ke atas diri orang-orang percaya dan ia bersukacita. Kasih karunia mendatangkan sukacita. Barnabas membantu menyalakan api sukacita yang telah ada dalam diri orang percaya supaya mereka sanggup menjadi terang yang menampakkan Kristus ke tengah dunia. Supaya dunia mengetahui bahwa mereka adalah pengikut Kristus atau Kristen. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
4 2025-05-14 Komunitas yang berdoa Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 14 Mei 2025. Pesta St. Matias Rasul. Komunitas yang berdoa (Kisah Para Rasul 1:15-1721-24). 1:15 Berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: 1:16 Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. 1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. 1:21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, 1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya. 1:23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. 1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, 1:25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya. 1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 1:15–26, bertepatan dengan pesta St. Matias Rasul adalah: Pertama, Allah memanggil dan memilih lewat komunitas yang berdoa. Sebagaimana dikisahkan dalam ayat 24–25 komunitas para murid berdoa: “Mereka semua berdoa dan berkata: ‘Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.’ Pemilihan Matias sebagai rasul untuk menggantikan Yudas terjadi dalam komunitas para murid yang berkumpul, berdoa, dan mencari kehendak Allah. Di sini sesungguhnya dijelaskan bahwa panggilan dan pengutusan dalam Gereja merupakan buah dari keterbukaan terhadap kehendak Tuhan yang diungkapkan melalui doa dan kebersamaan. Hal ini berarti terpilihnya Matias menjadi rasul bukan karena ambisi pribadi Matias. Kedua, kesetiaan dalam hal kecil jalan menuju perutusan besar. Nama Matias adalah salah satu nama dari dua nama yang diusulkan untuk menjadi pengganti Yudas Iskariot. Matias memenuhi syarat yang diajukan yaitu sudah terlibat bersama para rasul sejak baptisan Yohanes sampai Yesus terangkat ke surga (ayat 22). Itu berarti selama pelayanan Yesus Matias hadir. Tentu Matias adalah orang yang memiliki kualitas kepribadian yang baik, seperti kesetiaan. Kesetiaan dalam mengikuti Yesus dan para rasul. Hal itu merupakan sebuah perjalanan panjang yang membuatnya layak dipilih menjadi saksi kebangkitan. Kesetiaan Matias nampaknya biasa-biasa saja dan mungkin dalam hal-hal kecil, yang dinilai pantas untuk mengemban tugas perutusan yang luar biasa. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
5 2025-05-15 Kesetiaan Allah dalam sejarah keselamatan Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 15 Mei 2025. Kesetiaan Allah dalam sejarah keselamatan (Kisah Para Rasul 13:13-25). 13:13 Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem. 13:14 Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. 13:15 Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah! 13:16 Maka bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata: Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! 13:17 Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. 13:18 Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. 13:19 Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka 13:20 selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun. Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. 13:21 Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. 13:22 Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. 13:23 Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. 13:24 Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. 13:25 Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 13:13–25 adalah: Pertama, kesetiaan Allah dalam sejarah keselamatan. Dalam ayat 17-23, Paulus yang mendapat kesempatan untuk berkotbah mengingatkan umat orang Israel dan yang takut akan Allah tentang sejarah keselamatan yang dikerjakan Allah sejak zaman nenek moyang yaitu sejak pembebasan dari Mesir, masa para hakim, raja-raja, hingga hadirnya Yesus sebagai Juruselamat. Dalam kotbahnya Paulus menunjukkan bahwa karya Allah berlangsung secara konsisten sepanjang waktu, dan Allah tetap setia akan janji-Nya meski umat-Nya sering tidak setia. Dalam kesetiaan itu Allah menggenapi janji-Nya yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus, sang Juruselamat, Tuhan yang bangkit dari antara orang mati. Kedua, kerendahan hati dan kejelasan misi seperti Yohanes Pembaptis. Dalam ayat 24-25, Paulus menyebut dan menjelaskan peran Yohanes yang menyiapkan kedatangan Yesus. Yohanes tampil sebagai teladan bagaimana seorang misionaris menjalankan perannya. Ia bukan Mesias, tetapi hanya pendahulu-Nya. Yohanes tahu diri. Ia menolak kemuliaan pribadi dan menunjuk kepada Yesus, walaupun banyak orang mengira dialah yang dijanjikan. Yohanes mengajarkan betapa pentingnya kerendahan hati dan kesetiaan pada peran yang dipercayakan Allah. Setiap orang percaya dipanggil untuk mewartakan dan memuliakan Kristus dalam setiap pelayanan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
6 2025-05-16 Penggenapan janji Allah Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 16 Mei 2025. Penggenapan janji Allah (Kisah Para Rasul 13:26-33). 13:26 Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita. 13:27 Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. 13:28 Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh. 13:29 Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur. 13:30 Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. 13:31 Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. 13:32 Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, 13:33 telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 13:26–33 adalah: Pertama, kabar keselamatan adalah penggenapan janji Allah. Dalam ayat 32-33, Paulus menegaskan bahwa kabar keselamatan dalam Yesus adalah penggenapan dari janji Allah kepada nenek moyang bangsa Israel. Allah setia pada janji-Nya, walaupun manusia sering gagal mengenali rencana karya keselamatan-Nya. Hal itu dilakukan oleh para pemimpin Yerusalem yang menolak Yesus (ayat 27). Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Allah berdaulat atas kematian dan menggenapi janji-Nya dengan cara yang melampaui harapan manusia. Paulus ingin menegaskan bahwa rencana Allah tidak pernah gagal, dan setiap janji-Nya akan digenapi tepat pada waktunya. Segala sesuatu akan indah pada waktunya. Kedua, Yesus yang bangkit merupakan Kabar Sukacita bagi semua orang. Dalam ayat 30-31, Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan Yesus dari kematian menjadi pusat iman Kristen dan sumber sukacita serta harapan bagi seluruh umat manusia. Paulus dan para saksi mata memberitakan fakta ini dengan penuh keyakinan. Mereka sendiri melihat dan mengalami-Nya peristiwa penampakan Yesus. Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan menyalami mereka. Yesus hidup dan mengutus mereka untuk menjadi saksi-Nya di seluruh dunia. Yesus mengutus mereka untuk mewartakan kabar keselamatan dan pengampunan. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi sukacita kebangkitan dalam perkataan dan perbuatan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
7 2025-05-17 Terang bagi segala bangsa Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 17 Mei 2025. Terang bagi segala bangsa (Kisah Para Rasul 13:14-52). 13:44 Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah. 13:45 Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus. 13:46 Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata: Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. 13:47 Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi. 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. 13:49 Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. 13:50 Orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu. 13:51 Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. 13:52 Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 13:44–52 adalah: Pertama, Firman Allah membawa sukacita dan juga penolakan. Dalam ayat 48 dikisahkan bahwa terdapat beitu banyak orang yang mendengarkan pewartaan Paulus dan Barnabas besukacita atau bergembira dan percaya. Namun orang Yahudi menolaknya karena merasa iri hati atas keberhasilan para rasul (ayat 45) dan mereka menimbulkan penganiayaan kepada Paulus dan Barnabas (ayat 50). Kisah ini menjelaskan kepada semua orang percaya bahwa kebenaran tidak selalu diterima dengan hati gembira dan dengan tangan terbuka. Kebenaran yang diwartakan bahkan dapat menimbulkan konflik. Namun apa pun resikonya, wartakanlah terus kebenaran. Kebenaran tidak pernah mati dibunuh. Kebenaran mungkin dapat dibungkam dengan kekerasa atau apapun dan kebenaran pasti akan mencari jalannya sendiri untuk tampil dan menang. Kedua, terang bagi segala bangsa. Keselamatan Allah yang ditolak oleh orang Yahudi (ayat 45) menciptakan peluang bagi bangsa lain. Paulus dan Barnabas pun berpaling kepada bangsa-bangsa lain (ayat 46-47) dan mewartakan keselamatan Allah kepada mereka. Bangsa lain menerima dengan sukacita dan Injil menjadi terang bagi mereka. Paulus dan Barnabas diutus untuk mewartakan Injil keselamatan Allah kepada segala bangsa “Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi (ayat 47). Setiap orang percaya atau orang Kristen dipanggil dan diutus untuk menjadi saksi lintas batas, lintas budaya, dan lintas kenyamanan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
8 2025-05-18 Bertekun di dalam iman Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 18 Mei 2025. Bertekun di dalam iman (Kisah Para RAsul 14:21-28). 14:21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. 14:23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. 14:24 Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 14:25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 14:26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 14:27 Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 14:28 Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 14:21-28 adalah sebagai berikut: Pertama, ketangguhan iman. Dalam ayat 22, Paulus dan Barnabas menasehati para murid supaya mereka bertekun di dalam iman, dan bahwa “untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara”. Paulus dan Barnabas ingin menegaskan bahwa keselamatan atau masuk Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang didapat dengan mudah atau gampang, tetapi butuh perjuangan, ketekunan, keberanian dan pengharapan. Orang yang bertekun di dalam iman adalah mereka terus berkanjang dalam pengharapan, berkorban penuh kasih dan percaya bahwa jalan penderitaan yang ditempuhnya bersama Yesus adalah jalan keselamatan. Ketangguhan iman terbentuk dalam ketekunan dan penderitaan. Kedua, memimpin berarti melayani. Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua pada setiap jemaat untuk melayani jemaat itu. Para penatua dilantik “dengan berdoa dan berpuasa, lalu menyerahkan mereka kepada Tuhan” (ayat 23). Mereka diundang agar dengan penuh kerendahan hati menjadi pemimpin yang melayani. Menjadi penatua berarti menjadi pelayanan. Seseorang yang mau menjadi pelayan harus menjalankan tugas dalam iman dan percaya pada penyelenggaraan Tuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
9 2025-05-19 Keutamaan seorang saksi Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 19 Mei 2025. Keutamaan seorang saksi (Kisah Para Rasul 14:5-18). 14:5 Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. 14:6 Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. 14:7 Di situ mereka memberitakan Injil. 14:8 Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. 14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. 14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: Berdirilah tegak di atas kakimu! Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. 14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia. 14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. 14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: 14:15 Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, 14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan. 14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 14:5–18: Pertama, Injil harus tetap diwartakan. Dalam ayat 5-6 digambarkan bahwa orang-orang yang tidak percaya dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan para pemimpin mereka melakukan gerakkan dan melimpari para rasul dengan batu. Dalam ayat 7 dikatakan bahwa para rasul itu menghindar ke kota Listra dan Derbe lalu mewartakan Injil di sana. Paulus dan Barnabas tidak pernah menyerah. Mereka mencari jalan lain untuk tetap mewartakan Injil. Inilah sikap berani dan tekun yang merupakan jawaban atas panggilan menjadi saksi Kristus, menjadi saksi Injil kebenaran Allah. Keutamaan seorang saksi yang dapat dipetik dari pengalaman Paulus dan Barnabas adalah kesetiaan, ketekunan, keberanian dan kecerdasan. Kedua, semua kemuliaan hanya untuk Tuhan. Saksi yang setia tidak akan menyombongkan dirinya. Ia akan mengembalikan segala kemuliaan kepada orang yang mengutusnya. Itulah yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas. Dalam ayat 10 dikatakan bahwa Paulus menyembuhkan seorang lumpuh dengan berkata: Berdirilah tegak di atas kakimu! Melihat mujizat itu, orang banyak memuja mereka sebagai dewa. Namun Paulus dan Barnabas menolak penyembahan itu dengan tegas, mengarahkan orang banyak itu menyembah Allah yang hidup. Paulus dan Bernabas sadar bahwa kuasa yang mereka miliki bukan berasal dari diri sendiri, melainkan dari Tuhan, dan semua kemuliaan harus dikembalikan kepada-Nya. Paulus dan Barnabas tidak berusaha mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri mereka. Inilah saksi sejati. Saksi yang setia, tekun, berani dan cerdas/bijaksana. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
10 2025-05-20 Pelayanan merupakan pekerjaan bersama Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 20 Mei 2025. Pelayanan merupakan pekerjaan bersama (Kisah Para Rasul 14:19-28). 14:19 Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. 14:20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. 14:21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. 14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. 14:23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. 14:24 Mereka menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. 14:25 Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. 14:26 Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan. 14:27 Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. 14:28 Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 14:19–28: Pertama, kesetiaan dalam penderitaan. Dalam ayat 19-20 dikisahkan bagaimana Paulus dilempari hingga hampir mati. Para musuh menyangka bahwa Paulus telah meninggal sehingga mereka meninggalkan dia. Penderitaan merupakan bagian dari panggilan untuk setia. Kesetiaan dalam menghadapi aniaya justru menjadi sarana untuk memperkuat iman jemaat dan membuktikan bahwa kuasa Tuhan nyata dalam kelemahan manusiawi. Kesetiaan Paulus membangkitkan semangat kesetiaan orang-orang percaya. Dalam situasi yang sangat genting ini, Paulus dikelilingi oleh murid-murid atau orang-orang percaya. Mereka bersatu hati dan terus dengan setia berbela rasa serta turut menderita bersama Paulus. Kedua, pelayanan merupakan pekerjaan bersama dalam bimbingan Tuhan pemilik kebun anggur. Pada ayat 23 dijelaskan bahwa Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua untuk setiap jemaat. Mereka berdoa, berpuasa dan menyerahkan para penatua yang baru saja ditetapkan kepada Tuhan. Paulus dan Barnabas memandang jauh ke depan. Mereka tidak tinggal tetap bersama jemaat yang baru saja percaya. Mereka memerlukan orang-orang lain untuk melayani jemaat dalam kerja sama dengan mereka dan bimbingan Tuhan sendiri. Tugas Paulus dan Barnabas adalah menanam, serahkan kepada Tuhan sebab Tuhan sendirilah yang memberi pertumbuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail