1 |
2025-03-22 |
Kasih dan pengampunan Tuhan tak terbatas |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 22 Maret 2025. Kasih dan pengampunan Tuhan tak terbatas (Mikha 7:14-15, 18-20). 7:14 Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. 7:15 Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban! 7:18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? 7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. 7:20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala! |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Mikha 7:14-15, 18-20 adalah: Pertama, doa permohonan agar Tuhan menjadi Gembala Israel. Dalam ayat 14 dan 15, Mikha berdoa mohon Tuhan menggembalakan umat-Nya Israel. Bagi Mikha, Tuhan adalah Gembala yang peduli dan penuh kasih yang memberikan pemeliharaan. Dalam doa tersebut, Mikha mengingatkan Tuhan akan janji-Nya untuk menggembalakan bangsa itu dengan tongkat-Nya. Sebab bangsa Israel seperti kambing domba yang terpencil dan mendiami rimba, tanpa pengembalaan. Kedua, kasih dan pengampunan Tuhan tak terbatas. Dalam ayat 18-20, Mikha mengungkapkan betapa besar kasih dan pengampunan Tuhan kepada umat-Nya. Mikha menggambarkan kasih setia Tuhan yang luar biasa demikian: Tuhan mengampuni dosa dan pelanggaran, Tuhan tidak mempertahankan murka-Nya untuk selamanya, dan Tuhan melemparkan dosa-dosa umat-Nya ke dalam tubir laut. Kisah ini mengingatkan setiap orang percaya akan sifat Tuhan yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Walaupun umat-Nya sering gagal dan jatuh dalam dosa, namun Tuhan tetap setia mengampuni dosa umat-Nya dan memberikan kesempatan baru kepada mereka. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
2 |
2025-03-23 |
Kesadaran akan kehadiran Tuhan |
Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 23 Maret 2025. Kesadaran akan kehadiran Tuhan (Keluaran 3:1-8a,13-15). 3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. 3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. 3:3 Musa berkata: Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu? 3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: Musa, Musa! dan ia menjawab: Ya, Allah. 3:5 Lalu Ia berfirman: Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. 3:6 Lagi Ia berfirman: Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. 3:7 Dan TUHAN berfirman: Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. 3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. 3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka? 3:14 Firman Allah kepada Musa: AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU r telah mengutus aku kepadamu. 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan I hari Minggu ini, Keluaran 3:1-8, 13-15 adalah: Pertama, kesadaran akan kehadiran Tuhan yang mahakudus. Pada saat Musa melihat semak berduri menyala tetapi tidak terbakar, Musa merasa tertarik untuk mendekati tempat itu dan memeriksa fenomena tersebut. Akan tetapi, Tuhan memanggil Musa (ayat 4) dan pada ayat 5 Tuhan menyatakan bahwa tempat di mana Musa berdiri adalah tanah yang kudus (ayat 5): Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus. Musa menuruti firman Tuhan dan melakukan seperti apa yang Tuhan minta kepadanya. Musa menaruh rasa hormat dan membereikan penghormatan kepada Tuhan. Kehadiran Tuhan itu kudus, agung dan penuh kemuliaan. Pesan penting yang dapat dipelajari dari pengalaman Musa ini adalah kesadaran Musa akan kehadiran Tuhan dan penghormatannya terhadap Tuhan dengan mengosongkan dirinya (menanggalkan kasutnya) lalu menghadap Tuhan. Kedua, Tuhan yang peduli. Pada ayat 7-8, Tuhan menyatakan bela rasa-Nya terhadap penderitaan bangsa Israel dan datang menyelamatkan mereka. Tuhan memerlukan keterlibatan Musa dalam karya penyelamatan ini. Tuhan pun menyatakan nama-Nya: AKU ADALAH AKU (ayat14). Nama ini menyiratkan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Tuhan itu kekal dan tak berubah. Tuhan yang dekat dengan umat-Nya dan Tuhan yang peduli akan kesengsaraan, penderitaan umat-Nya. Dalam seluruh ziarah hidup umat-Nya, Tuhan hadir, menuntun dan menyelamatkan mereka. Tuhan peduli dengan semua mahkluk ciptaan-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
3 |
2025-03-24 |
Ketaatan dan kerendahan hati yang menyembuhkan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 24 Maret 2025. Ketaatan dan kerendahan hati yang menyembuhkan (2 Raja-Raja 5:1-15). 5:1 Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. 5:2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. 5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya. 5:4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu. 5:5 Maka jawab raja Aram: Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel. Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. 5:6 Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya. 5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: Allahkah aku k ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku. 5:8 Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel. 5:9 Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. 5:10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir. 5:11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! 5:12 Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir? Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. 5:13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir. 5:14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. 5:15 Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini! |
Bacaan hari ini berbicara tentang pemeliharaan Allah terhadap umat manusia (ayat 1-14), serta kuasa dan kasih karunia-Nya yang menyelamatkan (ayat 15). Dari bacaan hari ini (2Raja-Raja 5:1-15) dapat diambil dua pokok permenungan untuk direnungkan: Pertama, Kasih karunia Allah menjangkaui semua umat manusia. Naaman, seorang perwira dari Aram, yang kena kusta disembuhkan dari penyakitnya setelah Naaman membenamkan dirinya sebanyak tujuh kali di sungai Yordan sesuai perintah nabi Elisa. Kisah penyembuhan ini memberikan gambaran bahwa kasih karunia Allah tidak terbatas hanya untuk bangsa Israel. Naaman, seorang Aram, yang tentunya bukan bangsa Israel mengalami kesembuhan berkat belas kasih Tuhan kepadanya. Hal ini mengingatkan setiap orang beriman bahwa kasih dan kebaikan Tuhan dicurahkan kepada seluruh umat manusia, menurut kehendak Tuhan sendiri. Tuhan dengan kelimpahan belas kasih-Nya menyelamatkan dan menyembuhkan siapa saja yang dengan iman dan tulus hati datang kepada-Nya, tanpa memandang asal-usul, suku, atau bangsa. Kedua, penyembuhan terjadi berkat ketaatan dan kerendahan hati. Setelah mendengar suruhan nabi Elisa yang disampaikan oleh seorang pelayan nabi Elisa untuk mandi tujuh kali di sungai Yordan (ayat 10), Naaman menjadi gusar hati (ayat 11). Naaman protes, karena suruhan itu tidak sesuai harapannya. Naaman berharap bahwa nabi Elisa keluar dan memanggil nama Tuhan lalu nabi Elisa menggerak-gerakkan tangannya di penyakit kustanya sehingga ia sembuh. Akan tetapi setelah Naaman dibujuk oleh hamba-hambanya, ia melakukan apa yang disuruh oleh nabi Elisa dan hasilnya luar biasa. Naaman sembuh. Kesembuhan terjadi berkat ketaatan dan kerendahan hati. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
4 |
2025-03-25 |
Tuhan menyertai dan membawa kemenangan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 25 Maret 2025. Hari Raya Kabar Sukacita. Tuhan menyertai dan membawa kemenangan (Yesaya 7:10-14 8:10). 7:10 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: 7:11 Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas. 7:12 Tetapi Ahas menjawab: Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN. 7:13 Lalu berkatalah nabi Yesaya: Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? 7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. 8:10 Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami! |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 7:10-14 8:10 adalah: Pertama, keengganan untuk mencari tanda dari Tuhan. Melalui nabi Yesaya, Tuhan memberi kesempatan kepada raja Ahas untuk meminta tanda, untuk membuktikan kebenaran janji-Nya (ayat 11). Apa jawaban raja Ahas? Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai Tuhan (ayat 12). Ahas menolak dengan alasan tidak ingin mencobai Tuhan. Ahas menolak nasihat nabi Yesaya untuk percaya bahwa Tuhan sanggup memberikan kemenangan dan kelepasan Ahas malah lebih mengandalkan akalnya yang terbatas dengan meminta pertolongan Asyur. Atas sikap Ahas ini, nabi Yesaya berkata: Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? (ayat 13). Keengganan Ahas meminta tanda dari Tuhan itu melelahkan bangsa Israel dan melelahkan Tuhan. Sikap tidak percaya melelahkan orang-orang yang dilayani dan Tuhan sendiri. Kedua, Tuhan menyertai dan membawa kemenangan. Ketika Ahas tetap berkeras kepala dan mengandalkan pikirannya sendiri, nabi Yesaya berkata: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (ayat 14). Tanda terbesar adalah kehadiran-Nya dalam Putra-Nya yang dinamai Immanuel, yang berarti ”Tuhan menyertai kita”. Dalam 8:10, nabi Yesaya dengan tegas mengingatkan bahwa tangan Tuhan jauh lebih kuat dan Tuhan mahakuasa. Apa yang dilakukan manusia tanpa mengandalkan Tuhan akan gagal. “Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami!” Tetapi mereka yang mengandalkan Tuhan akan menang, sebab Tuhan menyertai mereka. Inilah kabar sukacita yang hasrus selalu disyukuri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
5 |
2025-03-26 |
Kesetiaan kepada Tuhan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 26 Maret 2025. Kesetiaan kepada Tuhan (Ulangan 4:1, 5-9). 4:1 Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. 4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya. 4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi. 4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? 4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini? 4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu. |
Dalam bacaan hari ini Musa menasehati bangsa Israel untuk mengikuti ketetapan dan peraturan yang diajarkannya ketika bangsa itu memasuki dan mendiami tanah terjanji. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Ulangan 4:15-9 adalah: Pertama, kesetiaan pada hukum Tuhan menginspirasi bangsa lain untuk mengimani Tuhan. Bagi Musa, salah satu alasan penting mengapa bangsa Israel harus tetap setia pada hukum Tuhan adalah untuk menarik bangsa-bangsa lain kepada Tuhan. Kesetiaan pada hukum Tuhan merupakan kebijaksanaan dan tanda orang yang berakal budi. Sebab dalam hukum Tuhan dinyatakan hikmat dan berbagai keuntungan bagi orang yang mengikuti jalan-jalan-Nya. Kebijaksanaan dan hikmat Tuhan yang dihayati dengan setia oleh bangsa Israel menginspirasi bangsa-bangsa lain untuk mengikuti Tuhan. Kedua, pewaris nilai-nilai rohani kepada generasi muda. Dalam ayat 9 Musa mengingatkan bangsa Israel untuk dengan tekun mengingat pekerjaan Allah yang terjadi di masa lampau dalam hidup mereka dan tetap tinggal di dalam Firman Tuhan. Dengan cara itu kasih akan Tuhan dan keutamaan-keutamaan rohani tidak akan berkurang dalam hati mereka. Mengabaikan kasih akan Tuhan – yang dinyatakan dengan tetap mengingat segala kebaikan-Nya - dapat mengakibatkan kehancuran rohani baik bagi mereka sendiri dan terutama bagi anak cucu mereka. Ketekunan dan kegigihan dalamkKetaatan kepada Tuhan dan hukum-hukum-Nya merupakan hal yang dibutuhkan agar bangsa itu sanggup membagikan warisan rohani kepada anak cucu mereka. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
6 |
2025-03-27 |
Jalan menuju kebahagiaan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 27 Maret 2025. Jalan menuju kebahagiaan (Yeremia 7:23-28). 7:23 Hanya yang berikut inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! 7:24 Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya. 7:25 Dari sejak waktu nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus-menerus, 7:26 tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian, bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka. 7:27 Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. 7:28 Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yeremia 7:23-28 adalah: Pertama, Jalan menuju kebahagiaan. Dalam ayat 23, nabi Yeremia mengingatkan bangsa Israel bahwa mendengarkan suara Tuhan dan mengikuti jalan-jalan Tuhan merupakan jalan menuju kebahagiaan. “Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!” Dalam kenyataannya, bangsa Israel tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak berjalan pada jalan Tuhan. Mendengarkan berarti menuruti dan melakukan apa yang didengar. Tetapi bangsa itu malah mengikuti rancangannya sendiri dan kedegilan hati mereka. Hal ini menyebabkan mereka hidup dalam kesulitan. Kedua, lenyapnya ketulusan. Bangsa yang degil hati itu, dikatakan sebagai bangsa yang telah lenyap ketulusannya. “Lenyapnya ketulusan” merupakan ungkapan yang menggambarkan ketiadaan hati nurani dan kedegilan hati yang konyol. Bangsa yang demikian akan sulit berubah. Mereka akan hidup menurut perut mereka. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
7 |
2025-03-28 |
Tuhan mengampuni dan memberkati |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 28 Maret 2025. Tuhan mengampuni dan memberkati (Hosea 14:2-10). 14:2 (14-3) Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. 14:3 (14-4) Asyur tidak dapat menyelamatkan kami kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim. 14:4 (14-5) Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. 14:5 (14-6) Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. 14:6 (14-7) Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. 14:7 (14-8) Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. 14:8 (14-9) Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. 14:9 (14-10) Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya sebab jalan-jalan TUHAN adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Hosea 14:2-9 adalah: Pertama, undangan kepada pertobatan dan pengakuan dosa. Dalam ayat 2 dan 3, nabi Hosea mengundang bangsa Israel kepada pertobatan dan pengakuan dosa. Pertobatan yang datang dari hati yang tulus merupakan hal yang ditekankan oleh nabi Hosea. Nabi Hosea menandaskan bahwa Tuhan merindukan umat-Nya datang kepada-Nya dengan kata-kata penyesalan dan mengakui dosa-dosanya, serta mengakui bahwa hanya Tuhanlah yang dapat memberikan pemulihan dan kebaikan. Dengan demikian sesungguhnya nabi Hosea menandaskan bahwa semua keterbatasan diri dan penyimpangan yang telah dilakukan umat itu hanya dapat diselesaikan oleh Tuhan sendiri, melalui kerahiman-Nya mengampuni dosa-dosa tersebut. Pertobatan bukan hanya sekedar meminta ampun, tetapi merupakan tindakan penyerahan diri kepada Tuhan dan mengakui bahwa segala sesuatu hanya dapat diperoleh melalui kasih dan pengampunan-Nya. Kedua, janji pemulihan dan berkat Tuhan. Dalam ayat 4-9 dinyatakan janji Tuhan untuk memulihkan umat-Nya, bahkan mereka yang pernah menyimpang. Tuhan berjanji untuk menyayangi mereka dengan sukacita dan memberikan berkat yang berkelimpahan seperti embun yang menyegarkan. Hal ini menggambarkan betapa agungnya Tuhan, yang tidak hanya mengampuni, tetapi juga memberkati orang yang bertobat dengan kasih dan kelimpahan. Dalam ayat 9 diajarkan bahwa jalan Tuhan itu lurus, dan orang yang bijaksana akan mengikuti-Nya dengan penuh pengertian. Hal ini merupakan undangan kepada setiap orang percaya untuk merenungkan kebesaran kerahiman Tuhan yang selalu siap memberikan pemulihan dan berkat melimpah bagi setiap pribadi yang kembali kepada-Nya dengan tulus hati. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
8 |
2025-03-29 |
Undangan kepada pertobatan |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 29 Maret 2025. Undangan kepada pertobatan (Hosea 6:1-6). 6:1 Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. 6:2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. 6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi. 6:4 Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. 6:5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. 6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Hosea 6:1-6 adalah: Pertama, undangan kepada pertobatan. Dalam ayat 1, Hosea mengajak bangsa Israel untuk bertobat. Hosea memberikan kepastian bahwa sekalipun Allah harus menghukum karena dosa-dosa yang dilakukan bangsa Israel, Tuhan pasti selalu ingin menyembuhkan dan memulihkan. Dalam ayat 2-3, dijelaskan arti pertobatan yang ikhlas. Pertobatan yang ikhlas dari bangsa Israel akan mendatangkan pembaharuan kehidupan rohani. Pembaharuan kehidupan rohani nampak dalam sikap mengenal Tuhan. Sikapa ini membuat Tuhan berkenan untuk datang bagaikan hujan, yang membawa berkat dan kehidupan rohani selanjutnya. Kata hujan menunjuk pada air, yang sering dipakai sebagai lambang atau contoh Roh Kudus. Hujan di musim semi adalah hujan yang turun semasa membajak dan menanam keduanya melambangkan karya Roh Kudus dalam Perjanjian Lama. Hujan di musim dingin turun pada masa menuai hujan ini melambangkan karya Roh Kudus. Kedua, kasih bagaikan embun pagi. Dalam ayat 4, Hosea menggambarkan kerapuhan kasih setia bangsa Israel kepada Tuhan. Kasih setia (Ibr. _hesed_) mengacu kepada kasih perjanjian yang kudus, kokoh, dan setia. Israel mengaku sangat mengasihi Tuhan tetapi seperti kabut pagi dan embun menguap dalam panas matahari, demikian pula kasih mereka. Karena kasih yang mereka miliki itu dangkal dan mementingkan diri. Sedangkan yang sungguh-sungguh diminta Tuhan dari umat-Nya ialah kasih setia (Ibr. _hesed) yaitu kasih yang kokoh dan sikap setia sebagai bentuk tanggapan terhadap kasih-Nya. Tuhan juga mengharapkan pengenalan pribadi akan diri-Nya sebagai Tuhan atas kehidupan bangsa Israel. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
9 |
2025-03-30 |
Sukacita dalam Prapaskah |
Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 30 Maret 2025. Minggu Prapaskah IV/Minggu Laetare. Sukacita dalam Prapaskah (Yosua5:9a,10-12). 5:9 Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu. Itulah sebabnya nama tempat itu disebut Gilgal sampai sekarang. 5:10 Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho. 5:11 Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga. 5:12 Lalu berhentilah manna itu, pada keesokan harinya setelah mereka makan hasil negeri itu. Jadi orang Israel tidak beroleh manna lagi, tetapi dalam tahun itu mereka makan yang dihasilkan tanah Kanaan. |
Dua hal yang dapat direnungkan pada hari Minggu ini: Pertama, Minggu Laetare: Sukacita dalam Prapaskah. Hari Minggu Prapaskah IV ini disebut juga Minggu Laetare. Kata laetare berasal dari bahasa latin yang berarti bersukacitalah. Ungkapan ini diambil dari antifon pembuka misa pada hari Minggu ini. Lætare Jerusalem: et conventum facite omnes qui diligitis eam: gaudete cum lætitia, qui in tristitia fuistis: ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestræ. Bersukacitalah hai Yerusalem, dan berhimpunlah kamu semua yang mencintainya! Bergembiralah dengan sukacita, hai kamu semua yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu! sebagaimana dicatat dalam Yesaya 66:10-11. Minggu ini disebut Minggu sukacita (laetare) karena Gereja/umat beriman semakin mendekati hari raya paskah atau sudah setengah perjalanan penebusan menuju hari raya paskah. Minggu Laetare memberikan secercah harapan dan kegembiraan, mengingat bahwa Paskah kebangkitan Kristus) sudah semakin dekat walaupun umat beriman sedang berpuasa dan berdoa. Kedua, Pembaharuan dan sukacita dalam pembebasan. Bacaan di atas, Yosua 5:9-12, dalam ayat 9 ditulis: Tuhan menyatakan bahwa Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu, yang merujuk pada penghapusan perbudakan Mesir yang dialami oleh bangsa Israel. Ungkapan ini menandakan bahwa bangsa Israel mengalami pembaharuan dalam kehidupan mereka. Mereka merayakan Paskah di tanah yang baru (Kanaan), sebuah tindakan simbolik bahwa mereka telah meninggalkan perbudakan dan memasuki tanah yang dijanjikan oleh Tuhan dan mengalami pembebasan. Kini, mereka berhenti makan manna makanan yang diberikan Tuhan dan mulai makan makanan dari hasil tanah Kanaan. Hal ini melukiskan peralihan dari ketergantungan pada mukjizat kepada kehidupan yang lebih mandiri di tanah yang telah dijanjikan. Bacaan Yosua 5:9-12 ditempatkan pada Minggu Laetare untuk menjelaskan tiga pokok permenungan ini: Pertama, Sukacita Pembebasan: Seperti halnya Minggu Laetare yang mengajak umat beriman, yang walaupun sedang menjalankan masa puasa untuk bersukacita dalam persiapan menuju Paskah, bacaan Yosua di atas menjelaskan perayaan peralihan bangsa Israel dari perbudakan Mesir ke kehidupan baru di tanah Kanaan. Perayaan ini adalah perayaan sukacita atas pembebasan dan pemenuhan janji Tuhan. Kedua, Simbol Pembaruan: Pada Minggu Laetare, umat beriman diajak untuk merayakan pembaruan dalam Kristus yang bangkit, sebagai pembebas sejati. Bacaan Yosua ini mengingatkan umat beriman tentang pembaruan yang dialami bangsa Israel setelah keluar dari Mesir, yang sejalan dengan pembaruan yang akan digenapi dalam Paskah Kristus. Ketiga, Peralihan dari Kehidupan Lama ke Kehidupan Baru: Seperti bangsa Israel yang meninggalkan manna dan mulai makan hasil tanah Kanaan, umat Kristen juga diundang untuk merenungkan peralihan dari kehidupan lama yang penuh dosa menuju kehidupan baru dalam Kristus. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |
10 |
2025-03-31 |
Langit dan bumi baru |
Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 31 Maret 2025. Langit dan bumi yang baru (Yesaya 65:17-21). 65:17 Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. 65:18 Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. 65:19 Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak. 65:20 Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. 65:21 Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga. |
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 65:17-21 adalah: Pertama, penciptaan langit dan bumi yang baru. Dalam ayat 17, nabi Yesaya meramalkan keadaan Kerajaan Allah di muka bumi dengan memadukan zaman kekekalan di mana tidak ada dosa dan kematian lagi, dengan zaman Mesias yang mendahuluinya, di mana orang percaya akan mengalami banyak kesulitan dan penderitaan. Nabi Yesaya menyatakan bahwa Tuhan akan menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Dalam janji ini, Tuhan memperlihatkan rencana-Nya untuk melakukan pembaharuan secara total: yang lama, yang penuh dengan kesulitan dan penderitaan akan dilupakan dan bahkan tidak akan muncul sedikitpun di dalam hati. Semua keburukan akan sirna, hilang lenyap. Hal ini memberikan penghiburan bagi orang percaya bahwa ada masa depan yang lebih baik dan penuh kedamaian, tidak ada penderitaan dan air mata. Kedua, kehidupan dalam dunia baru yang penuh kebahagiaan dan kesejahteraan. Dalam ayat 18-21 digambarkan langit dan bumi baru sebagai tempat sukacita, kedamaian, dan penuh berkat. Dalam bumi yang baru tidak akan ada lagi ratap tangis atau kesakitan. Kematian pada usia seratus tahun akan dianggap mati muda. Ungkapan ini menggambarkan hidup kesejahteraan yang penuh kebahagiaan tanpa batas, di mana umat Tuhan dapat menikmati hasil dari kerja mereka sendiri—mendirikan rumah dan mendiaminya, menanami kebun anggur dan menikmati buahnya. Bumi baru yang telah diperbaharui merupakan tempat kehidupan yang aman, penuh sukacita, dan penuh kedamaian. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). |
Lihat Detail |