Halaman Sarifirman

Bacaan Sarifirman

Kembali ke Beranda

No Tanggal Judul Isi Renungan Aksi
1 2025-04-01 Kehidupan dan keselamatan Allah Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 1 April 2025. Kehidupan dan keselamatan Allah (Yehezkiel 47:1-912). 47:1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur sebab Bait Suci juga menghadap ke timur dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah. 47:2 Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. 47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki. 47:4 Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang. 47:5 Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. 47:6 Lalu ia berkata kepadaku: Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia? Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai. 47:7 Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. 47:8 Ia berkata kepadaku: Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, 47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. 47:12 Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat. Bacaan hari ini mengisahkan penglihatan Yehezkiel. Yehezkiel melihat sebuah sungai pemberi hidup yang mengalir dari Bait Suci. Sungai itu mengalir makin jauh makin dalam dan lebar (ayat 2-5), menghidupkan dan menyuburkan segala sesuatu yang tersentuh olehnya (ayat 9-12). Sungai tersebut mengalir ke Laut Mati dan menghilangkan unsur kematiannya (ayat 8-9). Aliran sungai ini membawa kehidupan yang berkelimpahan dan kesembuhan dari Allah bagi negeri itu dan penduduknya (ayat 12). Sungai dalam penglihatan Yehezkiel ini memiliki kemiripan dengan: 1) sungai yang mengalir dari Taman Eden (Kej 2:8-10) dan sungai air kehidupan di Yerusalem Baru (Wahy 22:1-2 bd. Za 14:8), yang mengalir dari takhta Allah 2) sungai yang disebutkan oleh Yesus, Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup (Yoh 7:38). Air hidup ini ialah Roh Kudus dan berkat-berkat hidup yang dibawa-Nya. Dua makna yang dapat dipetik dari bacaan hari ini: Pertama, Sungai sebagai simbol kehidupan dan keselamatan Allah: Sungai yang mengalir dari Bait Suci menggambarkan sumber kehidupan yang datang dari Allah. Seperti sungai di Taman Eden dan di Yerusalem Baru, yang mengalir dari takhta Allah, sungai ini melambangkan berkat, kesuburan, dan kehidupan yang berkelimpahan yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Aliran sungai ini membawa kehidupan dan menghilangkan unsur kematian, menyatakan bahwa Allah memberikan hidup yang kekal dan kesembuhan kepada orang percaya. Kedua, Sungai sebagai simbol Roh Kudus dan berkat-Nya dalam kehidupan orang percaya: Sebagaimana Yesus berkata dalam Yohanes 7:38 bahwa air hidup yang mengalir dari dalam hati orang percaya kepada-Nya adalah Roh Kudus, yang membawa kehidupan, sungai yang mengalir dalam penglihatan Yehezkiel ini juga melambangkan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya, memberi mereka kehidupan baru, kesembuhan, dan berkat Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
2 2025-04-02 Bersorak-sorailah sebab Tuhan menghibur umat-Nya Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 2 April 2025. Bersorak-sorailah sebab Tuhan menghibur umat-Nya (Yesaya 49:8-15). 49:8 Beginilah firman TUHAN: Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, 49:9 untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka. 49:10 Mereka tidak menjadi lapar atau haus angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. 49:11 Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. 49:12 Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim. 49:13 Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab TUHAN menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. 49:14 Sion berkata: TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku. 49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 49:8-15 adalah: Pertama, bersorak-sorailah sebab Tuhan menghibur umat-Nya. Dalam ayat 8-13 dilukiskan bagaimana Tuhan berkenan kepada umat-Nya. Oleh perkenanan-Nya umat Israel diberi pertolongan. Maka tanggapan yang pantas atas perkenanan Tuhan adalah bersukacita dan berbahagia. Beresukactita dan berbahagia karena mereka mengalami kelepasan dan keselamatan di dalam Tuhan. Kedua, Tuhan menjawab keraguan Sion. Dalam ayat 14 dinyatakan keraguan orang-orang Israel akan kehadiran Tuhan ketika mereka mengalami kesusahan besar. Mereka merasa ditinggalkan dan dilupakan Tuhan. Tanggapan Tuhan memberikan kepastian ilahi kepada setiap orang percaya yang sedang mengalami masa-masa sulit, demikian: 1) Kasih-Nya kepada manusia lebih besar daripada kasih seorang ibu bagi anaknya karena itu mustahil Tuhan melupakan manusia, teristimewa pada masa sulit, kesedihan yang membawa keputusasaan. 2) Belas kasihan-Nya terhadap manusia tidak akan pernah gagal, bagaimanapun juga situasi hidup ini Tuhan merangkul manusia dengan penuh kelembutan dan kasih seorang ibu sejati. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
3 2025-04-03 Doa orang yang setia mendatangkan belas kasih Tuhan Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 3 April 2025. Doa hamba yang setia mendatangkan belas kasih Tuhan (Keluaran 32:7-14). 32:7 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. 32:8 Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. 32:9 Lagi firman TUHAN kepada Musa: Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. 32:10 Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar. 32:11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? 32:12 Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. 32:13 Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya. 32:14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya. Musa masih berada di gunung Horeb bersama Tuhan. Ketidakhadiran Musa di tengah bangsa Israel membuat mereka mengalihkan pandangan dari Tuhan dengan membuat patung anak lembu tuangan dan menjadikannya allah mereka. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Keluaran 32:8-14 adalah: Pertama, bangsa yang tegar tengkuk. Tuhan murka terhadap bangsa Israel yang telah meninggalkan-Nya dan menyembah patung anak lembu buatan tangan mereka. Tuhan sangat marah dan hendak membinasakan bangsa itu. Murtad dan dosa mendatangkan murka Tuhan. Kedua, doa hamba yang setia mengubah keputusan Tuhan. Dalam ayat 11-13 dilukiskan bagaimana Musa memohon kepada Tuhan untuk tidak membinasakan bangsa Israel. Pada ayat 14, Tuhan menyesal dan membatalkan rancangan-Nya untuk membinasakan bangsa Israel. Kisah ini memberikan beberapa pesan penting berikut: 1) Tuhan ingin membinasakan umat pemberontak itu, namun Musa, yang bertindak sebagai perantara di antara Tuhan dengan umat itu, dengan sungguh-sungguh memohon dan berusaha melunakkan hati Tuhan agar Tuhan mengubah rancangan-Nya. 2) Karena doa Musa yang sungguh-sungguh, Tuhan menaruh belas kasihan. 3) Kebenaran yang ditekankan di sini ialah bahwa Tuhan menjadikan Musa dan semua orang pilihan-Nya sebagai rekan sekerja. Tuhan memilih para hamba-Nya menjadi pendoa bagi mereka yang hilang dan sampai batas tertentu nasib orang yang nyaris binasa ada di tangan para hamba Tuhan. 4) Tuhan tidak mengabaikan doa seorang hamba yang setia selama harapan akan penebusan masih tetap ada. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
4 2025-04-04 Misteri kebijaksanaan Tuhan Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 4 April 2025. Misteri kebijaksanaan Tuhan (Kebijaksanaan 2:112-22). 2:1 Karena angan-angannya tidak tepat maka berkatalah mereka satu sama lain: Pendek dan menyedihkan hidup kita ini, dan pada akhir hidup manusia tidak ada obat mujarab seseorang yang kembali dari dunia orang mati tidak dikenal. 2:12 Marilah kita menghadang orang yang baik, sebab bagi kita ia menjadi gangguan serta menentang pekerjaan kita. Pelanggaran-pelanggaran hukum dituduhkannya kepada kita, dan kepada kita dipersalahkannya dosa-dosa terhadap pendidikan kita. 2:13 Ia membanggakan mempunyai pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan. 2:14 Bagi kita ia merupakan celaan atas anggapan kita, hanya melihat dia saja sudah berat rasanya bagi kita. 2:15 Sebab hidupnya sungguh berlainan dari kehidupan orang lain, dan lain dari lainlah langkah lakunya. 2:16 Kita dianggap olehnya sebagai orang yang tidak sejati, dan langkah laku kita dijauhinya seolah-olah najis adanya. Akhir hidup orang benar dipujinya bahagia, dan ia bermegah-megah bahwa bapanya ialah Allah. 2:17 Coba kita lihat apakah perkataannya benar dan ujilah apa yang terjadi waktu ia berpulang. 2:18 Jika orang yang benar itu sungguh anak Allah, niscaya Ia akan menolong dia serta melepaskannya dari tangan para lawannya. 2:19 Mari, kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya. 2:20 Hendaklah kita menjatuhkan hukuman mati keji terhadapnya, sebab menurut katanya ia pasti mendapat pertolongan. 2:21 Demikianlah mereka berangan-angan, tapi mereka sesat, karena telah dibutakan oleh kejahatan mereka. 2:22 Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kebijaksanaan 2:112-22 adalah: Pertama, kehidupan orang benar dalam pandangan duniawi. Dalam bacaan hari ini, orang benar dipandangan sebagai orang yang perilaku hidupnya berbeda dengan kebanyakan orang. Dunia sering melihat orang yang berusaha hidup menurut kehendak Allah sebagai gangguan atau ancaman, karena hidup mereka tidak sesuai dengan norma atau cara hidup yang dianggap normal oleh masyarakat umum. Konteks ini sesungguhnya penulis kitab Kebijaksanaan mengajarkan setiap orang percaya untuk memahami bahwa hidup dalam kebenaran dan hidup sebagai orang beriman sering mendapat penolakan dan perlawanan dari dunia. Penolakan dan perlawanan dari dunia merupakan saat pemurnian iman setiap orang percaya, Kedua, misteri kebijakasanaan Tuhan. Orang-orang duniawi yang dimaksudkan dalam bacaan ini terjebak dalam pandangan mereka sendiri dan tidak mampu melihat rencana Tuhan yang lebih besar. Mereka tidak mampu memahami misteri kebijaksanaan Tuhan. Karena itu mereka meragukan ganjaran bagi orang benar yang hidup dalam kesucian dan kebenaran. Penulis Kitab Kebijaksanaan mengingatkan setiap orang percaya akan keterbatasan pemahaman manusia terhadap kehendak Tuhan. Dunia boleh meremehkan kebenaran dan kesucian. Namun orang percaya akan melihat Tuhan yang memberikan ganjaran kelimpahan rohani kepadanya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
5 2025-04-05 Tuhan melindungi orang baik Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 5 April 2025. Tuhan melindungi orang baik (Yeremia 11:18-20). 11:18 TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku. 11:19 Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi! 11:20 Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. Nabi Yeremia berasal dari kota Anatot. Nabi Yeremia memilih jalan hidup yang lain dari warga sekotanya. Yeremia tetap setia kepada Tuhan, Yahweh yang mahakuasa, dan menyingkapkan dosa-dosa orang-orang sekotanya dan juga dosa penyembahan berhala mereka. Hal ini membuat sejumlah penduduk Anatot berkomplot terhadap Yeremia mereka ingin membunuhnya. Tuhan meyakinkan nabi Yeremia bahwa orang-orang yang berkomplot itu tidak akan berhasil dalam rencananya dan mereka tidak akan luput dari hari penghukuman. Yeremia terus memberitakan firman Allah sekalipun mengalami penganiayaan. Dua hal penting yang dapat dipelajari dari bacaan hari ini: Pertama, Tuhan melindungi orang baik. Nabi Yeremia menyebut dirinya “seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih” yang berarti bahwa nabi Yeremia tidak tahu dan tidak siap menghadapi rencana jahat yang rancangkan oleh orang-orang sekotanya terhadap dirinya. Namun Tuhan melindungi nabi Yeremia dan menyingkapkan rencana jahat orang-orang yang membenci nabi Yeremia. Kedua, pembalasan terhadap orang jahat adalah hak Tuhan. Yeremia menegaskan bahwa walaupun ia menjadi korban dari rencana jahat dari orang-orang sekotanya, ia menyerahkan pembalasan atas perbuatan mereka kepada Tuhan yang adil. Hal ini diungkapkan nabi Yeremia dalam ayat 20: “Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.” Nabi Yeremia mempercayakan segala perkaranya kepada keadilan Tuhan dan juga mempercayakan masa depannya kepada Tuhan yang maha baik. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
6 2025-04-06 Tuhan terus berkarya Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 6 April 2025. Minggu Prapaskah V. Tuhan terus berkarya (Yesaya 43:16-21). 43:16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, 43:17 yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah--mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu --, 43:18 firman-Nya: Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! 43:19 Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. 43:20 Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku 43:21 umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku. Dalam bacaan hari ini, nabi Yesaya membicarakan dua pokok permenungan penting yaitu: Pertama, masa lalu. Dalam ayat 16-17 dikisahkan karya agung Tuhan yang terjadi pada masa lampu. Bagaimana Tuhan membebaskan bangsa Israel melalui laut dan air yang hebat. Namun pada ayat 18 dikatakan “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!” Apa maksudnya? Apakah orang tidak boleh bernostalgia tentang masa lalu yang luar biasa itu. Dalam konteks bacaan hari ini, nabi Yesaya mengajak bangsa Israel untuk tidak terbenam pada masa lalu, sebab Tuhan terus berkarya hingga hari ini. Mengenangkan masa lalu saja menjadikan seseorang pemenung, lalu lupa apa yang sedang terjadi. Hanya memandang masa depan membuat orang menjadi pelamun. Kedua, masa kini. Dalam ayat 19-21, nabi Yesaya mengajak bangsa Israel melihat apa yang terjadi pada masa kini. Orang harus melihat karya agung Tuhan sekarang, untuk membangun masa depan. Isi dari kalimat: “Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru” tidak secara eksplisit disebutkan di sini. Namun warta nabi Yesaya sesungguhnya jelas, yakni pembebasan dan pembangunan yang mengikuti kemerdekaan itu. Tuhan menciptakan bumi dan segala isinya, tidak pernah berhenti mencipta. Nabi Yesaya mengundang semua orang percaya untuk melihat karya agung Tuhan di masa kini, sebab hal ini mempunyai arti bagi masa depan. Masa depan berarti membangun hidup manusia secara menyeluruh. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
7 2025-04-07 Integritas diri dan kebenaran dalam menghadapi fitnah Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 7 April 2025. Integritas dan kebenaran dalam menghadapi fitnah (Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62 ). 13:1 Adalah seorang orang diam di Babel, Yoyakim namanya. 13:2 Ia mengambil seorang isteri yang bernama Susana anak Hilkia. Isterinya itu amat sangat cantik dan takut akan Tuhan. 13:3 Karena orang tuanya benar maka anak mereka dididik menurut Taurat Musa. 13:4 Adapun Yoyakim adalah amat kaya dan dimilikinya sebuah taman yang berdekatan dengan rumahnya. Oleh karena ia paling terhormat di antara sekalian orang maka orang-orang Yahudi biasa berkumpul padanya. 13:5 Nah, dalam tahun itu ada dua orang tua-tua dari antara rakyat ditunjuk menjadi hakim. Tentang mereka itulah Tuhan telah berfirman: Kefasikan telah datang dari Babel, dari kaum tua-tua, dari para hakim yang berlagak pengemudi rakyat. 13:6 Orang-orang tua-tua itu sering mengunjungi rumah Yoyakim, tempat setiap orang yang mempunyai suatu perkara datang kepada mereka. 13:7 Apabila menjelang tengah hari rakyat sudah pergi masuklah Susana untuk berjalan-jalan di taman suaminya. 13:8 Kedua orang tua-tua itu setiap hari mengintip Susana, apabila ia masuk dan berjalan-jalan di situ. Maka timbullah nafsu berahi kepada Susana dalam hati kedua orang tua-tua itu. 13:9 Mereka lupa daratan dan membuang muka, sehingga tidak memandang Sorga dan tidak ingat kepada keputusan yang adil. 13:15 Sedang mereka menunggu saat yang baik maka pergilah Susana ke taman itu seperti yang sudah-sudah. Ia hanya disertai dua orang dayang, karena cuaca panas maka ia mau mandi di taman itu. 13:16 Tiada seorangpun ada di sana kecuali kedua orang tua-tua itu yang bersembunyi sambil mengintip Susana. 13:17 Kata Susana kepada dayang-dayangnya: Ambilkanlah aku minyak dan urap dan tutuplah pintu-pintu taman, maka aku dapat mandi. 13:19 Segera setelah dayang-dayang itu keluar bangunlah kedua orang tua-tua itu dan bergegas-gegas menuju Susana. 13:20 Berkatalah mereka: Pintu-pintu taman sudah tertutup dan tidak ada seorangpun melihat kita. Kami sangat cinta berahi kepadamu. Berikanlah hati saja dan tidurlah bersama-sama dengan kami. 13:21 Tetapi kalau engkau tidak mau, pasti kami naik saksi terhadapmu, bahwa seorang pemuda kedapatan padamu dan bahwa oleh karena itulah maka dayang-dayang itu kausuruh pergi. 13:22 Bernafaslah Susana lalu berkata: Aku terdesak sekeliling. Sebab jika hal itu kulakukan, niscaya mati menanti aku. Jika tidak kulakukan, maka aku tidak lolos dari tangan kamu. 13:23 Namun demikian lebih baiklah aku jatuh ke dalam tangan kamu dengan tidak berbuat demikian, dari pada berbuat dosa di hadapan Tuhan. 13:24 Lalu Susana berteriak-teriak dengan suara nyaring. Tetapi kedua orang tua-tua itupun berteriak-teriak pula melawan Susana. 13:25 Yang satu lari membuka pintu taman. 13:26 Demi teriak di taman itu didengar oleh orang-orang yang ada di dalam rumah, bergegas-gegas masuklah mereka lewat pintu samping untuk melihat apa yang terjadi dengan Susana. 13:27 Setelah kedua orang tua-tua itu memberikan keterangan-keterangan maka amat malulah para pelayan, sebab belum pernah hal semacam itu dikatakan tentang Susana. 13:28 Ketika keesokan harinya rakyat berkumpul lagi pada Yoyakim, suami Susana, datang pula kedua orang tua-tua itu penuh dengan angan-angan fasik terhadap Susana untuk membunuh dia. 13:29 Di depan rakyat mereka berkata: Suruhlah ambil Susana anak Hilkia, isteri Yoyakim! Maka diambillah ia. 13:30 Datanglah Susana dengan disertai orang tuanya. Anak-anaknya dan kaum kerabatnya. 13:33 Sanak saudara dan semua yang melihat Susana menangis. 13:34 Sementara kedua orang tua-tua itu berdiri di tengah-tengah rakyat dan meletakkan tangan mereka di atas kepala Susana, 13:35 maka Susana sendiri menengadah ke Sorga sambil menangis, sebab hatinya tetap percaya pada Tuhan. 13:36 Kemudian kata kedua orang tua-tua itu: Sedang kami berdua saja berjalan-jalan di taman, masuklah ia bersama dengan dua sahaya, lalu pintu-pintu taman itu ditutup dan disuruhnya sahaya-sahaya itu pergi. 13:37 Lalu datanglah seorang pemuda yang bersembunyi di situ kepadanya dan berbaring sertanya. 13:38 Ketika kami yang ada di sudut taman melihat kefasikan itu maka berlari-larilah kami kepada mereka. 13:39 Walaupun kami melihat mereka tidur bersama-sama di sana, namun kami tidak dapat menangkap pemuda itu karena ia lebih kuat dari kami. Ia membuka pintu lalu melarikan diri. 13:40 Tetapi dia ini kami pegang dan kami menanyakan siapa pemuda itu. 13:41 Ia tidak mau memberitahu kami. Inilah kesaksian kami. Himpunan rakyat percaya akan mereka, oleh karena mereka adalah orang tua-tua di antara rakyat dan hakim. Lalu hukuman mati dijatuhkannya kepada Susana. 13:42 Maka berserulah Susana dengan suara nyaring: Allah yang kekal yang mengetahui apa yang tersembunyi dan yang mengenal sesuatu sebelum terjadi, 13:43 Engkaupun tahu pula bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati meskipun tidak kulakukan sesuatupun dari apa yang mereka bohongi aku. 13:44 Maka Tuhan mendengarkan suaranya. 13:45 Ketika Susana dibawa keluar untuk dihabisi nyawanya, maka Allah membangkitkan roh suci dari seorang anak muda, Daniel namanya. 13:46 Berserulah ia dengan suara nyaring: Aku ini tidak bersalah terhadap darah perempuan itu! 13:47 Maka segenap rakyat berpaling kepada Daniel, katanya: Apakah maksudnya yang kaukatakan itu? 13:48 Danielpun lalu berdiri di tengah-tengah mereka, katanya: Demikian bodohkah kamu, hai orang Israel? Adakah kamu menghukum seorang puteri Israel tanpa pemeriksaan dan tanpa bukti? 13:49 Kembalilah ke tempat pengadilan, sebab kedua orang itu memberikan kesaksian palsu terhadap perempuan ini! 13:50 Bergegas-gegas kembalilah rakyat lalu orang-orang tua itu berkata kepada Daniel: Kemarilah, duduklah di tengah-tengah kami dan beritahulah kami. Sebab Allah telah menganugerahkan kepadamu martabat orang tua-tua. 13:51 Lalu kata Daniel kepada orang-orang yang ada di situ: Pisahkanlah mereka berdua itu jauh-jauh, maka mereka akan kuperiksa. 13:52 Setelah mereka dipisahkan satu sama lain maka Daniel memanggil seorang di antara mereka dan berkata kepadanya: Hai engkau, yang sudah beruban dalam kejahatan, sekarang engkau ditimpa dosa-dosa yang dahulu telah kauperbuat 13:53 dengan menjatuhkan keputusan-keputusan yang tidak adil, dengan menghukum orang yang tidak bersalah dan melepaskan orang yang bersalah, meskipun Tuhan telah berfirman: Orang yang tak bersalah dan orang benar janganlah kaubunuh. 13:54 Oleh sebab itu, jika engkau sungguh-sungguh melihat dia, katakanlah: Di bawah pohon apakah telah kaulihat mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu: Di bawah pohon mesui. 13:55 Kembali Daniel berkata: Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri! Sebab malaikat Allah sudah menerima firman dari Allah untuk membelah engkau! 13:56 Setelah orang itu disuruh pergi Danielpun lalu menyuruh bawa yang lain kepadanya. Kemudian berkatalah Daniel kepada orang itu: Hai keturunan Kanaan dan bukan keturunan Yehuda, kecantikan telah menyesatkan engkau dan nafsu berahi telah membengkokkan hatimu. 13:57 Kamu sudah biasa berbuat begitu dengan puteri-puteri Israel dan merekapun terpaksa menuruti kehendakmu karena takut. Tetapi puteri Yehuda ini tidak mau mendukung kefasikanmu! 13:58 Oleh sebab itu, katakanlah kepadaku: Di bawah pohon apakah telah kaudapati mereka bercampur? Sahut orang tua-tua itu: Di bawah pohon berangan. 13:59 Kembali Daniel berkata: Baguslah engkau mendustai kepalamu sendiri. Sebab malaikat Allah sudah menunggu-nunggu dengan pedang terhunus untuk membahan engkau, supaya membinasakan kamu! 13:60 Maka berseru-serulah seluruh himpunan itu dengan suara nyaring. Mereka memuji Allah yang menyelamatkan siapa saja yang berharap kepada-Nya. 13:61 Serentak mereka bangkit melawan kedua orang tua-tua itu, sebab Daniel telah membuktikan dengan mulut mereka sendiri bahwa mereka telah memberikan kesaksian palsu. Lalu mereka diperlakukan sebagaimana mereka sendiri mau mencelakakan sesamanya. 13:62 Sesuai dengan Taurat Musa kedua orang itu dibunuh. Demikian pada hari itu diselamatkan darah yang tak bersalah Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari kisah Susana dalam Kitab Daniel 13 ini adalah: Pertama, integritas dan kebenaran dalam menghadapi fitnah. Bacaan hari ini mengajarkan betapa pentingnya mempertahankan integritas dan kebenaran dalam situasi yang sangat sulit, yaitu ketika difitnah. Dalam menghadapi tuduhan palsu dari para pendakwa dengan taruhan nyawa, Susana tetap berpegang teguh pada kebenaran dan memilih mati dari pada jatuh ke dalam dosa. Sebuah keputusan yang mencerminkan integritas diri, kedalaman iman dan keteguhan dalam kebenaran. Sikap Susana merupakan undangan untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran, walaupun pada saat dunia tidak mendukung pilihan tersebut. Dalam iman yang mendalam Susana berseru kepada Tuhan dan melepaskan dirinya dari ketidakadilan. Kedua, keberanian dalam membela kebenaran dan yang lemah. Daniel dalam bacaan hari ini menunjukkan sikap yang sangat berani dan bijaksana. daniel menantang keputusan yang salah dan menyelamatkan Susana. Dalam kisah ini, kita melihat bagaimana Daniel, yang masih muda berani mengungkapkan kebohongan kedua orang tua-tua yang jahat itu dan menegakkan kebenaran. Daniel tidak takut untuk menentang ketidakadilan walaupun dia harus menghadapi risiko, dan dengan kebijaksanaannya, ia mampu membongkar kebohongan para hakim yang mencoba menyalahgunakan kekuasaan mereka. Kisah ini mengingatkan setiap orang percaya untuk tidak tinggal diam ketika melihat ketidakadilan, tetapi untuk berani membela kebenaran dan melawan penindasan meskipun itu sulit. Sikap Daniel mengajarkan kepada dunia tentang keberanian dan keteguhan dalam membela keadilan dan kebenaran. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
8 2025-04-08 Pertobatan dan tanda keselamatan Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 8 April 2025. Pertobatan dan tanda keselamatan (Bilangan 21:4-9). 21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. 21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak. 21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. 21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami. Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. 21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup. 21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Bilangan 21:4-9 adalah: pertama, mengolah keluhan dengan bijaksana. Dalam ayat 4-5, dilukiskan bagaimana bangsa Israel mengeluh dan marah terhadap Tuhan dan Musa. Mereka mempertanyakan keputusan Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir dan kini mengembara di padang gurun. Keluhan mereka menunjukkan ketidakpuasan. Mereka tidak mengerti akan rencana Tuhan yang istimewa bagi mereka. Mereka merasa bahwa Tuhan tidak memberikan apa yang mereka inginkan, yaitu roti, daging, air, dan kenyamanan. Mereka mengeluh dan marah. Dalam keluhan dan kemarahan tersebut mereka melakukan dosa. Pengalaman bangsa Israel ini menginspirasi setiap orang percaya untuk belajar mengelola keluhan dan kesulitan dalam kehidupan dengan bijaksana, dengan menyadari bahwa Tuhan memiliki rencana istimewa di balik setiap kesulitan yang dialami. Mengeluh dan marah bukanlah solusi untuk menyelesaikan suatu masalah dan mengatasi kesulitan. Belajar bersyukur pada setiap keadaan akan memberikan kemungkinan untuk melihat jalan keluar terbaik. Kedua, pertobatan dan tanda keselamatan. Pada ayat 6, Tuhan mengingatkan bangsa Israel dengan mengirimkan ular tedung yang memagut mereka hingga mati. Suatu peringatan yang amat keras dari Tuhan. Pada ayat 7, bangsa Israel menyesali dosa mereka, memohon ampun agar Tuhan menyelamatkan mereka dari pagutan ular tedung. Pada ayat 8-9, Tuhan memberi jalan keselamatan melalui ular tembaga yang dipasang pada tiang. Setiap orang yang dipagut ular hanya perlu memandang kepada ular tembaga itu agar tetap hidup. Pertobatan tulus dan pengakuan dosa yang jujur membuka jalan bagi kasih karunia Tuhan. Kisah keselamatan bangsa Israel yang memandang ular tembaga setelah pagutan ular tedung mengingatkan setiap orang percaya akan ucapan Yesus ini: Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:14-15). Setiap orang yang ingin dibebaskan dari dosa dan menerima keselamatan kekal, hendaklah memalingkan hatinya dan belajar ketaatan, kasih dan pengampunan pada Yesus yang tergatung pada salib. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
9 2025-04-09 Tuhan menyertai dan melindungi Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 9 April 2025. Tuhan menyertai dan melindungi (Daniel 3:14-20 24-2528). 3:14 Berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? 3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku? 3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja 3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. 3:19 Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. 3:20 Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu. 3:24 Ketiga orang itu berjalan-jalan di tengah nyala api seraya bernyanyi kepada Allah serta memuji Tuhan. 3:25 Maka Azarya berdiri dan berdoa sebagai berikut. Ia membuka mulutnya di tengah-tengah api itu, katanya: 3:28 Keputusan-keputusan benar telah Kaujalankan dalam segala sesuatunya yang Kaudatangkan atas diri kami dan atas kota suci nenek moyang kami, yaitu Yerusalem. Sungguh, sesuai dengan keadilan dan kebenaran telah Kaudatangkan semuanya itu oleh sebab segala dosa kami! Dua pokok permenungan dari peristiwa Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dalam Daniel 3:14-28 adalah: Pertama, keberanian dan keteguhan membela iman. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego memberikan contoh keteguhan iman yang luar biasa. Berhadapan dengan ancaman mati, mereka dengan penuh keyakinan memilih untuk tetap setia kepada Allah dan tidak menyembah patung emas buatan Raja Nebukadnezar. Dalam situasi yang penuh tekanan ini karena ancaman dibakar hidup-hidup, ketiganya dalam ketaatan iman dan keberanian mengambil resiko mengundang setiap orang percaya untuk mengutamakan Tuhan dari segala hal, termasuk nyawa sendiri. Dalam ayat 17-18 mereka menyatakan dengan tegas bahwa mereka lebih memilih kematian daripada melanggar perintah Tuhan. Mereka memperlihatkan bahwa keberanian untuk menghadapi tantangan hidup dengan iman yang teguh merupakan pilihan yang harus dijalani, walaupun konsekuensinya adalah kehilangan nyawa. Kedua, Tuhan menyertai dan melindungi. Dalam peristiwa yang sulit itu, Tuhan menyertai dan menyelamatkan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dari api nyala yang membara. Dalam ayat 25, disebutkan bahwa ada seorang yang kelihatannya seperti anak dewa bersama mereka di dalam perapian yang sangat panas itu. Kehadiran “seorang yang kelihatan seperti anak dewa” merupakan tanda penyertaan dan perlindungan Tuhan yang tidak terbatas, dalam setiap situasi hidup manusia dalam suka dan duka. Dalam bacaan hari ini, Tuhan yang diimani oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mampu membalikkan keadaan, melindungi, dan menyelamatkan mereka. Orang beriman tahu bahwa Tuhan adalah setia dan tetap setia dalam situasi apa pun. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail
10 2025-04-10 Aku menjadi Allahmu Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 10 April 2025. Aku menjadi Allahmu (Kejadian 17:3-9). 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: 17:4 Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. 17:7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadi Allah mereka. 17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.” Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 17:3-9 adalah: Pertama, Nama baru menandai hubungan baru. Dalam ayat 5 Allah memberi nama baru bagi Abram menjadi Abraham. Abram berarti bapa yang mulia Abraham berarti bapa banyak orang. Perubahan nama pada ayat 5 berkaitan dengan janji Allah yang diucapkan pada ayat 4: “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa”. Hubungan yang baru dengan Allah sering menuntut nama yang baru untuk menandakan hubungan yang baru itu. Kedua, Allah menjadi Allah Abraham dan keturunannya. Hakikat dan realitas perjanjian Allah dan Abraham ialah Allah yang memberikan diri-Nya kepada Abraham dan keturunannya (ayat 7-8). Janji Allah “Aku akan menjadi Allah mereka” merupakan janji terbesar dalam Alkitab. Janji ini merupakan janji pertama yang menjadi dasar bagi semua janji yang lain sesudahnya. Ini berarti bahwa Allah tanpa pamrih mengikatkan diri-Nya dengan umat-Nya dan Allah dengan setia menjadi Allah mereka, perisai perlindungan mereka. Pada ayat 8, Allah menjanjikan tanah Kanaan menjadi milik Abraham dan keturunan lahiriahnya. Dari pihak Allah, perjanjian itu bersifat abadi. Perjanjian tersebut hanya dapat dibatalkan oleh keturunan Abraham, yang berarti bahwa kepemilikan tanah Kanaan itu tergantung pada ketaatan keturunan Abraham kepada Allah. Perjanjian ini dapat dipahami sebagai perjanjian Allah dengan umat beriman, dengan Gereja yang merupakan keturunan Abraham. Umat beriman disebut sebagai anak-anak Abraham. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr). Lihat Detail