Aku menjadi Allahmu
...

Aku menjadi Allahmu

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 10 April 2025. Aku menjadi Allahmu (Kejadian 17:3-9). 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: 17:4 Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. 17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. 17:7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadi Allah mereka. 17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.”

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kejadian 17:3-9 adalah: Pertama, Nama baru menandai hubungan baru. Dalam ayat 5 Allah memberi nama baru bagi Abram menjadi Abraham. Abram berarti bapa yang mulia Abraham berarti bapa banyak orang. Perubahan nama pada ayat 5 berkaitan dengan janji Allah yang diucapkan pada ayat 4: “Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa”. Hubungan yang baru dengan Allah sering menuntut nama yang baru untuk menandakan hubungan yang baru itu. Kedua, Allah menjadi Allah Abraham dan keturunannya. Hakikat dan realitas perjanjian Allah dan Abraham ialah Allah yang memberikan diri-Nya kepada Abraham dan keturunannya (ayat 7-8). Janji Allah “Aku akan menjadi Allah mereka” merupakan janji terbesar dalam Alkitab. Janji ini merupakan janji pertama yang menjadi dasar bagi semua janji yang lain sesudahnya. Ini berarti bahwa Allah tanpa pamrih mengikatkan diri-Nya dengan umat-Nya dan Allah dengan setia menjadi Allah mereka, perisai perlindungan mereka. Pada ayat 8, Allah menjanjikan tanah Kanaan menjadi milik Abraham dan keturunan lahiriahnya. Dari pihak Allah, perjanjian itu bersifat abadi. Perjanjian tersebut hanya dapat dibatalkan oleh keturunan Abraham, yang berarti bahwa kepemilikan tanah Kanaan itu tergantung pada ketaatan keturunan Abraham kepada Allah. Perjanjian ini dapat dipahami sebagai perjanjian Allah dengan umat beriman, dengan Gereja yang merupakan keturunan Abraham. Umat beriman disebut sebagai anak-anak Abraham. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda