Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 19 Mei 2025. Keutamaan seorang saksi (Kisah Para Rasul 14:5-18). 14:5 Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu. 14:6 Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. 14:7 Di situ mereka memberitakan Injil. 14:8 Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. 14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. 14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: Berdirilah tegak di atas kakimu! Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. 14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia. 14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. 14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: 14:15 Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, 14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan. 14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 14:5–18: Pertama, Injil harus tetap diwartakan. Dalam ayat 5-6 digambarkan bahwa orang-orang yang tidak percaya dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan para pemimpin mereka melakukan gerakkan dan melimpari para rasul dengan batu. Dalam ayat 7 dikatakan bahwa para rasul itu menghindar ke kota Listra dan Derbe lalu mewartakan Injil di sana. Paulus dan Barnabas tidak pernah menyerah. Mereka mencari jalan lain untuk tetap mewartakan Injil. Inilah sikap berani dan tekun yang merupakan jawaban atas panggilan menjadi saksi Kristus, menjadi saksi Injil kebenaran Allah. Keutamaan seorang saksi yang dapat dipetik dari pengalaman Paulus dan Barnabas adalah kesetiaan, ketekunan, keberanian dan kecerdasan. Kedua, semua kemuliaan hanya untuk Tuhan. Saksi yang setia tidak akan menyombongkan dirinya. Ia akan mengembalikan segala kemuliaan kepada orang yang mengutusnya. Itulah yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas. Dalam ayat 10 dikatakan bahwa Paulus menyembuhkan seorang lumpuh dengan berkata: Berdirilah tegak di atas kakimu! Melihat mujizat itu, orang banyak memuja mereka sebagai dewa. Namun Paulus dan Barnabas menolak penyembahan itu dengan tegas, mengarahkan orang banyak itu menyembah Allah yang hidup. Paulus dan Bernabas sadar bahwa kuasa yang mereka miliki bukan berasal dari diri sendiri, melainkan dari Tuhan, dan semua kemuliaan harus dikembalikan kepada-Nya. Paulus dan Barnabas tidak berusaha mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri mereka. Inilah saksi sejati. Saksi yang setia, tekun, berani dan cerdas/bijaksana. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda