Ketaatan Hamba Yakwe
...

Ketaatan Hamba Yakwe

Selamat pagi, selamat hari Minggu Palma, selamat memasuki Pekan Suci dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 13 April 2025. Hari Minggu Palma. Ketaatan Hamba Yahweh (Yesaya 50:4-7). 50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. 50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. 50:7 Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 50:4-7 adalah: Pertama, pewartaan non-verbal adalah tindakan kehidupan. Pada ayat 4 dikatakan bahwa Tuhan memberi kepada Hamba Yahwe lidah seorang murid untuk menyemangti yang letih lesu. Hamba Yahwe mewartakan ketaatannya bukan saja dengan lidah yang fasih berbicara melainkan dengan seluruh hidupnya. Pewartaan verbal, pewartaan dengan kata-kata memang penting. Tetapi pewartaan non-verbal, dengan tindakan kehidupan, dapat lebih menarik. Orang Latin bilang: Verba docent, exempla trahunt (kata-kata mengajar, teladan membimbing). Kedua, telinga untuk mendengar. Tuhan memberi Hamba-Nya lidah seorang murid dan mempertajam pendengaran-Nya agar Hamba Yahwe itu sanggup mendengar seperti seorang murid. Mendengar dengan tajam. Hamba Yahwe mendengarkan dengan penuh perhatian Sabda Allah dalam hidupnya, agar hidup itu dibangun sesuai dengan panggilan ilahi yang dinyalakan di dalam batinnya. Teladan Hamba Yahwe ini merupakan undangan bagi setiap orang percaya bahwa ketaatan pada panggilan hidup kristiani menikah atau menjadi imam atau menjadi biarawan/wati berlandaskan pada kesediaan mendengar panggilan ilahi yang menyala dalam batin. Kristus taat sampai mati bahkan mati di kayu salib, karena Kristus mendengarkan Tuhan dan menghidupi kehendak Tuhan di dalam seluruh hidup-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda