Cara hidup jemaat
...

Cara hidup jemaat

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 29 April 2025. Cara hidup jemaat (Kisah Para Rasul 4:32-37). 4:32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 4:33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 4:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 4:32-37 adalah: Pertama, hidup sehati sejiwa. Dalam ayat 32 dinyatakan bahwa “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama”. Hidup sehati sejiwa merupakan cerminan kesatuan yang mendalam dalam komunitas orang percaya. Kesatuaan yang dibentuk atas dasar kasih. Kasih mendorong mereka untuk saling memperkaya dengan harta yang mereka miliki menjadi milik bersama. Kasih merupakan perwujudan iman akan Kristus yang bangkit memampukan orang percaya hidup dalam solidaritas nyata sesama sesama dan berani melepaskan rasa egonya. Iman yang benar merupakan relasi dengan Tuhan dan dengan sesama dalam bentuk berbagi dan kepedulian sosial. Kedua, kasih karunia sebagai dasar pelayanan dan kesaksian. Dalam ayat 33 dikatakan: “Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah” sehingga tidak terlihat adanya kekurangan. Kesaksian yang efektif adalah kesaksian yang diwujudkan dalam pelayanan. Pelayanan dan kesaksian yang dilandaskan pada kasih karunia menghasilkan transformasi sosial dan spiritual dalam kehidupan bersama. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda