Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 24 Mei 2025. Kesediaan berkorban demi efektivitas pelayanan (Kisah Para Rasul 16:1-10). 16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. 16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. 16:4 Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. 16:5 Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. 16:6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 16:7 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 16:8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. 16:9 Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami! 16:10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 16:1–10: Pertama, kesediaan berkorban demi efektivitas kesaksian. Dalam ayat 3 dikatakan bahwa Paulus menyuruh menyunatkan Timotius, bukan karena sunat merupakan syarat keselamatan, tetapi demi menghindari Timotius supaya dia tidak dijadikan batu sandungan bagi orang-orang Yahudi di daerah pelayanan mereka. Timotius rela untuk disunat. Kerelaan Timotius menitipkan pesan bagi orang-orang beriman bahwa di dalam karya pelayanan, kesaksian sering menuntut pengorbanan pribadi demi menjangkau orang lain dan demi efektivitas kesaksian atau pelayanan. Kedua, peka terhadap tuntunan Roh Kudus. Dalam ayat 6 dikisahkan bahwa Roh Kudus mencegah Paulus dan Silas untuk mewartakan Injil di Asia. Selanjutnya dalam ayat 7 Roh Kudus juga tidak mengizinkan mereka mewartakan Injil di Bitinia. Namun, Allah kemudian memberi arahan melalui penglihatan untuk pergi ke Makedonia (ayat 9–10). Kisah ini memberi pesan bahwa pelayanan yang berhasil bukan hanya soal strategi dan semangat, tetapi kepekaan pada bisikan Roh Kudus dan ketaatan pada pimpinan Tuhan sendiri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda