Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 26 Mei 2025. Keterbukaan hati membuahkan berkat (Kisah Para Rasul 16:11-15). 16:11 Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis 16:12 dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. 16:13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. 16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. 16:15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku. Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 16:11–15: Pertama, siap melayani dan peka pada kehendak Tuhan. Perjalanan Paulus dan rekan-rekannya dari Troas hingga Filipi merupakan perjalanan misi yang dipimpin oleh Roh Kudus. Mereka mewartakan Injil di sinagoge atau tempat sembayang dengan berkotbah. Mereka juga mewartakan Injil melalui pendekatan personal penuh keterbukaan hati dan kepekaan jiwa terhadap sekelompok perempuan di tepi sungai—tempat yang mungkin dianggap sederhana. Mereka mengajar dan melayani Tuhan pada kesempatan penuh berkat itu, meski kelihatannya kecil atau tidak terduga. Tuhan sering bekerja melalui perjumpaan yang sederhana untuk menghasilkan buah besar. Kedua, keterbukaan hati membuahkan berkat. Lidia salah seorang wanita yang dijumpai para rasul di tepi sungai mendengarkan apa yang diwartakan para rasul. Lidia, seorang wanita yang mencari Allah dan pada saat itu ia mendengarkan para rasul dengan hati terbuka. Firman yang diwartakan para rasul mengubah hatinya. Tuhan bekerja dalam hati Lidia dan mengubah hatinya. Kini, Lidia tidak hanya menerima Injil, tetapi juga membaktikan rumah tangganya kepada Tuhan dan menunjukkan keramahtamahan kepada para rasul. Ketika hati seseorang disentuh oleh Tuhan, dampaknya meluas ke seluruh lingkungannya. Iman sejati akan memanifestasikan diri dalam tindakan nyata: menerima, melayani, dan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda