Harta dalam bejana tanah liat
...

Harta dalam bejana tanah liat

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 13 Juni 2025. Peringatan wajib Santo Antonius dari Padua. Harta dalam bejana tanah liat (2 Korintus 4:7-15). 4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit kami habis akal, namun tidak putus asa 4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. 4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. 4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 4:7–15: Pertama, kekuatan Allah menjadi nyata dalam kelemahan manusia. Dalam ayat 7 Paulus menegaskan: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Paulus sesungguhnya mengungkapkan sebuah paradoks rohani. Harta yang dimaksudkan di sini adalah Injil dan hidup Kristus yang diwartakan kepada segala bangsa. Bejana tanah liat adalah diri Paulus (baca: orang percaya) yang lemah. Paulus dan setiap orang percaya membawa Injil dan hidup Kristus dalam dirinya yang lemah supaya jelas bahwa kuasa yang nyata, yang dilakukan Paulus dalam seluruh kegiatan pewartaaannya berasal dari Allah, bukan dari kekuatannya sendiri. Dengan demikian, Paulus menekankan bahwa meskipun mengalami berbagai penderitaan (ditindas, dihempaskan, dianiaya), Paulus dan juga orang percaya tidak binasa sebab kekuatan Allah sendiri yang melindungi dan menopangnya. Kedua, membawa kematian Yesus dalam tubuh. Dalam ayat 10-11 dikatakan: “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.” Dalam penderitaan yang dialaminya, Paulus menunjukkan bahwa itulah yang dimaksudkan dengan kematian Yesus yang dibawa dalam tubuhnya, agar kehidupan Yesus juga nyata. Penderitaan bukan akhir, melainkan jalan untuk mewartakan kehidupan Kristus yang mengalahkan maut. Melalui penderitaan itu, orang percaya membawa hidup bagi orang lain (ayat 12). Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda