Keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih
...

Keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 17 Juni 2025. Keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih (2 Korintus 8:1-9). 8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. 8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. 8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. 8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. 8:6 Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. 8:7 Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. 8:8 Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu. 8:9 Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 8:1–9: Pertama, kemurahan hati lahir dari kasih karunia. Dalam ayat 3, Paulus memberikan kesaksian tentang kerelaan jemaat di Makedonia untuk memberi: “Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.” Dengkan demikian, jemaat di Makedonia memberi teladan tentang bagaimana kasih karunia Allah mendorong kemurahan hati yang sejati. Walaupun mereka sedang dalam penderitaan dan kemiskinan, mereka tetap memberi dengan sukacita, bahkan melebihi kemampuan mereka, karena mereka lebih dahulu menyerahkan diri kepada Allah. Bagi Paulus, memberi bukan soal jumlah, tapi tentang hati yang telah disentuh oleh kasih karunia. Kemurahan hati sejati merupakan buah dari relasi yang mendalam dengan Tuhan. Kedua, keikhlasan kasih nyata dalam pelayanan kasih. Dalam ayat 7 Paulus memuji jemaat di Korintus: “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, --dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini,” lalu mengajak jemaat Korintus untuk menunjukkan keikhlasan kasih mereka lewat tindakan nyata yaitu pelayanan kasih. Kasih sejati selalu terbukti lewat tindakan. Jika orang percaya mengakui bahwa ia mengenal kasih Kristus, maka pelayanan kasih—baik dalam bentuk waktu, perhatian, atau materi—haruslah menjadi bagian dari hidup setiap orang percaya. Memberi merupakan jawaban kasih terhadap kasih Allah yang terlebih dahulu memberi segalanya bagi kita. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda