Hati manusia dan kemiskinan rohani
...

Hati manusia dan kemiskinan rohani

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 20 Maret 2025. Hati manusia dan kemiskinan rohani (Yeremia 17:5-10). 17:5 Beginilah firman TUHAN: Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! 17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? 17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yeremia 17:5-10 adalah: Pertama, percaya pada diri sendiri versus percaya pada Tuhan. Dalam ayat 5-8, Yeremia mengajak umat Israel dan orang percaya untuk menentukan pilihan yang tepat percaya dan mengandalkan diri sendiri atau percaya dan mengandalkan Tuhan. Yeremia menegaskan bahwa mereka yang mengandalkan diri sendiri pasti akan terjebak dalam keterbatasan manusiawi, akan kecewa, mereka akan mengalami kemiskinan rohani dan akhirnya lenyap. Sebaliknya, mereka yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan, hidup dengan iman yang kuat seperti pohon yang akar-akarnya tertanam dalam tanah yang subur. Mereka tidak akan takut atau khawatir dalam menghadapi segala situasi hidup. Mereka yang mengandalkan Tuhan menjadikan Tuhan sumber kekuatan, kedamaian, dan keberanian. Mereka diberkati Tuhan dan akhirnya memperoleh pahala warisan ilahi. Kedua, hati manusia. Dalam ayat 9, Yeremia mengingatkan umat Israel dan orang percaya bahwa hati manusia sangat licik dan penuh tipu daya. Hati adalah pusat kehidupan batin manusia, tempat segala keinginan, perasaan, dan pikiran manusia. Hati yang rusak cenderung mementingkan diri sendiri dan jauh dari kehendak Tuhan serta tidak menurut jalan kebenaran Allah. Hati manusia yang rusak tersebut tidak dapat diperbaiki atau diubah dengan kekuatan sendiri. Dalam ayat 10 dikatakan bahwa Tuhanlah yang menyelidiki hati dan menguji batin manusia. Tuhanlah yang sanggup memperbaiki hati manusia. Tuhan melakukannya dengan cara menganugerahkan Putra-Nya Yesus Kristus untuk menyelamatkan dunia dan manusia. Dalam masa prapaskah ini, orang percaya diajak untuk mengalami kasih karunia Allah, supaya dilahirkan kembali oleh iman kepada Kristus dan menerima hati yang baru, hati yang membenci kejahatan dan gemar melaksanakan kehendak Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda