Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 05 Maret 2025. Hari Rabu Abu. Koyakkanlah hatimu (Yoel 2:12-18). “’Tetapi sekarang juga,’ demikianlah firman Tuhan, ‘berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.’ Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: ‘Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?’ Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.”
Renungan :
Pada hari Rabu Abu ini kita mendengar bacaan yang diambil dari kitab Yoel 2:12-18. Yoel mengawali seruannya demikian: Tetapi sekarang juga, demikianlah firman Tuhan, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu... (Yoel 2:12). Beberapa pokok pikiran dari Yoel 2:12-18, yang dapat kita renungkan pada awal masa prapaskah ini. 1. Koyakkanlah hatimu, bukan pakaianmu. Dalam ayat 12 seperti yang dikutip di atas, Yoel mengundang setiap orang parcaya yang berpuasa untuk menunjukkan kualitas pertobatannya. Berpuasa yang benar tidak hanya merupakan penampilan lahiriah tidak makan atau tidak minum, tetapi lebih dari itu yakni berpuasa untuk memperbaiki kualitas hidup. Yoel menyerukan kepada setiap pribadi untuk mengoyakkan hati dan bukan pakaian. Mengoyakkan hati berarti melakukan perubahan sejati dalam diri sendiri, sebuah penyesalan dan pertobatan yang lahir dari hati. Mengapa mengoyakkan hati? Karena hati adalah sumber dari segala tindakan, perkataan dan perbuatan manusia. Hati yang berkulitas mulia akan melahirkan tindakan, perkataan dan perbuatan yang mulia juga. Berpuasa untuk memperbaharui kualitas hati dengan penyesalan yang mendalam, dengan hati yang terkoyak/hancur berbalik kepada Tuhan. 2. Tuhan penuh kasih dan pengampun. Yoel berseru: “berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.” Walaupun manusia sering jatuh dalam dosa, namun Tuhan tetap mengundang manusia untuk berbalik. Penting untuk memperhatikan kata ‘mengundang’ di sini. Tuhan mengundang berarti Tuhan tetap memberikan kebebasan kepada manusia untuk berbalik dan bertobat atau tidak. Ketika manusia berbalik dan bertobat, Tuhan selalu dengan tangan terbuka merangkulnya dan mengampuni dosa-dosanya. Apapun dosa manusia, cinta dan kerahiman Tuhan jauh lebih besar dari semuanya. 3. Puasa dan doa adalah ungkapan pertobatan. Yoel mengajak manusia, umat Israel dan kita sekalian untuk berpuasa: “adakanlah puasa yang kudus” (ayat 15b) dan menangis “menangis di antara balai depan dan mezbah” (ayat 17b) sebagai tanda pertobatan. Dengan cara ini, Yoel ingin mengatakan kepada setiap orang yang berpuasa untuk menunjukkan kesungguhan hatinya mencari Tuhan dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kesungguhan hati penuh penyesalan yang dinyatakan dalam menangis sambil berdoa “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka? 4. Tuhan berbelas kasih dan memberikan pemuliham. Dalam ayat 18b dikatakan “Ia belas kasihan kepada umat-Nya”. Tuhan yang berbelas kasih itu menyembuhkan umat-Nya dan memulihkan mereka dari dosa dan kesalahannya. Setiap orang yang datang dengan hati remuk redam dikasihi-Nya dan diberkati-Nya. Kasih Tuhan menyembuhkan dan berkat Tuhan memulihkan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda