Tuhan membuka jalan kembali
...

Tuhan membuka jalan kembali

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 03 Maret 2025. Tuhan membuka jalan kembali (Sirakh 17:24-29). “Namun untuk orang yang menyesalpun Tuhan membuka jalan kembali, dan orang yang kehilangan ketabahan hati dilipur oleh-Nya. Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosa, berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina. Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat benci kepada kekejian. Siapa gerangan di dunia orang mati memuji Yang Mahatinggi, sebagai pengganti orang yang hidup dan yang mempersembahkan pujian? Dari orang mati lenyaplah pujian seperti dari yang tiada sama sekali, sedangkan barangsiapa yang hidup dan sehat memuji Tuhan. Alangkah besarnya belas kasihan Tuhan serta pengampunan-Nya bagi semua yang berpaling kepada-Nya!”

Renungan :

Beberapa pokok pikiran dari Sirakh 17:24-29 yang dapat direnungkan hari ini: Pertama, pertobatan dan pengampunan. Pada ayat 24 digambarkan bagaimana Tuhan memberi kesempatan kepada orang yang menyesal. “Untuk orang yang menyesalpun Tuhan membuka jalan kembali, dan orang yang kehilangan ketabahan hati dilipur oleh-Nya.” Frase “Tuhan membuka jalan kembali” memiliki makna “Tuhan membuka pintu pengampunan” bagi orang yang menyesal dan bertobat. Pertobatan merupakan jalan pulang atau kembali kepada kebenaran yaitu kembali kepada Tuhan sendiri dengan meninggalkan kebiasaan buruk atau kejahatan. Perjalanan kembali sering merupakan perjalanan yang melelahkan, yang membuat orang kehilangan ketabahan hati. Dalam situasi kehilangan ketabahan hati, Tuhan memberikan hiburan sehingga orang yang menyesal sanggup mewujudkan pertobatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini terjadi karena Tuhan sangat mengasihi orang yang bertobat. “Alangkah besarnya belas kasihan Tuhan serta pengampunan-Nya bagi semua yang berpaling kepada-Nya!” (ayat 29). Kedua, berpaling dari kejahatan dan kekejian. Sebagaimana dikatakan di atas, pertobatan merupakan jalan kembali kepada Tuhan dengan meninggalkan kejahatan dan kekejian. Tindakan kembali kepada Tuhan merupakan tindakan berpaling dari kejahatan dan kekejian. Berpaling dari kejahatan dan kekejian merupakan langkah nyata dari proses pertobatan. Hal ini dilukiskan secara gamblang dalam ayat 25 dan 26: “Berpalinglah kepada Tuhan dan lepaskanlah dosa, berdoalah di hadapan-Nya dan berhentilah menghina. Kembalilah kepada Yang Mahatinggi dan berpalinglah dari yang durjana, dan hendaklah sangat benci kepada kekejian.” Kekejian merujuk kepada semua tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan atau yang melawan hukum kasih. Ketiga, orang yang hidup dan sehat sanggup memberi pujian. Hal ini dilukiskan dengan amat baik dalam ayat 27-28. Hanya orang yang hidup dan sehat, yang sanggup bersyukur dan memuji Tuhan. Kehidupan merupakan anugerah Tuhan bagi manusia, yang memungkinkannya untuk bersyukur dan menghormati Tuhan dalam ibadah dan pujian serta di dalam seluruh kehidupannya. Kehidupan adalah kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan sumber segala kebaikan. Selagi masih hidup, mari bersyukur dan memuji Tuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda