Manusia berpikir dengan hati
...

Manusia berpikir dengan hati

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 01 Maret 2025. Manusia berpikir dengan hati (Sirakh 17:1-15). “Manusia diciptakan Tuhan dari tanah, dan ke sana akan dikembalikan juga. Ia menetapkan waktu tertentu bagi mereka dan sejumlah hari, sambil memberi mereka kekuasaan atas segala sesuatu di atas bumi. Kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri dan menurut gambar Allah dijadikan-Nya. Di dalam segala makhluk yang hidup Tuhan menaruh ketakutan kepada manusia, agar manusia merajai binatang dan unggas. Lidah, mata dan telinga dibentuk-Nya, dan manusia diberi-Nya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif, dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat. la menanamkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan pekerjaan Tuhan. Maka manusia mesti memuji nama Tuhan yang kudus untuk mewartakan pekerjaan-Nya yang agung. Tuhan telah mengaruniai manusia pengetahuan lagi dengan memberi mereka hukum kehidupan menjadi milik pusaka. Perjanjian kekal diikat-Nya dengem mereka, dan segala hukum-Nya dipermaklumkan-Nya kepadanya. Mata mereka telah melihat kemuliaan Tuhan yang agung, dan suara-Nya yang dahsyat telah didengar telinga mereka. la berkata kepada mereka: Jauhilah setiap kelaliman, dan masing-masing diberi-Nya perintah mengenai sesamanya. Langkah laku manusia selalu terbentang di hadapan Tuhan, dan tak tersembunyi bagi mata-Nya.

Renungan :

Beberapa pokok renungan dari bacaan hari ini, Sirakh 17:1-15): Penciptaan dan kebaikan Tuhan (ayat 1-3), kedudukan manusia di hadapan Tuhan (ayat 4-6), penyelamatan dan kasih Tuhan (ayat 7-10), pengajaran dan hukum Tuhan (ayat 11-13), dan penyelidikan dan perilaku (ayat 14-15). Pertama, penciptaan dan kebaikan Tuhan. Dalam ayat 1-3 dilukiskan kisah penciptaan Tuhan atas segala sesuatu, termasuk manusia. Penciptaan manusia dilakukan Tuhan dengan penuh kebijaksanaan. Manusia dianugerahi hati yang mampu membedakan baik dan buruk serta kemampuan untuk mengenal kehendak Tuhan. Manusia diberi kesempatan untuk hidup dan berelasi baik dengan Tuhan. Manusia dianugerahi segala sesuatu yang dibutuhkannya untuk hidup seturut kehendak Tuhan. Kedua, kedudukan manusia di hadapan Tuhan (ayat 4-6). Manusia diberi kedudukan mulia, karena diciptakan seturut rupa dan gambar Tuhan. Binatang dan ungags takut kepad manusia. Manusia diberi lidah, mata, telinga dan hati untuk berpikir. Dengan hati manusia berpikir. Hal ini berarti manusia dianugerahi kemampuan berpikir logis dan kemampuan moral natural, yaitu kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk secara natural. Ketiga, penyelamatan dan kasih Tuhan. Dalam ayat 7-10 dilukiskan kasih Tuhan yang istimewa kepada manusia. Manusia dipenuhi dengan pengetahuan yang arif. Walaupun demikian manusia jatuh dan meninggalkan Tuhan. Maka Tuhan “menanamkan mata-Nya sendiri di dalam hati manusia untuk menyatakan kepadanya keagungan pekerjaan Tuhan”. Dengan cara ini Tuhan mengundang manusia kepada pertobatan dan hidup untuk memuji Tuhan yang kudus. Keempat, pengajaran dan hukum Tuhan. Dalam ayat 11-12 digambarkan bagaimana Tuhan mengajar manusia dan memberikan manusia hukum-Nya, yaitu hukum kehidupan lalu Tuhan mengikat perjanjian dengan manusia. Tuhan memberikan hukum kepada manusia sebagai petunjuk agar manusia hidup dalam kebijaksanaan dan kebenaran seturut kehendak Tuhan. Kelima, penyelidikan hati dan perilaku (ayat 13-15). Digambarkan bahwa manusia telah melihat kemuliaan Tuhan dan mendengar kedahsyatan suara Tuhan. Manusia juga diingatkan, Jauhilah setiap kelaliman. Kini semua semua langkah laku manusia terbentang di hadapan Tuhan. Tak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Dengan demikian, sesungguhnya Tuhan memanggil manusia untuk hidup jujur dan mengikuti kebenaran Tuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda