Kualitas persahabatan sejati
...

Kualitas persahabatan sejati

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 28 Februari 2025. Kualitas persahabatan sejati (Sirakh 6:5-17). “Tenggorokan yang manis mendapat banyak sahabat, dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis lembut. Mudah-mudahan orang yang damai denganmu banyak adanya, tetapi hanya satu dari seribu saja menjadi penasehatmu. Jika engkau mau mendapat sahabat, kajilah dia dahulu, dan jangan segera percaya padanya. Sebab ada orang yang bersahabat hanya menguntungkannya, tetapi pada hari kesukaranmu tidak bertahan. Ada juga sahabat yang berubah menjadi musuh, lalu menceritakan persengketaan untuk menistakan dikau. Ada lagi sahabat yang ikut serta dalam perjamuan makan, tapi tidak bertahan pada hari kesukaranmu. Pada waktu engkau sejahtera ia sehati sejiwa denganmu dan bergaul akrab dengan seisi rumahmu. Tetapi bila engkau mundur maka ia berbalik melawan dikau serta menyembunyikan diri terhadapmu. Jauhkanlah diri dari para musuhmu, tetapi berhati-hatilah terhadap para sahabatmu. Sahabat setiawan merupakan perlindungan yang kokoh, barangsiapa menemukan orang serupa itu sungguh mendapat suatu harta. Sahabat setiawan tiada ternilai, dan harganya tiada terbayar. Sahabat setiawan adalah obat kehidupan, orang yang takut akan Tuhan memperolehnya. Orang yang takut akan Tuhan memelihara persahabatan dengan lurus hati, sebab seperti ia sendiri demikianpun sahabatnya.

Renungan :

Beberapa pokok renungan yang dapat ditemukan dalam bacaan hari ini, Sirakh 6:5-17 adalah dasar persahabatan sejati (ayat 5-7), hati-hati dalam memilih sahabat (ayat 8-10), waspada terhadap pengkhianat (ayat 11-13), kualitas persahabatan yang baik (ayat 14-16) dan nilai persahabatan ditemukan dalam pengalaman (ayat 17). Pertama, dasar persahabatan sejati. Dalam ayat 5-7 Sirakh melukiskan persahabatan sebagai relasi yang sangat berharga, yang dibangun di atas dasar kejujuran dan kesetiaan. Menurut Sirakh, tidak ada persahabatan sejati kalau tidak ada kejujuran dan kesetiaan. Persahabatan sejati tidak dapat dibangun di atas kepalsuan dan ketidaksetiaan. Sahabat sejati adalah mereka yang dapat dipercaya dan setia mendukung dalam suka maupun duka. Karena itu pilihlah sahabat yang dapat dipercayai dan berkarakter baik. Kedua, hati-hati dalam memilih sahabat. Dalam ayat 8-10 dijelaskan bahwa tidak semua orang dapat menjadi sahabat yang baik dan setia. Karena itu, hati-hatilah dalam memilih sahabat. Sahabat yang buruk dapat membawa pangaruh negatif dan merugikan kehidupan. Sahabat demikian tidak dapat diandalkan. Pilihlah sahabat yang memiliki kualitas diri yang baik, yang dapat dipercaya dan dapat membawa dampak positif di dalam kehidupan persahabatan. Ketiga, waspada terhadap pengkhianat. Ayat 11-13 melukiskan pengkhianatan dalam persahabatan akibat relasi yang buruk. Ada banyak alasan seorang sahabat melakukan pengkhianatan, mungkin saja mereka menyembunyikan niat buruk ketika menjalin persahabatan yang kelihatannya baik. Pengkhianatan dalam persahabatan dapat sangat melukai. Sirakh menyarankan untuk selalu waspada terhadap sahabat yang hanya mau mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau mereka yang tidak memiliki kesetiaan sejati. Keempat, kualitas persahabatan yang baik. Dalam ayat 14-16 dilukiskan tentang kualitas persahabatan yang baik dan tulus. Menurut Sirakh, persahabatan yang berkualitas baik dan tulus berisikan kasih tanpa pamrih, kasih yang tidak mementingkan diri. Persahabatan sejati menuntut pemberian diri tanpa pamrih, mendukung tanpa mengharapkan balasan, dan selalu hadir untuk menguatkan di saat-saat sulit. Ketulusan kasih dalam persahabatan menjadikan persahabatan itu langgeng dan membuahkan berkat. Sahabat yang tulus dan penuh kasih selalu hadir pada saat dibutuhkan dan tidak pernah menghilang di saat kesulitan. Kelima, nilai persahabatan ditemukan dalam pengalaman. Pada ayat 17, Sirakh menandaskan bahwa kualitas persahabatan sejati diukur dalam waktu dan pengalaman bersama. Dalam ujian waktu dan pengalaman akan berbagai situasi kehidupan kualitas persahabatan sejati ditemukan. Aritnya, persahabatan sejati tidak dapat dinilai dengan melihat penampilan luar atau hanya berdasarkan keuntungan jangka pendek atau sesaat. Sahabat sejati akan selalu hadir dalam setiap kesulitan dan mengulurkan tangan dengan ketulusan cinta tanpa pamrih. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda