Kesabaran dalam ujian
...

Kesabaran dalam ujian

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 25 Februari 2025. Kesabaran dalam ujian (Sirakh 2:1-11). “Anakku, jikalau engkau bersiap untuk mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan. Hendaklah hatimu tabah dan jadi teguh, dan jangan gelisah pada waktu yang malang. Berpautlah kepada Tuhan, jangan murtad dari pada-Nya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir hidupmu. Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah penghinaan. Percayalah pada Tuhan maka lapun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah kepada-Nya. Kamu yang takut akan Tuhan nantikanlah belas kasihan-Nya, jangan menyimpang, supaya kamu jangan terjatuh. Kamu yang takut akan Tuhan percayalah pada-Nya, niscaya kamu tidak akan kehilangan ganjaranmu. Kamu yang takut akan Tuhan harapkanlah yang baik, sukacita kekal dan belas kasihan. Pandanglah segala angkatan yang sudah-sudah dan perhatikanlah: Siapa gerangan percaya pada Tuhan lalu dikecewakan, siapa bertekun dalam ketakutan kepada-Nya dan telah ditinggalkan, atau siapa berseru kepada-Nya lalu tidak dihiraukan oleh-Nya? Memang Tuhan adalah penyayang dan pengasih, la mengampuni dosa dan menyelamatkan pada saat kemalangan.”

Renungan :

Bacaan hari ini Sirakh 2:1-11 dapat dikelompokkan dalam empat pokok pikiran ini: Panggilan untuk menghadapi ujian dengan iman (ayat 1-5), kesabaran dalam penderitaan (ayat 6-7), iman yang teguh tak dapat digoyahkan (ayat 8-9) dan ganjaran bagi orang yang setia (ayat 10-11). Pertama, panggilan untuk menghadapi ujian dengan iman (ayat 1-5). Bacaan hari ini dibuka dengan pernyataan ini Anakku, jika engkau datang untuk melayani Tuhan, bersiaplah untuk ujian (ayat 1). Pernyataan ini mengingatkan pembaca bahwa setiap orang yang mau melayani Tuhan tentu akan menghadapi ujian dalam bentuk tantangan atau kesulitan. Ujian merupakan cara Tuhan mendidik orang beriman untuk tetap teguh dalam iman. Ujian adalah proses untuk memperkuat iman. Dalam ayat 2 dikatakan “Hendaklah hatimu tabah dan jadi teguh, dan jangan gelisah pada waktu yang malang”. Dengan cara ini orang beriman diajak untuk melihat ujian sebagai kesempatan memperdalam iman dan bertumbuh dalam rangkulan kasih Tuhan. Melalui ujian, Tuhan mengundang orang beriman untuk tidak mengandalkan diri sendiri, tetapi mengandalkan Tuhan. Kedua, kesabaran dalam penderitaan (ayat 6-7). Kesabaran disampaikan setelah orang beriman mengalami ujian dan pencobaan. Sabar dalam segala penderitaanmu. Sebab, emas harus dimurnikan dalam api, demikian juga orang benar dalam perendahan dirinya (ayat 6-7). Kesabaran merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki ketika orang mengalami penderitaan. Kesabaran membuktikan bahwa orang beriman sungguh percaya akan keterlibatan Tuhan yang sedang bekerja dalam kehidupannya, yang kelihatan sangat berat. Kesabaran merupakan kunci untuk bertahan dalam pencobaan dan cara belajar untuk tetap percaya pada rencana dan kehendak Tuhan. Dalam kesabaran menghadapi pencobaan, orang beriman mengalami proses penyucian, pemurnian motivasi dan pematangan diri dalam melayani Tuhan. Ketiga, iman yang teguh tak dapat digoyahkan (ayat 8-9). Dalam menghadapi pencobaan, manusia sering merasa takut, cemas, ragu dan bahkan merasa ditinggalkan Tuhan. Sirakh mengingatkan bahwa iman yang kuat menolong orang percaya dalam menghadapi kesulitan. Sebab di dalam iman, orang percaya mengandalkan Tuhan dan menyerahkan seluruh perjuangannya di dalam kesulitan ke dalam penyelenggaraan Tuhan. Keempat, ganjaran bagi orang yang setia (ayat 10-11). Dalam ayat 10-11, Sirakh berbicara tentang ganjaran bagi orang yang setia kepada Tuhan walaupaun dalam situasi yang sangat sulit baginya. “Sungguh, Tuhan itu dekat kepada mereka yang takut akan Dia, dan akan memberi mereka pahala.” Ayat ini merupakan penghiburan bagi orang beriman, sebab Tuhan tidak melupakan usaha dan perjuangan orang beriman. Setiap kesetiaan dibalas dengan berkat berlimpah dari Tuhan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda