“Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah Tuhan: ‘Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.’ Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Nuh: ‘Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.’ Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi.”
Renungan :
Bacaan hari ini berbicara tentang tiga hal penting ini: Kehancuran dunia akibat dosa manusia (6:5-8), kesetiaan Nuh dalam ketaatan (7:1-5) dan kesempurnaan waktu Tuhan (7:10). 1) Pada bagian pertama dikisahkan tentang keadaan manusia yang penuh dengan kejahatan dan dosa. Dosa dan kejahatan menguasi manusia dan dunia. “Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” Setelah Tuhan menyesal, Tuhan membuat keputusan tegas yaitu menghukum dunia dengan air bah. 2) Kesetiaan Nuh dalam ketaatan. Dalam ketegas itu, Tuhan juga menunjukkan kasih-Nya terhadap orang yang setia dalam ketaatan. Nuh yang setia mendapat kasih karunia Tuhan. Tuhan memanggil Nuh untuk membangun bahtera yang besar dan memerintahkan Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera itu. Dalam situasi ini, Nuh percaya dan taat kepada kehendak Tuhan. Apa pun yang diminta Tuhan dilakukannya dengan setia dalam ketaatan yang ikhlas. Walaupun mungkin situasi sangat tidak mendukung. 3) Kesempurnaan waktu Tuhan. Segala peristiwa terjadi secara sempurna dalam waktunya Tuhan. “Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi”. Setelah tujuh hri air bah datang. Tujuh hari merupakan waktu yang sempurna seturut kehendak Tuhan. Tuhan tidak pernah terlambat untuk memenuhi janji-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda