Peringatan bagi mereka yang tidak peduli
...

Peringatan bagi mereka yang tidak peduli

Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 28 September 2025. Hari Minggu biasa ke-26 Peringatan bagi mereka yang tidak peduli (Amos 6:1a, 4-7). Beginilah firman Tuhan, Allah semesta alam, “Celakalah orang-orang yang merasa aman di Sion, yang merasa tenteram di gunung Samaria! Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading, dan duduk berjuntai di ranjang yang memakan anak-anak lembu dari tengah kawanan binatang yang tambun yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya! Celakalah orang yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang paling baik, tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf! Sebab sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.”

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan pertama hari Minggu ini, Amos 6:1, 4–7: Pertama, kemewahan yang mematikan kepekaan. Dalam ayat 4-6, Amos berseru: “Celakalah orang yang berbaring di tempat tidur dari gading... yang minum anggur dari bokor... tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!” Dalam seruan ini, Amos mengajak orang percaya untuk menyadari bahaya tersembunyi dari kemewahan dan kenyamanan yang melumpuhkan empati. Orang-orang Sion dan Samaria digambarkan hidup mewah: makan daging pilihan, berbaring di ranjang eksklusif, menciptakan hiburan untuk diri sendiri, berurap dengan minyak terbaik. Namun mereka mati rasa terhadap penderitaan bangsanya sendiri—tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf (ayat 6). Sesungguhnya Allah tidak mengutuk kekayaan itu sendiri, tetapi kehidupan yang hanya berpusat pada kesenangan pribadi sambil menutup mata terhadap krisis kemanusiaan ketidakadilan, dan penderitaan yang ada di sekitar, ditolak oleh Allah. Kesejahteraan sejati selalu berjalan bersama kepedulian. Kedua, peringatan bagi mereka yang tidak peduli. Dalam ayat 7 dikatakan: “Sekarang mereka akan pergi sebagai orang buangan di kepala barisan, dan berlalulah hiruk-pikuk pesta orang-orang yang duduk berjuntai itu.” Dalam ayat ini, Amos bernubuat tentang kejatuhan Israel dengan menyajikan kekontrasan yang tragis antara kemegahan saat ini dan kehancuran yang akan datang. Yang duduk berjuntai dengan santai hari ini akan menjadi yang di kepala barisan dalam pembuangan besok. Amos menegur para pembesar yang membangun rasa aman yang palsu di atas ilusi kemapanan dan lupa bahwa keadilan Tuhan akan datang. Pesta dapat berubah menjadi pembuangan jika hidup dijalani tanpa tanggung jawab spiritual dan sosial. Pertobatan bukan sekadar berhenti berbuat salah, tapi mulai merasakan luka sesama sebagai luka kita sendiri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda