Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 26 September 2025. Panggilan untuk terlibat (Hagai 2:1b-10). 2:1 (2-2) dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: 2:2 (2-3) Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian: 2:3 (2-4) Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya? 2:4 (2-5) Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, 2:5 (2-6) sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut! 2:6 (2-7) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat 2:7 (2-8) Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. 2:8 (2-9) Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. 2:9 (2-10) Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Hagai 2:1–9: Pertama, kemegahan yang hilang. Dalam ayat 3 dikatakan: “Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula?... Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?” dalam ayat ini ditunjukkan kecenderungan manusia untuk menilai realitas hanya dari apa yang tampak. Bangsa Israel pada waktu itu melihat Bait Allah yang sedang dibangun kembali, dan merasa kecewa karena tidak semegah sebelumnya. Namun Tuhan mengarahkan mereka untuk melihat bukan kepada keterbatasan masa kini, melainkan kepada janji-Nya yang belum digenapi: “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam” (ayat 9). Dalam ayat ini, Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa bekerja untuk meningkatkan, membuat lebih baik dan memulihkan dengan kemuliaan yang lebih besar dari sebelumnya. Kedua, panggilan untuk terlibat. Dalam ayat 4 dikatakan: “Kuatkanlah hatimu... bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu.” Dalam ayat ini Tuhan berseru agar umat-Nya bertindak. Tuhan tidak menyuruh umat-Nya duduk diam menunggu kemegahan itu turun dari langit. Tuhan berkata: Bekerjalah! Tuhan menyertai mereka dengan Roh-Nya. Mereka diminta untuk melangkah dan membangun, walaupuan apa yang mereka bangun tampaknya sederhana atau tidak berarti. Dalam tindakan mereka yang sederhana itulah, Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya. Memang sering manusia berpikir untuk menunggu waktu yang tepat, atau sampai semua tampak ideal, baru mau melangkah. Akan tetapi di sini, Tuhan menegaskan bahwa penyertaan-Nya bukan alasan untuk pasif, melainkan kekuatan untuk bertindak walaupun dalam ketidaksempurnaan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda