Misteri ibadah
...

Misteri ibadah

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 17 September 2025. Misteri ibadah (1 Timotius 3:14-16). 3:14 Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. 3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. 3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 1 Timotius 3:14–16: Pertama, jemaat sebagai tiang penopang kebenaran. Dalam ayat 15 dikatakan: “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.” Dalam ayat ini, Paulus menyebut jemaat sebagai keluarga Allah, jemaat dari Allah yang hidup, dan tiang penopang dan dasar kebenaran. Apa yang dikatakan Paulus ini tidak hanya gambaran struktural sebuah organisasi, melainkan suatu panggilan eksistensial: gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi kehidupan itu sendiri yang menopang dan menghidupi kebenaran Allah. Gereja bukan hanya institusi sosial atau tempat tradisi dijalankan. Gereja adalah tubuh yang seharusnya menghidupi dan menopang kebenaran Allah di tengah dunia yang sering kehilangan arah. Kehidupan setiap anggota gereja adalah kesaksian tentang Allah yang hidup, yang dinyatakan tidak hanya dengan perkataan, tapi dengan tindakan nyata yang menegakkan kebenaran dalam kasih. Kedua, misteri ibadah: inkarnasi sebagai pusat kesadaran iman. Dalam ayat 16 dikatakan: “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan. Ayat ini menyatakan bahwa agunglah rahasia ibadah kita. Pada bagian selanjutnya Paulus menyampaikan sebuah pengakuan iman awal yang menyoroti perjalanan Yesus: inkarnasi, pembenaran, pewahyuan kepada malaikat, pemberitaan, iman di dunia, hingga kenaikan dalam kemuliaan. Dengan cara ini Paulus ingin menjelaskan bahwa ibadah bukan pelarian dari dunia, tetapi pengenalan akan Dia yang telah masuk ke dalam dunia. Ibadah sejati adalah tanggapan penuh ketakjuban terhadap misteri inkarnasi: Allah rela menjadi manusia, agar manusia dapat hidup dalam kebenaran-Nya. Rahasia ini seharusnya membakar hati setiap orang percaya untuk tidak hanya beribadat di ruang liturgis, tapi untuk menghidupi ibadah dalam setiap aspek kehidupannya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda