Menjadi saksi keselamatan
...

Menjadi saksi keselamatan

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 13 September 2025. Peringatan wajib Yohanes Krisostomus. Menjadi saksi keselamatan (1Tim. 1:15-17). 1:15 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. 1:16 Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. 1:17 Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 1 Timotius 1:15–17: Pertama, dosa terbesar dapat menjadi panggung bagi anugerah terbesar. Dalam ayat 15 Paulus mengakui dengan rendah hati: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Paulus tidak menyembunyikan masa lalunya yang kelam. Paulus mengakuinya dengan rendah hati dan menyebut dirinya sebagai “yang paling berdosa.” Paulus tidak berhenti pada penyesalan ini. Paulus merefleksikannya lebih lanjut dan menemukan bahwa justru dalam keberdosaannya itulah kasih dan kesabaran Kristus paling nyata (ayat 16). Tuhan tidak hanya mengampuni Paulus, tetapi juga menjadikannya contoh hidup dari transformasi oleh kasih karunia (ayat 16). Kedua, keselamatan pribadi adalah kesaksian publik. Dalam ayat 16 Paulus berkata: “Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.” Di sini Paulus menyadari bahwa keselamatannya bukan hanya untuk dirinya sendiri. Paulus dipakai Tuhan untuk menampakkan kasih Kristus agar dapat dilihat oleh orang lain, sehingga mereka juga percaya dan mendapat hidup yang kekal. Di sini dinyatakan bahwa setiap pertobatan pribadi mengandung misi ilahi, yaitu menjadi saksi bagi orang lain. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda