Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 10 September 2025. Hidup tersembunyi dalam Kristus (Kolose 3:1-11). 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. 3:5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka). 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. 3:8 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. 3:9 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 3:10 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya 3:11 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kolose 3:1-11: Pertama, hidup tersembunyi dalam Kristus. Dalam ayat 3 dikakatan: Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Ayat ini mengajak pembaca, khusus orang percaya untuk menyadari bahwa kehidupan sejati orang percaya tidak lagi ditentukan oleh apa yang tampak secara lahiriah atau duniawi, tetapi oleh realitas rohani yang tersembunyi, yaitu hidup yang dibentuk, dilindungi, dan dipersatukan dengan Kristus Tuhan. Dengan demikian, ayat ini menjelaskan bahwa identitas orang percaya tidak lagi ditentukan oleh latar belakang, status sosial, atau kegagalan masa lalu. Orang percaya telah mati terhadap dunia, dan sekarang hidup dalam dimensi baru, dimensi kekal, yang tidak selalu dikenali atau dihargai oleh dunia. Inilah sebabnya mengapa orang percaya tidak dapat hidup mengejar validasi dari dunia, sebab hidup sejati orang percaya tersembunyi dari pandangan dunia, namun nyata di hadapan Allah. Kedua, menanggalkan manusia lama: transformasi dari akar. Dalam ayat 5-10 diserukan: Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi... buanglah semuanya ini... karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya dan mengenakan manusia baru... Seruan untuk mematikan dan membuang sifat-sifat duniawi bukan sekadar ajakan moral untuk menjadi orang baik, tetapi merupakan bagian dari proses transformasi radikal, yaitu meninggalkan yang lama dan mengenakan identitas baru di dalam Kristus. Ini adalah panggilan untuk merekonstruksi batin, dan tidak sekadar perubahan perilaku luar. Menjadi “manusia baru” bukanlah hasil kerja keras orang percaya itu sendiri, melainkan dalam kerja sama dengan karya pembaharuan terus-menerus oleh Roh Kudus, yang dilakukan menuju pengenalan akan Allah dan hidup dalam gambar-Nya. Karya bersama Roh Kudus ini merupakan proses harian yang menuntut komitmen, pertobatan, dan kepatuhan kepada pembentukan Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda