Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 2 September 2025. Dipanggil untuk berjaga (1 Tesalonika 5:1-6 9-11). 5:1 Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, 5:2 karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. 5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput. 5:4 Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, 5:5 karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. 5:6 Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. 5:9 Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, 5:10 yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. 5:11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 1 Tesalonika 5:1–11: Pertama, dipanggil untuk berjaga. Dalam ayat 5 dikatakan: “kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang.” Paulus menyebut orang percaya sebagai anak-anak terang dan anak-anak siang. Dengan menyebut orang percaya sebagai “anak-anak terang” Paulus untuk memberi identitas orang percaya serentak memberikan tanggung jawab untuk berjaga dan sadar. Hidup dalam terang berarti tidak terlena oleh “keamanan palsu” dunia (ayat 3), tetapi hidup dengan kesadaran penuh bahwa waktu Tuhan tidak dapat diprediksi. Menjadi anak terang berarti menolak sikap pasif, dan menghidupi iman dengan kesadaran, kepekaan rohani, dan kesiapan dalam setiap aspek kehidupan: dalam relasi, pelayanan, dan pilihan sehari-hari. Kedua, kekuatan untuk membangun sesama. Dalam ayat 9-11 dikatakan: “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.” Dalam ayat-ayat ini, Paulus mengingatkan bahwa keselamatan yang kita terima dalam Kristus bukan alasan untuk berpuas diri, melainkan menjadi dasar untuk menguatkan, membangun, dan meneguhkan satu sama lain. Keselamatan bukanlah pelarian pribadi dari murka Allah, tetapi panggilan kolektif untuk hidup bersama dalam kasih dan tanggung jawab terhadap komunitas. Paulus menutup bagian ini dengan ajakan aktif: “Nasihatilah… dan saling membangunlah.” Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda