Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 1 September 2025. Kematian dalam Kristus bukanlah akhir dari segalanya (1Tesalonika 4:13-17a). 4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. 4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. 4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit 4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil ddari bacaan hari ini, 1 Tesalonika 4:13–17: Pertama, kematian dalam Kristus bukanlah akhir dari segalanya. Dalam ayat 14 dikatakan: “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” Ayat ini menantang pemahaman duniawi tentang kematian. Dalam perspektif manusia, kematian sering dipandang sebagai perpisahan yang tragis dan tak terelakkan. Namun, Paulus mengundang kita untuk melihat kematian bagi orang percaya, yaitu mereka yang meninggal dalam Yesus. Bagi orang percaya, kematian merupakan pintu masuk menuju persekutuan abadi. Bukan hanya dengan Tuhan, tetapi juga bersama semua orang kudus, yang akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Kedua, Pengharapan akan hidup kekal: kepastian yang berakar pada kebangkitan Kristus. Ayat 14 yang telah dikutip di atas menjadi dasar teologis dari seluruh pengharapan ini: “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit...” Ini bukanlah kepercayaan atau harapan kosong, tetapi pengakuan akan fakta kebangkitan yang memberi fondasi kokoh bagi masa depan orang percaya. Pengharapan dalam Kristus adalah jangkar yang tidak bergantung pada keadaan sekarang, penderitaan, atau bahkan maut. Itulah sebabnya Paulus berkata bahwa orang percaya tidak berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Ini bukan penyangkalan kesedihan, tetapi pemaknaan akan kebangkitan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda