Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 25 Agustus 2025. Ciri gereja yang hidup (1 Tesalonika 1:2-58-10). 1:2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. 1:3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. 1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu. 1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu. 1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu. 1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, 1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 1 Tesalonika 1:2–10: Pertama, ciri Gereja yang hidup. Dalam ayat 3 dikatakan: “Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu, dan ketekunan pengharapanmu...” Iman sejati bukan hanya pengakuan dalam hati atau bibir, tetapi nyata dalam tindakan: iman yang bekerja, kasih yang berusaha, dan pengharapan yang bertahan dalam penderitaan. Ini bukan spiritualitas teoritis, tetapi kehidupan yang konkret dan dinamis. Inilah ciri gereja yang hidup yang dikenang Paulus dari jemaat Tesalonika. Kedua, hidup baru yang digerakkan oleh Roh. Dalam ayat 5 Paulus berkata: “...dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.” Kekuatan Roh itu telah membuat orang Tesalonika berbalik seperti dikatakan dalam ayat 9: “Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar.” Pertobatan jemaat Tesalonika bukan hasil bujukan intelektual atau emosi sesaat. Mereka mengalami Injil yang datang “dengan kekuatan oleh Roh Kudus”. Kekuatan inilah yang mengubah arah hidup mereka secara radikal: dari menyembah berhala menjadi pelayan Allah yang hidup, dari hidup duniawi menjadi umat yang menantikan kedatangan Kristus. Dewasa ini setiap orang percaya pun dipanggil untuk hidup dengan arah yang baru, bukan sekadar percaya secara nominal, tetapi sungguh meninggalkan “berhala-berhala” modern: entah berupa ego, materi, pengakuan sosial, untuk hidup dalam penyembahan sejati kepada Allah yang hidup. Roh Kuduslah yang memberi kita kekuatan untuk perubahan itu. Mari biarkan Roh Kudus bekerja dalam hidupmu. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda