Ketika semak duri menjadi raja
...

Ketika semak duri menjadi raja

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 20 Agustus 2025. Ketika semak duri menjadi raja (Hakim-Hakim 9:6-15). 9:6 Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem. 9:7 Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga. 9:8 Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami! 9:9 Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? 9:10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami! 9:11 Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? 9:12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami! 9:13 Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon? 9:14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami! 9:15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Hakim-Hakim 9:6–15: Pertama, pemimpin adalah panggilan untuk melayani. Dalam perumpamaan Yotam di atas, tiga jenis pohon yang sangat produktif dan bermanfaat yaitu pohon zaitun, ara, dan anggur menolak jabatan raja karena mereka menyadari bahwa tugas utama mereka bukanlah berkuasa, tetapi memberi manfaat bagi sesama dan menghormati Allah. Mereka memiliki kesadaran yang mendalam akan panggilan sebagai pemimpin. Namun ketika tawaran yang sama diberikan kepada semak duri, tumbuhan yang tak berguna, berduri, dan mudah terbakar, tawaran tersebut langsung diterima dan bahkan mengancam “biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon” (ayat 15). Melalui perumpamaan ini, Yotam ingin menjelaskan realitas bahwa ketika posisi kepemimpinan diisi oleh mereka yang tidak dipanggil untuk menjadi pemimpin atau “tidak layak”, kekuasaan menjadi alat perusakan, bukan untuk mengayomi orang yang dipimpinnya. Kedua, masyarakat yang kehilangan nilai akan selalu memilih semak duri menjadi raja. Dalam ayat 6 dikatakan: “Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem.” Abimelekh adalah anak dari seorang gundik Gideon yang berasal dari Sikhem. Abimalekh adalah anak haram dari Gideon karena ia bukanlah anak dari isteri yang sah. Gideon memiliki 70 anak laki-laki. Karena itu Abimalekh berusaha membunuh semua saudaranya yang lain. Warga Sikhem dan Bet-Milo memilih Abimalekh menjadi raja karena hubungan darah dan kepentingan politik, bukan karena kemampuan dan karisma memimpin apalagi panggilan sebagai pemimpin. Yotam, yang juga adalah anak Gideon, melukiskan pemilihan Abimalekh menjadi raja seperti memilih semak duri. Yotam sesungguhnya memberikan sindiran tajam terhadap masyarakat yang kehilangan nilai dan arah, sehingga mudah terbuai oleh figur yang tampak kuat tapi kosong isi. Dengan demikian Yotam ingin menegaskan bahwa nilai-nilai kebajikan, hikmat, dan integritas diri menjadi dasar dalam pemilihan seorang pemimpin atau dalam mengambil keputusan. Tanpa nilai-nilai ini kekacauan akan lahir, seperti api dari semak duri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda