Iman sejati menuntut komitmen dan pertanggungjawaban
...

Iman sejati menuntut komitmen dan pertanggungjawaban

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 16 Agustus 2025. Iman sejati menuntut komitmen dan pertanggungjawaban (Yosua 24:14-29). 24:14 Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! 24:16 Lalu bangsa itu menjawab: Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! 24:17 Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, 24:18 TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita. 24:19 Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu. 24:20 Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu. 24:21 Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah. 24:22 Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya. Jawab mereka: Kamilah saksi! 24:23 Ia berkata: Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel. 24:24 Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan. 24:25 Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem. 24:26 Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN. 24:27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu. 24:28 Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya. 24:29 Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Yosua 24:14–29: Pertama, iman sejati menuntut komitmen. Dalam ayat 15 Yosua berkata kepada bangsa Israel: “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN.” Yosua menempatkan bangsa Israel pada persimpangan yang tegas: memilih beribadah kepada Tuhan atau tidak. Walaupun mereka telah melihat mujizat, hidup dalam Tanah Perjanjian, dan mengalami perlindungan Tuhan, namun komitmen kepada Tuhan tetap harus dipilih secara sadar, bukan sesuatu yang otomatis. Hal ini penting untuk menyadarkan bangsa Israel dan setiap orang percaya bahwa orang yang lahir dan tumbuh dalam tradisi iman, belum tentu menjadikan iman itu sebagai keputusan pribadi. Iman sejati bukanlah warisan otomatis, melainkan tanggapan sadar terhadap kasih dan panggilan Allah. Yosua sendiri memberikan teladan. Yosua dan seisi rumahnya memutuskan untuk beribadah kepada Tuhan: aku dan seisi rumahku. Iman sejati harus dimulai dari rumah, dari pemimpin keluarga yang memilih setia, tidak hanya dalam perkataan, tapi dalam tindakan nyata sehari-hari. Kedua, iman menutut pertanggungjawaban. Dalam ayat 19 dan ayat 27 Yosua berkata kepada bangsa Israel: “Sebab Ia adalah Allah yang kudus, Allah yang cemburu...Batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu... supaya kamu jangan menyangkal Allahmu.” Setelah bangsa Israel mengucapkan janji setia, Yosua menegaskan bahwa Allah bukan Tuhan yang bisa dipermainkan. Tuhan itu kudus dan cemburu. Cemburu bukan karena kelemahan emosional, tapi karena kasih-Nya yang total dan menuntut balasan yang utuh. Batu didirikan sebagai simbol saksi bisu, pengingat bahwa janji yang diucapkan di hadapan Tuhan bukan main-main. Iman tidak hanya tentang relasi personal dengan Tuhan, tetapi juga tentang pertanggungjawaban publik atas pilihan itu. Dalam relasi dengan Tuhan, komitmen adalah perjanjian kudus. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda