Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 12 Agustus 2025. Kuatkan dan teguhkan hatimu (Ulangan 31:1-8). 31:1 Kemudian pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang Israel. 31:2 Berkatalah ia kepada mereka: Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. 31:3 TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. 31:4 Dan TUHAN akan melakukan terhadap mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri mereka. 31:5 TUHAN akan menyerahkan mereka kepadamu dan haruslah kamu melakukan kepada mereka tepat seperti perintah yang kusampaikan kepadamu. 31:6 Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. 31:7 Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya. 31:8 Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau janganlah takut dan janganlah patah hati.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Ulangan 31:1–8: Pertama, Musa tidak menyeberangi sungai Yordan. Dalam ayat 2 dikatakan: “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.” Musa mengucapkan perkataan ini kepada bangsa Israel. Momen ini sarat dengan emosi. Musa, pemimpin besar yang memimpin umat Israel keluar dari Mesir, tidak akan ikut masuk ke Tanah Perjanjian. Seakan suatu ironi: Musa telah memimpin dalam badai, namun ia tak ikut masuk dalam damai. Di sini tampak kedewasaan iman dan ketaatan Musa yang luar biasa. Dengan besar hati Musa menerima bahwa tugasnya telah selesai, dan bahwa Allah adalah Pemimpin sejati bangsa Israel dan bukan dirinya. Musa tidak menggiring umat pada dirinya, tetapi menunjuk kepada Yosua sebagai pemimpin baru dan terlebih lagi kepada Tuhan yang akan tetap menyertai mereka. Iman sejati tidak melekat pada tokoh, tapi kepada kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah, walaupun kepemimpinan manusia berganti. Kedua, kuatkan dan teguhkan hatimu. Dalam ayat 6 Musa berkata: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu... sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau... Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Permintaan Musa untuk “kuat dan teguh” diulang sebanyak dua kali. Permintaan ini ditujukan kepada seluruh umat dan secara khusus kepada Yosua. Bagi Musa, keberanian bukanlah emosi spontan, melainkan pilihan iman yang didasarkan pada pengakuan akan siapa yang berjalan bersama kita. Musa tidak meminta bangsa Israel atau Yosua menjadi kuat karena mereka hebat, tetapi karena Allah sendiri akan berjalan di depan mereka. Keberanian rohani bukanlah soal kepercayaan diri, tetapi kepercayaan kepada Allah yang selalu setia hadir dan membimbing. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda