Sunat hati
...

Sunat hati

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 11 Agustus 2025. Peringatan wajib Santa Klara. Sunat hati (Ulangan 10:12-22). 10:12 Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 10:13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. 10:14 Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya 10:15 tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini. 10:16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. 10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap 10:18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian. 10:19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. 10:20 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. 10:21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. 10:22 Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Ulangan 10:12–22: Pertama, sunat hati. Dalam ayat 6 dikatakan: “Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.” Perintah Allah ini tidak dimulai dari daftar kewajiban, melainkan dari relasi yang penuh kasih. Allah memilih bangsa Israel bukan karena bangsa Israel layak, tapi karena Allah “terpikat”, seperti yang dikatakan dalam ayat 15: “oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini”. Inilah dasar dari seluruh tuntutan yang Allah berikan: relasi yang sudah ada, kini perlu ditanggapi dengan kesetiaan dan perubahan hati untuk mencintai Allah. “Sunat hati” berarti lebih dari ritual luar atau kepatuhan lahiriah. Ini adalah ajakan untuk membiarkan hati kita ditelanjangi dan diubah: dari hati yang keras dan kaku menjadi hati yang lembut, terbuka, dan peka terhadap kehendak Allah. Perubahan sejati lahir dari kasih yang memikat dan tanggapan yang tulus. Kedua, Allah yang mahatinggi membela yang terpinggirkan. Dalam ayat 17-18 dikatakan: “TUHAN, Allahmu... tidak memandang bulu ataupun menerima suap yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing...” Walaupun Allah adalah Dia yang “empunya langit dan bumi” (ayat 14), Allah yang disembah oleh Israel adalah Allah yang berpihak kepada mereka yang tak dianggap dunia: anak yatim, janda, dan orang asing. Kekuasaan-Nya tidak digunakan untuk menindas, tetapi untuk membela yang tak punya suara. Inilah wajah Allah yang harus tercermin dalam umat-Nya: jika Allah menunjukkan kasih kepada orang asing, maka Israel juga harus mengasihi mereka. Allah tidak hanya memberi hukum, tetapi juga model hidup bagi umat-Nya dan umat-Nya dipanggil untuk meneladani dan menyembah-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda