Liturgi waktu
...

Liturgi waktu

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 01 Agustus 2025. Peringatan wajib St. Alfonsus Maria de Liguori. Liturgi waktu (Imamat 23:1,4-11,15-16,27,34b-37). 23:1 TUHAN berfirman kepada Musa: 23:4 Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. 23:5 Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN. 23:6 Dan pada hari yang kelima belas bulan itu ada hari raya Roti Tidak Beragi bagi TUHAN tujuh hari lamanya kamu harus makan roti yang tidak beragi. 23:7 Pada hari yang pertama kamu harus mengadakan pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. 23:8 Kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN tujuh hari lamanya pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. 23:9 TUHAN berfirman kepada Musa: 23:10 Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam, 23:11 dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu. 23:15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu 23:16 sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN. 23:27 Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. 23:34 Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya. 23:35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. 34:36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. 34:37 Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan, setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Imamat 23:1,4-11,15-16,27,34b-37: Pertama, liturgi waktu. Dalam perikope yang dibacakan hari ini, Tuhan menetapkan hari-hari raya dan menetapkan waktu yang pasti untuk setiap perayaan. Tuhan meminta umat-Nya untuk merayakan setiap hari raya pada saat yang tetap, dan dengan bentuk ibadah yang ditentukan. Di sini ditunjukkan bahwa waktu merupakan ruang suci di mana Allah hadir dan menyapa umat-Nya. Pada waktu ini Allah mengundang kita berhenti untuk berjumpa dengan-Nya. Perayaan-perayaan ilahi merupakan saat pembentukan spiritualitas, agar orang percaya hidup tidak hanya menurut jam dunia, tetapi menurut kalender Kerajaan Allah. Kedua, persembahan kepada Tuhan. Dalam ayat 15-16, Tuhan memerintahkan agar hasil pertama dari panen dipersembahkan sebelum umat menikmati hasilnya sendiri. Sesungguhnya Tuhan tidak membutuhkan gandum atau sajian, namun Tuhan ingin menanamkan kesadaran rohani akan sumber segala berkat. Tuhan mengingatkan setiap orang percaya bahwa semua panen adalah pemberian-Nya. Persembahan sulung bukan sekadar ritual, tetapi tindakan iman dan pengakuan bahwa manusia hanyalah pengelola, dan Tuhanlah pemilik semuanya itu. Persembahan sulung merupakan bentuk nyata dari hidup yang penuh syukur dan tahu diri. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda