Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Selasa, 29 Juli 2025. Peringatan Wajib St. Marta, Maria dan Lazarus. Tinggal di dalam kasih (1Yohanes 4:7-16). 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. 4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 4:13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. 4:14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. 4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. 4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 1 Yohanes 4:7-16, dalam terang peringatan wajib Santa Marta, Maria, dan Lazarus: Pertama, tinggal dalam kasih. Dalam ayat 12-13 dikatakan: “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.” Santa Marta, Maria, dan Lazarus adalah tiga bersaudara yang hidup bersama dalam satu rumah, satu keluarga, satu komunitas kecil yang menjadi tempat Yesus singgah melepas lelah dan makan. Keluarga ini menjadi contoh konkret dari ucapan Yohanes di atas: kasih yang mereka tunjukkan kepada Yesus dan kasih di antara mereka membuat rumah mereka menjadi tempat kehadiran ilahi. Di sini kita belajar bahwa kasih bukan sekadar perasaan atau kebaikan moral, tetapi sarana di mana Allah tinggal di antara kita. Kedua, Allah telah mengasihi terlebih dahulu. Dalam ayat10 dikatakan: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita... Yesus datang ke rumah Marta, Maria, dan Lazarus, bukan karena mereka layak, tetapi karena kasih-Nya mendahuluinya. Ketika Lazarus mati, kasih itu tidak berhenti, melainkan menghidupkan kembali. Ketiga bersaudara ini menanggapi kasih Allah dengan cara yang berbeda: Marta aktif melayani, Maria duduk berkontemplasi di kaki Yesus dan melakukan pemuridan hati, dan Lazarus menjadi penerima kasih yang membangkitkan dan menyelamatkan. Kisah ini mengundang kita untuk menyadari bahwa Allah lebih dahulu datang kepada kita dengan kasih-Nya dalam kehidupan, pelayanan, dan juga dalam kematian. Kasih Allah mengundang tanggapan konkret dari setiap orang percaya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda