Warisan kudus yang terus dikenang
...

Warisan kudus yang terus dikenang

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 26 Juli 2025. Peringatan wajib St. Yoakim dan St. Anna, orang tua Santa Perawan Maria. Warisan kudus yang terus dikenang (Sir. 44:1,10-15). 44:1 Dan sekarang kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya. 44:10 Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa 44:11 semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. 44:12 Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya.44:13 Keturunan mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan dihapus. 44:14 Dengan tenteram jenazah mereka ditanamkan, dan nama mereka hidup terus turun-temurun. 44:15 Bangsa-bangsa bercerita tentang kebijaksanaannya, dan pujian mereka diwartakan jemaah.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Sirakh 44:1,10–15, dalam hubungannya dengan peringatan wajib Santo Yoakim dan Santa Anna, orang tua Santa Perawan Maria: Pertama, warisan kudus yang terus dikenang. Dalam ayat 1 dan 14 dikatakan: Dan sekarang kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya... nama mereka hidup terus turun-temurun. Peringatan Santo Yoakim dan Santa Anna yang dirayakan hari ini mengundang setiap orang percaya untuk merenungkan nilai kesetiaan, satu kebajikan yang mengakar dalam sejarah keselamatan. Santo Yoakim dan Santa Anna sepasang suami isteri sederhana dari Nazareth. Dari keluarga ini, dari rahim Santa Anna lahirlah Santa Perawan Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus Kristus dan melalui pengasuhan Santo Yoakim Santa Perawan Maria bertumbuh menjadi pribadi yang layak menjadi Ibu Tuhan. Jadi warisan mereka adalah Santa Perawan Maria dan melalui Santa Perawan Maria, Yesus sendiri hadir ke dunia. Mereka dikenal karena mereka membesarkan yang Kudus. Seperti yang dikatakan dalam Sirakh, nama mereka hidup terus turun-temurun, bukan karena karya-karya besar yang dicatat sejarah, tetapi karena kesetiaan mereka dalam tugas dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua, dalam iman yang diturunkan, dalam doa yang mungkin tak pernah terdengar oleh publik. Kedua, kemuliaan yang tidak dihapus. Dalam ayat 12-13 dikatakan: Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian... dan kemuliaannya tidak akan dihapus. Santo Yoakim dan Santa Anna menjadi simbol dari seluruh bangsa yang menantikan pemenuhan janji Tuhan. Dalam diri mereka, terlihat kesetiaan pada perjanjian Allah sekalipun tampak sia-sia, tanpa hasil dalam waktu manusia, namun mendatangkan buah dalam waktu Allah. Kitab Sirakh menekankan bahwa “kemuliaannya tidak akan dihapus.” Ungkapan ini merupakan ajakan untuk melihat dan menyadari bahwa apa yang dibangun hari ini dalam iman, ketabahan dalam cobaan, harapan dalam kemandulan hidup, kesetiaan dalam relasi, dapat menjadi sumber kekuatan bagi generasi yang akan datang. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda