Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 21 Juli 2025. Melepaskan masa lalu (Keluaran 14:5-18). 14:5 Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita? 14:6 Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. 14:7 Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. 14:8 Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. 14:9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. 14:10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, 14:11 dan mereka berkata kepada Musa: Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? 14:12 Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini. 14:13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. 14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja. 14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 14:17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 14:18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Keluaran 14:5–18: Pertama, melepaskan masa lalu. Ada dua ayat yang perlu dikutip dalam bagian ini, yaitu ayat 5 dan ayat 11. Dalam ayat 5, Firaun dan para pegawainya berkata: “Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?” Dan pada ayat 11, orang-orang Israel berseru kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini?” Kedua ayat ini menjelaskan tanggapan terhadap masa lalu. Firaun dan para pegawainya menyesali kebebasan yang diberikan kepada orang Israel, sementara orang Israel meragukan pembebasan yang tengah dilakukan Tuhan melalui Musa. Orang Israel lebih memilih perbudakan, karena mereka sudah terbiasa diperbudak daripada kebebasan yang tak terduga dan menakutkan”. Kisah ini boleh dibaca sebagai gambaran pergulatan batin manusia ketika manusia berusaha melepaskan diri dari dosa, luka masa lalu, atau kebiasaan buruk: dosa tidak melepaskan manusia begitu saja, dan manusia pun kadang ingin kembali kepada dosa karena takut akan “ketidakpastian” dalam perubahan. Iman sejati sering menuntut orang percaya untuk berjalan terus, walaupun ketakutan masih mengejar dari belakang. Perubahan sejati bukan hanya soal keluar dari Mesir, tapi juga melepaskan Mesir dari dalam diri kita. Kedua, diam saja dan lihat. Dalam ayat 14 Musa berkata kepada orang Israel: “Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Dan pada ayat 15, Tuhan berfirman kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.” Dalam kedua ayat ini kita belajar bagaimana harus percaya. Tuhan menyuruh umat Israel untuk diam lalu Tuhan memerintahkan mereka untuk bergerak. Diam di sini tidak berarti pasif. Diam berarti percaya penuh pada penyelenggaraan Ilahi. Dalam diam penuh iman atau dalam posisi hati yang percaya, umat dapat melangkah ke depan. Sebab mujizat Tuhan tidak terjadi di zona ragu-ragu, tetapi dalam langkah iman yang berani. Tuhan tidak selalu menyingkirkan bahaya terlebih dahulu kadang Tuhan meminta orang percaya untuk melangkah ke laut sebelum laut itu terbelah. Tuhan tidak membutuhkan kekuatan manusia untuk bertindak Tuhan hanya membutuhkan iman orang percaya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda