Kesabaran Tuhan terhadap ketegaran hati manusia
...

Kesabaran Tuhan terhadap ketegaran hati manusia

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 18 Juli 2025. Kesabaran Tuhan terhadap ketegaran hati manusia (Keluaran 11:10-12:14). 11:10 Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya. 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir: 12:2 Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun. 12:3 Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga. 12:4 Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk mengambil seekor anak domba, maka ia bersama-sama dengan tetangganya yang terdekat ke rumahnya haruslah mengambil seekor, menurut jumlah jiwa tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. 12:5 Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun kamu boleh ambil domba atau kambing. 12:6 Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. 12:7 Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. 12:8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. 12:9 Janganlah kamu memakannya mentah atau direbus dalam air hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepalanya dan betisnya dan isi perutnya. 12:10 Janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi apa yang tinggal sampai pagi kamu bakarlah habis dengan api. 12:11 Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu buru-burulah kamu memakannya itulah Paskah bagi TUHAN. 12:12 Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. 12:13 Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. 12:14 Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Keluaran 11:10–12:14: Pertama, kesabaran Tuhan terhadap ketegaran hati manusia. Dalam 11:10 dikatakan: Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat ini di depan Firaun. Tetapi TUHAN mengeraskan hati Firaun, sehingga tidak membiarkan orang Israel pergi dari negerinya. Kedua kalimat dalam ayat 10 ini melukiskan sebuah paradoks spiritual: mujizat yang dilakukan Musa dan Harun tidak otomatis menghasilkan pertobatan Firaun. Firaun justru tidak mengindahkannya. Kita dapat melihat bahwa Allah juga bekerja melalui kehendak manusia, dalam pemberontakan Firaun, kuasa Allah tetap dinyatakan. Allah tidak meniadakan kehendak bebas manusia. Kisah ini merupakan sebuah pelajaran berarti untuk kita renungkan. Mungkin saja kisah Firaun adalah kisah kita pribadi yang kebal terhadap teguran Tuhan karena terpaku pada kekuasaan, kenyamanan atau takut kehilangan sesuatu. Tuhan akan tetap sabar menanti kita berbalik kepada-Nya. Kedua, permulaan segala bulan. Dalam Keluaran 12:2 dikatakan: Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu... dan Keluaran 12:5 menjelaskan: Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela... Kedua ayat ini menjelaskan tentang Paskah orang Ibrani. Bagi orang Ibrani, Paskah tidak sekadar suatu ritual. Paskah adalah penanda awal—sebuah permulaan segala bulan. Di sini sesungguhnya dijelaskan bahwa Allah tidak saja membebaskan bangsa Israel dari Mesir, tetapi Allah mengatur ulang seluruh waktu dan identitas bangsa Israel. Paskah adalah titik awal dari sejarah keselamatan umat Allah, yang dimulai dengan darah anak domba dan roti tak ragi lambang kecepatan, kepatuhan, dan penderitaan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda