Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 06 Februari 2025. Peringatan wajib St. Paulus Miki. Datang ke Bukit Sion (Ibr.12:18-19,21-24). “Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka. Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: ‘Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar.’ Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.” Penulis surat kepada orang Ibrani berbicara kepada orang-orang percaya bahwa mereka tidak sama dengan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama. Ketika di padang gurun bangsa Israel berdiri di hadapan gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala. Mereka mendengar bunyi sangkakala dan suara yang menakutkan karena mereka telah berdosa terhadap Yahweh. Mereka takut kehilangan hidup mereka. Musa pun merasakan ketakutan itu. Hal ini berbeda dengan pengalaman kedekatan orang-orang percaya dengan Tuhan. Kini, orang-orang percaya datang ke Bukit Sion. Mereka datang ke gunung dan kota Allah sebenarnya, tempat Allah berdiam. Di kota Allah, Yerusalem surgawi terdapat situasi kegembiraan, kemeriahan yang dilambangkan dengan beribu-ribu malaikat. Orang-orang percaya dapat sampai ke gunung Tuhan sebab mereka telah dikuduskan dengan darah Yesus Kristus. Dengan ini, penulis surat kepada orang Ibrani menyatakn bahwa orang-orang beriman, yang diselamatkan dan ditebus dengan darah Yesus Kristus akan hidup di hadirat Allah, bila mereka bersedia didik oleh Tuhan dalam kesukaran dan penderitaan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).
Renungan :
Kembali ke Beranda