Hati Maria, hati penuh sukacita
...

Hati Maria, hati penuh sukacita

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Sabtu, 28 Juni 2025. Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria. Hati Maria, hati penuh sukacita (Yesaya 61:9-11). 61:9 Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN. 61:10 Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya. 61:11 Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang ditaburkan, demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang diambil dari bacaan hari ini, Yesaya 61:9–11, dalam hubungannya dengan peringatan wajib Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria: Pertama, Hati Maria, hati penuh sukacita. Dalam ayat 10 dikatakan: “Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku...” Nabi Yesaya bernubuat tentang masa depan Israel sebagai keturunan yang diberkati Tuhan. Bacaan ini ditempatkan dalam perayaan hari ini untuk menyatakan kegenapan nubuat Yesaya dalam diri Bunda Maria. Bunda Maria adalah pribadi yang bersukacita karena ia mengenakan jubah keselamatan sejak awal kehidupannya. Hati Tak Bernoda Maria bersorak-sorai karena seluruh hidupnya adalah nyanyian syukur kepada Allah. Dalam Magnificat, Maria menyatakan sukacita yang sama seperti nabi Yesaya: jiwanya memuliakan Tuhan karena karya besar yang dilakukan oleh Tuhan di dalam dirinya. Peringatan ini mengundang setiap orang percaya untuk belajar bersukacita bukan karena hal duniawi, melainkan karena kasih dan rahmat Allah yang menyelimuti hidupnya. Kedua, hati Maria: tanah subur yang menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian. Dalam ayat 11, nabi Yasaya menulis: “Seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan... demikianlah Tuhan ALLAH akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa-bangsa.” Perikop ini menggambarkan karya Tuhan yang menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di tengah dunia, seperti tanah yang subur bagi benih kehidupan. Hati Tak Bernoda Maria adalah gambaran paling murni dari tanah yang demikian. Dalam keheningan dan ketaatannya, Maria menerima Sabda Allah dan membiarkan-Nya bertumbuh dalam dirinya hingga melahirkan Sang Kebenaran itu sendiri—Yesus Kristus. Di dalam Hati Maria, kita melihat contoh sempurna bagaimana hidup dalam kesetiaan dan keterbukaan kepada Allah dapat menghasilkan buah yang mulia bagi dunia. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda