Bermegah dalam kelemahan
...

Bermegah dalam kelemahan

Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Jumat, 20 Juni 2025. Bermegah dalam kelemahan (2 Korintus 11:21-30). 11:21 Dengan sangat malu aku harus mengakui, bahwa dalam hal semacam itu kami terlalu lemah. Tetapi jika orang-orang lain berani membanggakan sesuatu, maka akupun--aku berkata dalam kebodohan--berani juga! 11:22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham! 11:23 Apakah mereka pelayan Kristus? --aku berkata seperti orang gila--aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah lebih sering di dalam penjara didera di luar batas kerap kali dalam bahaya maut. 11:24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, 11:25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. 11:26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. 11:27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat kerap kali aku tidak tidur aku lapar dan dahaga kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, 11:28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. 11:29 Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? 11:30 Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.

Renungan :

Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, 2 Korintus 11:21–30: Pertama, pengorbanan seorang pelayan sejati. Dalam ayat 23-27, Paulus menggambarkan pengorbanannya sebagai seorang pelayan Kristus. Paulus tidak membanggakan gelar atau keberhasilan duniawi, tetapi justru penderitaan dan pengorbanannya dalam melayani Kristus. Berbagai penderitaan fisik dialaminya Paulus dicambuk, dipenjarakan, terancam bahaya banjir dan penyamun, mengalami kelaparan. Paulus menanggungnya dalam kesetiaannya sebagai pelayan Kristus. Pengalaman Paulus sesungguhnya menjelaskan kepada setiap orang percaya bahwa menjadi pelayan Kristus yang sejati tidak berjalan di jalan mulus penuh kenyamanan. Kesetiaan seorang pelayan dibuktikan melalui penderitaan. Pengorbanan merupakan tanda cinta sejati kepada Kristus dan umat-Nya. Kedua, bermegah atas kelemahan. Dalam ayat 28-30, Paulus menjelaskan kebanggannya atas kelemahannya. Paulus memilih untuk “bermegah atas kelemahan.” Paulus menunjukkan bahwa kepeduliannya terhadap jemaat, kepekaannya terhadap penderitaan orang lain, dan keterbatasannya sebagai manusia justru memperlihatkan kekuatan kasih karunia Tuhan dalam dirinya. Kelemahan bukan untuk disembunyikan tetapi dinyatakan untuk menunjukkan kekuatan Kristus. Paulus mengambil jalan yang berbeda dengan dunia ini. Dunia menuntut kesempurnaan dan pencitraan. Paulus mengajarkan bahwa Tuhan dimuliakan bukan ketika kita terlihat hebat, tetapi ketika kita jujur dalam kelemahan dan bergantung sepenuhnya pada-Nya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda