Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 9 Juni 2025. Pesta Wajib Santa Perawan Maria Bunda Gereja. Makna kehadiran Santa Perawan Maria dalam sejarah keselamatan (Kejadian 3:9-1520). 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: Di manakah engkau? 3:10 Ia menjawab: Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang sebab itu aku bersembunyi. 3:11 Firman-Nya: Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu? 3:12 Manusia itu menjawab: Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. 3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: Apakah yang telah kauperbuat ini? Jawab perempuan itu: Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan. 3:14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. 3:20 Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Renungan :
Hari ini kita merenungkan peran istimewa Santa Perawan Maria sebagai Bunda Gereja, dalam terang kisah kejatuhan manusia pertama dalam Kitab Kejadian. Di tengah kisah dosa dan kesalahan, Allah tetap menunjukkan kasih-Nya kepada manusia dan menjanjikan keselamatan. Dua pokok permenungan yang dapat menolong kita memahami makna kehadiran Santa Perawan Maria dalam sejarah keselamatan berdasarkan bacaan hari ini, Kejadian 3:9–15, 20: Pertama, Maria, Hawa Baru: jalan menuju ketaatan dan keselamatan. Dalam Kejadian bab 3 dikisahkan tentang kejatuhan manusia pertama Adam dan Hawa. Hawa menjadi simbol kejatuhan karena ketidaktaatan. Dalam situasi kejatuhan ini, Allah tetap mencintai manusia dan atas dasar cinta itu Allah menjanjikan keturunan dari seorang perempuan yang akan menghancurkan kuasa dosa (Kej. 3:15). Janji ini digenapi dalam diri Santa Perawan Maria. Santa Perawan Maria menjadi Hawa baru — bukan pembawa dosa, tetapi pembawa Sang Penebus. Melalui ketaatannya kepada kehendak Allah, Santa Perawan Maria membuka jalan bagi karya keselamatan.Kembali ke Beranda