Tatapan yang tertuju ke surga
...

Tatapan yang tertuju ke surga

Selamat pagi, selamat hari Minggu dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Minggu, 1 Juni 2025. Minggu Paskah VII. Tatapan yang tertuju ke surga (Kisah Para Rasul 7:55-60). 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. 7:56 Lalu katanya: Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah. 7:57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 7:58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. 7:59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. 7:60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka! Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

Renungan :

Bacaan pertama hari ini mengisahkan kesaksian dan kemartiran Stefanus. Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 7:55-60: Pertama, tatapan yang tertuju ke surga. Pada ayat 55 tercatat pernyataan ini: “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” Dalam penderitaan yang paling hebat, Stefanus mengarahkan pandangannya ke langit. Mata rohaninya tetap tertuju kepada Allah. Stefanus tidak tergoyahkan oleh amarah, kekerasan, keberingasan yang terus berproses merenggut nyawanya. Sebaliknya, Stefanus justru mendapatkan penglihatan ilahi: Yesus berdiri menyambutnya. Dalam Roh Kudus, Stefanus dimampukan untuk melihat kemuliaan surgawi, yang melampaui penderitaan duniawi. Pengalaman Stefanus merupakan panggilan bagi setiap orang percaya untuk tetap setia dalam penderitaan, bertekun saat menghadapi kesulitan sehingga tidak kehilangan iman. Kedua, kasih yang mengampuni. Ketika ajal menjemputnya, Stefanus mengampuni mereka yang merajamnya. “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” (ayat 60). Inilah permohonan terakhir yang disampaikan Stefanus kepada Tuhan. Doa ini telah terlebih dahulu diucapakan Yesus dari atas salib: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34). Stefanus belajar dari Sang Guru, Tuhan yang tersalib dan bangkit dengan jaya. Stefanus belajar untuk tidak membalas kekerasan, kekejaman dengan kutukan atau kebencian, melainkan membalasnya dengan pengampunan. Stefanus menunjukkan kematangan iman dalam bersaksi, dalam kemampuan untuk mengasihi musuh dan menyerahkan penghakiman kepada Allah. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).

Kembali ke Beranda