Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Kamis, 8 Mei 2025. Peran pembimbing rohani (Kisah Para Rasul 8:26-40). 8:26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza. Jalan itu jalan yang sunyi. 8:27 Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. 8:28 Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. 8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu! 8:30 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu? 8:31 Jawabnya: Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. 8:32 Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. 8:33 Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. 8:34 Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain? 8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. 8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: Lihat, di situ ada air apakah halangannya, jika aku dibaptis? 8:37 (Sahut Filipus: Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh. Jawabnya: Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.) 8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. 8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. 8:40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 8:26-40. Bacaan yang cukup panjang, yang mengisahkan kesediaan Filipus dalam mendengarkan bimbingan Roh Kudus untuk mendampingi dan membaptis seorang sida-sida, seorang pembesar dan bendahara dari negeri Etiopia. Pertama, mendengar dan taat pada bimbingan Roh Kudus. Dalam ayat 26 – 28 dijelaskan sikap kesiapsediaan Filupus dalam mendengarkan dan taat kepada perkataan malaekat Tuhan dan tunduk pada bimibngan Roh Kudus. Dalam kisah ini, Filipus tidak bertanya, tetapi langsung melakukan apa yang diminta daripadanya. Hal ini menunjukkan bahwa Filipus memiliki keterbukaan hati dan kesiapsediaan untuk dipakai Tuhan dalam situasi apa pun. Keterbukaan hati dan kesiapsediaan merupakan kunci dalam menjalani panggilan pelayanan, waluapun situasi yang dihadapi tidak jelas atau tampak tidak menjanjikan secara manusiawi. Kedua, peran pembimbing rohani. Dalam ayat 30-35 dijelaskan bagaimana Filipus mendekati dan menemukan sida-sida Etiopia yang sedang membaca Kitab Nabi Yesaya. Sida-sida itu mengakui bahwa ia tidak dapat memahami isi bacaan tanpa bimbingan. “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” (ayat 31). Kisah ini menunjukkan dan bahkan menekankan betapa pentingnya peran pendampingan rohani, pengajaran, dan komunitas iman dalam memahami firman Tuhan. Perelu dipahami bahwa Injil bukanlah sekadar teks yang dibaca secara pribadi. Injil merupakan pewahyuan yang hidup dan diteruskan dalam relasi Tuhan dan umat-Nya yang membutuhkan pendampingan dari para pembimbing, atau guru iman, atau sesama yang lebih dahulu berjalan bersama Kristus. Pengalaman mereka akan Kristus memperkaya dan menguatkan iman yang baru dan sedang bertumbuh. Setiap orang percaya diundang untuk menjadi pembimbing bagi sesamanya agar dapat berjalan bersama dalam komunitas iman yang benar. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda