Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Rabu, 7 Mei 2025. Kesetiaan dalam penderitaan membawa sukacita besar (Kisah Para Rasul 8:1-8). 8:1 Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. 8:2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. 8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. 8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. 8:6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. 8:7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. 8:8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 8:1-8 adalah: Pertama, tantangan dan kesulitan merupakan kesempatan untuk mewartakan Injil. Dalam ayat 1-4 dikisahkan bahwa setelah kematian Stefanus jemaat dianiaya dengan sangat hebat, menyakitkan, akan tetapi dalam situasi yang amat genting itu arta Injil tersebar ke luar dari Yerusalem ke Yudea dan Samaria. Apa yang tampak sebagai kekalahan atau kehancuran, dalam rencana Allah menjadi alat penyebaran kabar keselamatan. Peristiwa ini merupakan sebuah pewahyuan bahwa penderitaan atau tekanan tidak selalu berarti kehancuran. Tuhan dapat memakai situasi sulit untuk memperluas karya-Nya dalam dan melalui kita. Kita diajak untuk melihat penderitaan bukan hanya sebagai beban, tapi juga sebagai kesempatan untuk bertumbuh dan bersaksi. Kedua, kesetiaan dalam penderitaan membawa sukacita besar. Tekanan dan penganiayaan yang dilakukan Saulus di Yerusalem menghantar Filipus ke Samaria. Di sana Filipus dengan penuh semangat dan setia mewartakan Kristus yang bangkit. Kesetiaan Filipus dalam mewartakan Kristus menghasilkan buah: banyak orang disembuhkan, dilepaskan dari roh jahat, dan kota dipenuhi dengan sukacita (ayat 7–8). Kesetiaan dalam panggilan, meskipun menghadapi tantangan, akan mendatangkan sukacita sejati, baik bagi kita maupun bagi orang lain. Tuhan bekerja melalui keberanian kita untuk tetap membawa terang di tengah kegelapan. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda