Selamat pagi dan salam jumpa dalam Sari Firman: Memotivasi Diri, Senin, 5 Mei 2025. Kesetiaan dalam perwartaan (Kisah Para Rasul 6:8-15). 6:8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. 6:9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, 6:10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. 6:11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah. 6:12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. 6:13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, 6:14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita. 6:15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Renungan :
Dua pokok permenungan yang dapat diambil dari bacaan hari ini, Kisah Para Rasul 6:8–15: Pertama, kesetiaan dalam pewartaan. Dalam ayat 8 dikatakan: “Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak”. Mujizat dan tanda yang dilakukan Tuhan melalui Stefanus, pertama-tama menunjukkan iman dan kesetiaan Stefanus pada Tuhan kedua melalui keduanya Stefanus mewartakan kemuliaan Tuhan yang bangkit. Tuhan mempersenjatai Stefanus dengan karunia dan kuasa, yang memampukannya untuk teguh bertahan dalam iman dan pewartaan walaupun ditantang dan difitnah. Stefanus memberikan keteladanan kesetiaan dalam pewartaan bagi setiap orang percaya. Dunia memang tidak selalu ramah terhadap kebenaran, keadilan dan cinta, namun iman dan kesetiaan pada Tuhan sanggup mengalahkan dunia. Kedua, kemuliaan Allah terpancar dari wajah orang yang dipenuhi Roh Kudus. Dalam ayat 15 digambarkan bagaimana wajah Stefanus sama dengan wajah malaekat: “Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat”. Menariknya, muka seperti muka malaekat itu dilihat oleh semua orang yang ada dalam Mahkamah Agama. Muka seperti muka malekat merupakan tanda kehadiran dan kemuliaan Allah yang menyelimuti Stefanus. Pengalaman Stefanus ini, menyakinkan setiap orang percaya bahwa siapa yang hidup dalam Roh dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan melalui dirinya, bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Sekali lagi, hal ini terjadi sebab kehadiran dan kemuliaan Tuhan menyelimutinya. Salam, doa dan berkat Allah Tritunggal Mahakudus menyertaimu semua (Norbert Labu, Pr).Kembali ke Beranda